HOPE bagian kelimabelas

1.9K 111 1
                                    

*-Author POV-*

Rayhan menggeram keras saat kepalanya terbentur dengan meja saat ia berusaha mengambil laporan anak buahnya yang jatuh ke kolong meja kerjanya.

Kepalanya terasa berat karena ia tidak memiliki tangan kanan lagi. Riska sudah tidak bisa ia percayai dengan ini semua, karena pada dasarnya Rayhan tidak pernah ingin membagikan rahasianya lagi kepada kekasih anaknya sendiri.

Rayhan takut Riska akan membocorkan pekerjaannya yang selama ini selalu saja ia rahasiakan kepada anak sematawayangnya itu.

Namun, jika saja boleh jujur, Rayhan memang merasakan penderitaan tanpa adanya Riska di ruang kerjanya. Karena sesungguhnya gadis tomboy dengan usia mudanya itu sangat cerdas dan sangat membantu dengan semua pekerjaan yang semakin memberat ini.

Keamanan di setiap perbatasan di Indonesia menjadi sangat ketat dan Rayhan sudah sangat kesulitan untuk menyebarkan senjata rakitannya ke luar negeri. Ricky juga kesulitan untuk berpikir sendiri karena lelaki itu selalu saja membagi pemikiran ataupun strateginya dengan Riska.

Semua membutuhkan Riska. Gadis tomboy dengan IQ meroket tinggi itu memang sedang sangat dibutuhkan didalam situasi seperti ini. Rayhan tersenyum samar saja saat ia mengingat strategi pemasaran Riska yang selalu saja membuatnya menjadi takjub. Ternyata anaknya itu memiliki IQ ibunya yang tinggi.

"Ayah" lamunan Rayhan tentang seberapa hebatnya Riska hancur seketika saat terdengar suara parau Fitri yang mendekat ke arahnya. Fitri terduduk di depan Rayhan disertai dengan jari-jari tangan yang memaut satu sama lain "Aku mau Ayah menjauh dari Riska, aku nggak sanggup liat dia luka lagi kaya gitu karena Ayah" ujarnya dengan disertai nada permohonan didalam ucapannya.

Rayhan menuangkan anggur merah ke dalam gelas kecil lalu meminumnya dengan cepat "Ayah tidak bisa menjauhi Riska" ia menuangkan kembali anggur merah nya ke gelas dan kemudian meminumnya secepat yang ia bisa "Dia juga anakku"

Fitri tersentak, punggungnya yang sedari tadi membungkuk karena takut kepada Rayhan kini menjadi tegap dan keras karena tidak percaya "Ma.. maksud ayah?" tanya Fitri dengan gugup. Ekspresi gadis itu menandakan kalau ia kaget dengan apa yang Rayhan ucapkan, dan alis-alis yang terangkat itu membuktikan kalau ada tanda tanya besar di dalam kepala cantiknya.

Rayhan menarik napas panjang, ia mengambil bolpoin lalu memainkannya diantara tiga jari kanannya seperti sedang memainkan puntung rokok.

Lelaki senja berbadan tegap dengan disertai wajah tegas itu terfokus pada satu titik pandang, dan Fitri mulai khawatir karena Rayhan bukan menatap kepadanya "Dulu sekali, ayah pernah melakukan hal bodoh saat mengira ibumu tidak dapat menghasilkan keturunan untuk ayah. Ayah jatuh cinta dengan gadis lain, gadis yang sangat cantik, kuat, tegas, pintar, dan egois persis seperti Riska. Ayah sempat melakukan hubungan intim dengannya, dan disaat dia memberitahu ayah kalau dia sedang mengandung dengan umur kandungan yang sudah lama, ibumu mengandungmu" jelasnya tanpa mengambil napas lain.

Fitri tertunduk lemah saat ia merasakan beban sakit menusuk punggungnya dengan tiba-tiba "J..jadi, selama ini.. aku mencintai saudaraku sendiri?" ujar Fitri dengan nada tidak percaya. Rayhan mengangguk sebagai jawaban, dan jawaban itu adalah jawaban yang paling tidak ingin didengar ataupun diketahui oleh Fitri.

"Itu sebabnya mengapa ayah tidak ingin kau mencintainya" lanjut Rayhan seraya berdiri dan membuka lubang dibalik lemari kecil yang menempel di dinding ruang kerjanya. "Mungkin kau tidak pernah menyangka jika Riska adalah kakakmu. Tapi kau akan lebih tidak mempercayai ini"

Rayhan menaruh lima jarinya di antara layar datar yang menempel di tembok dan secara tiba-tiba tembok kosong yang hanya dihiasi dengan kaca tebal itu bergeser dan membukakan sebuah ruangan cukup besar didalamnya.

Fitri menganga dibuatnya. Tidak percaya, takut dan juga rasa ingin tahu berkecimbuk didalam dirinya saat ini. "Saat kau masuk kedalam sini, sidik jarimu akan otomatis bisa membuka akses ruangan ini, dan kau akan mengetahui siapa kami sebenarnya" ujar Rayhan dengan senyum tipis terpahat jelas dibibir tipisnya yang sedikit kehitaman.

Hal pertama yang dapat dilihat oleh sepasang mata hazel milik Fitri adalah sebuah layar besar yang dipenuhi dengan grafik-grafik memusingkan yang bahkan membuat Fitri mual saat ia melihatnya. Ia juga melihat ada peta dunia dimana Vietnam, Indonesia, Singapore, Thailand, Malaysia, Timor Timur, dan Brunei Darussalam dibedakan dengan warna hijau.

Rayhan berdiri tegap didepan layar besar yang menempel di dinding sana, ia meletakkan jarinya di pulau Jawa Indonesia, tepat di tempat yang sedang mereka singgahi sekarang "Inilah pekerjaan ayah sebenarnya. Ayah memasok senjata illegal ke berbagai pelosok dunia. Kau bisa melihat ada garis warna merah diberbagai tempat?" ujarnya yang mana mendapat anggukan dari Fitri

Rayhan tersenyum menungging dan mulai melanjutkan "Itu adalah jalur yang tidak bisa ayah lewati. Negara-negara dengan warna hijau disana adalah negara yang paling sering mengeluar masukkan senjata illegal, dan pemimpin negara-negara besar itu adalah ayah. Itu sebabnya ayah memiliki peta ke seluruh akses untuk penjualan senjata. Michael, Ricky dan juga kekasihmu Riska membantu ayah untuk mengelola ini semua. Namun kemudian, Riska menghindar dari pekerjaan ini dan ia lebih memilih untuk bersama dengan mu. Ayah memerlukan dia untuk merancang strategi. Dia adalah gadis pintar dengan segala taktik dan bualnya yang menakjubkan. Tapi dia memutuskan untuk pergi. Ada alasan mengapa ayah baru memberitahukanmu hal ini. Ayah tahu suatu saat nanti pekerjaan ayah akan terbongkar, dan ayah berfikir lebih baik ayah sendiri yang memberitaukannya kepadamu" lelaki senja itu kemudian terduduk didepan meja, mengeluarkan senjata laras panjang dengan design indah yang memukau.

"Ini adalah salah satu senjata rancangan kekasihmu. Beritahu dia ayah sedang membutuhkannya. Pekerjaan ini harus tetap berlanjut, ayah tidak akan bisa menghidupimu jika dia berhenti mengeluarkan pendapat dan strategi cerdiknya"

Fitri tertawa reyah. Bukan tawa bahagia seperti apa yang biasa ia perdengarkan kepada Rayhan, melainkan tawa meremehkan dan tawa tidak percaya "Lebih baik aku mati daripada harus menerima uang dari hasil ini semua" jawab Fitri dengan nada menentang dan tidak terima.

Nada itu bukan menjadi ancaman bagi Rayhan, melainkan menjadi hiburan renyah "Jika kita berhenti mengoperasikan bisnis ini dengan tiba-tiba, negara-negara yang memerlukan pasokan senjata kita akan membantai kita habis-habisan dengan senjata rancangan kita sendiri. Maka dari itu ayah memintamu untuk mengajak Riska kembali ke bisnis yang sudah hampir bobrok ini"

Bahu Fitri bergetar hebat karena ketakutan, gadis itu tidak mungkin membiarkan ayah dan kekasihnya menjadi penjual senjata illegal dimana mereka berkemungkinan besar akan tertangkap oleh penegak keamanan Indonesia, namun ia lebih tidak bisa membuat ayah, kekasihnya, dan para butler-butler yang sudah menjaganya sejak kecil itu di bantai begitu saja oleh negara-negara sialan itu.

Apa yang harus Fitri lakukan sekarang?

*****

Riska Pramita Tobing

Note:

Btw, saya mau berterimakasih banget bagi semua yang udah ngirimin saya kritik dan juga saran. Keep it up ya gaees, soalnya saya butuh pendapat dari kalian juga biar saya bisa bikin ceritanya sesuai dengan apa yang kalian pengen :)

Oh ya, saya punya short story. Judulnya Bird Of Prey. Dibaca yaaaa :D

HOPE (COMPLETED)Where stories live. Discover now