HOPE bagian Kesatu

7.6K 256 10
                                    

Multimedia: Fitri Rayhan Saputri

*-Author POV-*

Riska mengacak rambut pendeknya yang tebal dan berwarna hitam legam dengan handuk kecil berwarna putih.

Sambil bersiul kegirangan, dia berjalan perlahan menuju kamarnya dan kemudian mengambil selembar terusan ringan berwarna abu-abu untuk dipakainya hari ini.

Biasanya, di hari libur seperti ini, Riska akan jogging atau malah kembali tidur karena perasaan malas yang mendera.

Namun, hari ini gadis tomboy itu sudah berisap-siap akan mengunjugi teman sebayanya sebagai bentuk perkenalan agar lebih akrab lagi terhadap satu sama lainnya.

Hari sabtu kemarin, semua siswa di dalam kelasnya mengusulkan agar melaksanakan pertemuan di salah satu tempat rekreasi menyenangkan yang ada di kota asri yang indah ini.

Dan semua orang datang kesana. Termasuk Riska yang tengah menatap pantulan bayangannya sendiri yang hanya mengenakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu polos yang sedikit kebesaran di tubuhnya yang tegap, tinggi dan sedikit berisi.

Sesekali, gadis tomboy itu memilih pakaian lain karena ia merasa tidak srek dengan pakaian yang ia kenakan sekarang.

Namun, pada akhirnya Riska memakai baju itu karena temannya sudah mulai menghubungi dalam chat whatsap agar segera berangkat karena takut tempat rekreasinya penuh oleh banyak orang yang akan segera berkunjung.

Dengan cekatan, Riska langsung mengambil satu buah jaket hitam beserta satu topi dan kaca mata untuk melengkapi dandanannya yang cukup sederhana namun tetap terlihat trendy.

Setelah berpamitan kepada sang Ibu, Riska segera memarkir motor gigi sederhananya dengan kedua kakinya yang panjang.

Dengan mudahnya, ia mengeluarkan motor sambil tak lupa mengucapkan salam perpisahan yang di jawab dengan senyum sekaligus balasan salam berpesan "Hati-hati" dari Ibunya yang memperlihatkan keberangkatannya.

Karena tempat tinggal Riska sedikit jauh dari tempat tujuan, Riska jadi agak mempercepat laju motornya karena ia takut teman-temannya sudah menunggu dan akan merajuk jika dia datang terlambat sendirian dan mengganggu kegiatan yang akan mereka lakukan nantinya.

Di tengah-tengah jalan, Riska melihat sosok cantik yang sedang menempelkan ponsel di telinga kanannya lengkap dengan memasang tampang yang cemas.

Karena Riska merasa pernah melihat gadis itu, akhirnya ia mendekat sambil memelankan laju motornya yang tadi berlaju cepat.

Saat jarak mereka semakin mendekat, Riska berdecak karena penglihatannya tidak salah.

Gadis itu adalah Firti Rayhan Saputri, salah satu temannya di sekolah. Jadi Riska tidak perlu menyesal karena ia telah menepi. Karena sekarang ia bisa membantu salah satu temannya yang tampak sangat bersusah hati.

Sambil membuka helm hitamnya yang menemplok di atas kepala, Riska turun dari motornya yang sudah berada di bahu jalan.

"Hey!!" sapa Riska tepat pada sosok gadis cantik yang sedang menampakkan tampang cemasnya dan tanpa henti bolak-balik dari satu sisi ke sisi yang lain.

Saat pandangan mereka bertemu, Fitri langsung tersenyum sumbringah sampai menampakkan lesung pipi dan juga gingsul manis yang terpeta jelas di wajah cantiknya yang imut.

Gadis itu mendesah lega sambil lalu memasang senyum penuh harapan seperti telah menemukan secercah cahaya di dalam kegelapan

Dengan senyumnya yang terlalu merekah, ia berkata "Syukurlah aku bisa ketemu sama kamu, Ris. Aku nggak tahu harus gimana..." ujarnya masih dengan nada khawatir yang kentara sangat jelas di dalam suaranya dan cara bicaranya yang cepat.

HOPE (COMPLETED)Where stories live. Discover now