HOPE bagian Keenam

2.6K 142 12
                                    

*-Author POV-*


Fitri mengaga tidak percaya. Apa-apaan ini? Kenapa Michael lebih patuh kepada Riska dibandingkan kepada dirinya sendiri yang adalah anak dari seorang Rayhan yang benar-benar dihormati dan disegani oleh lelaki itu? Kenapa Michael justru melipat kedua kakinya dan berlutut di hadapan Riska yang sedang menguarkan senyum iblis itu?

Dengan geram, Fitri menendang betis Michael sekuat yang ia bisa meskipun tenaganya hanya sebatas sekitar 0,2 dari tenaga Michael atau mungkin saja tenaga Riska. Ia sudah benar-benar murka sekarang.

"Aku benci sama kamu, Riska!" geram Fitri di dalam hatinya. Gadis itu hanya bisa merengut "Pergi kamu!" sambil tidak lupa untuk mengusir Michael menjauh karena lelaki berbadan besar itu ternyata takut dengan Riska.

Fitri jadi penasaran dengan siapa sih sosok Riska di mata Michael sampai lelaki itu berlutut dan memberikan hormat kepada Riska, padahal kan biasanya ia melakukan itu hanya kepada ayahnya dan juga dirinya sendiri. Jadi kenapa ia juga berlutut dan menghormati Riska sebagaimana ia menghormati Fitri dan Rayhan? Siapa sebenarnya Riska ini?

Meskipun geram karena Fitri tidak berhasil mengusir Riska dari dalam kamarnya, gadis itu tetap saja berusaha tampak sesopan mungkin dengan menyiapkan pakaian ganti untuk Riska tidur nanti, karena biar se-menyebalkan apapun gadis tomboy itu tetap temannya kan?

Dan jangan lupakan posisi dia yang sekarang tengah menjadi tamu. Ingat ada pepatah mengatakan kalau 'tamu adalah raja?' nah, Fitri hanya ingin menerapkan pepatah itu sekarang. Jadi biarkan saja Riska menginap di sini satu malam. Lagipula, ayahnya tidak bisa menemani ia tidur malam ini, jadi ia akan bisa berlindung pada Riska jika saja ada sesuatu yang ditakuti Fitri saat gadis itu tertidur nanti. Benar kan?

Manfaatkan apa yang ada, dan jangan di sia-siakan. Tidak apalah. Anggap saja ini malam ujian bagi Fitri. Ia akan berusaha tabah meskipun memang Fitri adalah gadis yang sulit untuk bertabah hati.

Riska terlihat memeluk bantal dengan kedua kakinya, ia terlihat sangat kelelahan dan mengantuk. Padahal ini baru saja pukul 19:48. Fitri saja belum merasa kantuk sedikitpun. Mungkinkah Riska kelelahan hanya karena ia berkumpul tadi? Ah tapi mana mungkin?

Fitri jadi kasihan saat melihat Riska menggisik-gisik matanya persis seperti seorang bayi yang berusaha menahan kantuk. Ia terlihat menggemaskan hanya karena ia bertingkah laku seperti itu. Coba saja gadis tomboy itu tidak berbuat hal-hal aneh seperti yang tadi mereka alami, mungkin Fitri tidak akan perlu merasa takut kepada sosok Riska yang ternyata masih seperti bocah.

Pada akhirnya, Fitri luluh juga karena ia melihat tingkah Riska yang menggemaskan, gadis cantik itu kemudian menghampiri Riska untuk menyerahkan satu kaus oblong tanpa lengan dan sebuah celana pendek berwarna hitam. Namun, belum sempat Fitri menyerahkan kaus beserta celana itu, Riska sudah mulai terlelap sambil tidak lupa masih menggisik matanya berkali-kali.

"Dasar" ujar Fitri seraya menyelimuti Riska yang tertidur dengan menggunakan celana jeans ketat dan kaus abu-abu yang seharian ini di pakai olehnya.

Sambil terkekeh kecil, Fitri melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan berganti baju serta tidak lupa menggossok gigi, dan juga mencuci tangan dan kaki. Fitri memang selalu seperti itu sejak ia kecil. Semua tata tertib yang di buat oleh Rayhan selalu dipenuhinya.

Ya!! seperti apa yang ia lakukan sekarang. Hanya aturan-aturan kecil soal sopan santun, kebersihan, dan beberapa peraturan lainnya yang sedikit berlebihan seperti tidak boleh memiliki kekasih jika dia belum mencapai angka 18 tahun

Tak apalah, lagipula Rayhan pasti memiliki alasan untuk semua aturan-aturannya. Dan lagi, Fitri juga belum pernah menemukan satu sosok lelaki pun yang ia sukai sedari dulu. Ia mungkin memang sudah pernah kencan dengan satu atau dua laki-laki secara diam-diam. Namun pada akhirnya para lelaki itu selalu saja mundur jika mereka di ajak untuk menemui Rayhan.

Fitri tidak pernah tahu mengenai apa kesalahan keluarga Rayhan sehingga ia harus selalu di waspadai oleh banyak orang, Rayhan juga berkata seperti itu. Fitri ingat betul saat ia baru masuk ke sekolah dasar pada saat ia berumur enam tahun, ia mendapatkan petuah dan wejangan-wejangan mengenai jangan mudah mempercayai orang lain.

Fitri bahkan sudah sangat lelah sekali dengan semua nasihat-nasihat para pengawalnya.

Fitri juga tidak pernah tahu kenapa ia harus di jaga oleh para pengawal berbadan besar dan bertampang menyeramkan itu kemana-mana. Rayhan tidak pernah ingin mengungkapkan alasannya kepada Fitri.

Pernah sekali Fitri bertanya kepada Rayhan mengenai para pengawal yang selalu saja berada di sekitar mereka berdua, tapi Rayhan malah marah dan menyentak Fitri dan menyuruh gadis itu untuk tidak pernah menanyakan apapun yang mengenai pekerjaan Rayhan ataupun kehidupan pribadi Rayhan -termasuk para pengawal itu.

Sejak kecil, Fitri tidak pernah mengetahui ibu kandungnya, karena sang ibu meninggal dunia bebarengan saat ia melahirkan Fitri ke dunia. Ia tidak pernah menemukan satu foto pun dari ibunya sendiri, ia tidak mengetahui bagaimana sosok sang ibu.

Itu sebabnya Fitri jadi gadis yang sangat pendiam dan penutup. Karena Rayhan melarangnya untuk mempercayai sembarangan orang, dan Rayhan juga melarangnya untuk berteman dengan sembarangan orang. Ia tidak pernah tahu bagaimana rasanya berteman dengan bebas seperti apa yang selalu dilihatnya di sekolahan. Karena ia pasti saja akan selalu di buntuti oleh para anjing kekar yang bisa bicara itu kemanapun. Itu artinya, Fitri tidak akan bisa berteman dengan siapapun di dunia ini kecuali dengan se izin Rayhan.

Jadi, jangan salahkan Fitri jika ia tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya kecuali Rayhan dan Michael tentunya. Kehadiran Riska ke dalam kehidupannya tidak pernah terduga-duga sebelumnya.

Karena jika saja boleh jujur selama mereka berada di satu sekolah dan satu kelas yang sama satu bulan terakhir, ia tidak pernah sekalipun berbicara dengan Riska. Mereka bahkan tergolong orang yang acuh dan bahkan mungkin tidak peduli terhadap satu sama lainnya.

Keduanya adalah sosok yang sama-sama pendiam, sama-sama tertutup dan sama-sama tidak tertarik dengan kehidupan remaja masa kini yang memiliki pemikiran bodoh mengenai 'masa muda yang tidak akan terulang kembali'.

Memang benar masa muda tidak akan terulang kembali, tapi bukan berarti saat kita muda kita harus terus-terusan bersenang-senang kan? Justru karena masa muda tidak akan pernah terulang, maka dari itu Fitri lebih memilih untuk menyusun masa depannya sebaik mungkin dengan memanfaatkan masa mudanya sebagai waktu untuk merancang semua masa depannya.

Namun ternyata saat ia bertemu dengan Riska, ia bisa merasakan sedikit rasa tertarik untuk berteman dengan gadis tomboy itu. Ia sangat unik, cerdas, berani, bertanggungjawab, dan juga sangat mengerti.

Fitri jadi terpikirkan terus dengan semua bantuan Riska dari semenjak Fitri tidak bisa menyalakan motor bodohnya sendiri.

Ternyata memiliki teman itu menyenangkan.

*------*

Riska Pramita Tobing.

HOPE (COMPLETED)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें