4. Sisi Kejam Fiona

7.5K 732 32
                                    

Bangun tidur Fiona langsung tertuju pada jaket Alden yang kemarin dia pakai. Wangi parfum Alden masih melekat walau sudah bercampur dengan bau badannya. Aroma Leather yang kuat memberikan kesan maskulin dan mewah. Fiona langsung menyukainya.

Fiona berencana memakai jaket itu hari ini untuk ke sekolah. Kebetulan pagi ini cuaca lumayan dingin. Fiona tidak peduli jika nanti orang-orang menatapnya aneh karena dia tidak pernah memakai pakaian cowok sekalipun itu kasual.

Mengingat Alden, Fiona jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya nanti saat latihan. Kejadian kemarin masih membuatnya bertanya-tanya meski Fiona tahu dia tidak akan mendapat jawaban. Alden terlalu sulit ditebak.

***

"FIONA!!!" Ica berteriak heboh di ujung koridor saat melihat Fiona datang. Perempuan itu berlari menghampiri Fiona.

"Kenapa lo teriak-teriak?" tanya Fiona.

"Lo udah tau?"

Fiona mengernyit. "Tau apa?"

"Satu sekolah ngomongin tentang perselingkuhan Kevin sama Risa. Di mading ada foto mereka, dan lo dicap udah dicampakin Kevin!" Ica sedikit tersulut emosi.

Namun alih-alih terkejut, Fiona justru biasa saja. "Oh."

Ica ternganga. "Oh? Itu doang reaksi lo?"

Fiona berjalan mendahului Ica menuju kelasnya. "Gue udah tau, dan gue yang suruh orang buat pasang foto mereka di mading."

"Wow!" Ica membuntuti Fiona. "Lo enggak sakit hati, Na?"

Fiona menyunggingkan senyum miring. "Sakit hati, lah! Tapi lo tau apa risiko buat orang yang udah khianatin gue?" Fiona berbalik menghadap Ica. "Rasa malu yang melebihi kematian."

Mungkin Fiona terlihat baik hati. Namun sesekali dia rela menjadi jahat. Selama dia bisa melampiaskan rasa sakit hatinya, sekalipun menjadi iblis dia tidak keberatan.

***

"Sayang, please aku bisa jelasin semuanya sama kamu."

Begitu sampai di kelas, Fiona mendapati Kevin berdiri di depan kelasnya—menunggunya.

"Emang kamu mau jelasin apa? Aku enggak tau maksud kamu," sahut Fiona. Wajahnya menatap Kevin dengan sorot bertanya dan tidak lupa tersenyum kecil.

Kevin kebingungan. "Kamu ... kamu belum?'

"Oh, tentang kamu sama Risa? Emang kalian kenapa?" Fiona berusaha memancing Kevin.

"Aku sama Risa enggak ada apa-apa. Beneran. Foto yang di manding, itu semua palsu!"

"Tali sepatu kamu." Fiona berjongkok, membantu Kevin membetulkan simpul tali sepatunya. Adegan ini seperti ada yang salah saja. "Biar aku benerin."

Kevin terlihat salah tingkah karena tindakan Fiona. "Fiona enggak perlu."

Fiona kembali berdiri. Menatap Kevin dengan pandangan ... meremehkan. "Sayangnya, aku sendiri yang foto kamu sama Risa waktu kalian berduaan, mesra-mesraan, dan masuk ke hotel." Fiona menginjak sepatu Kevin kuat-kuat hingga membuat pria itu berteriak kesakitan.

Sedikit berbohong mungkin tidak apa-apa. Bukan Fiona sendiri yang membidik foto mereka, tetapi Sasa yang sudah dia bayar.

"Gue emang suka sama lo. Gue kejar-kejar lo. Dan lo cukup pintar buat ngambil kesempatan emas. Nembak gue, padahal lo aja enggak suka sama gue. Lo cuma suka sama duit gue. Padahal gue mau kasih lo sepuluh emas batangan andai lo setia dan enggak main belakang, tapi lo justru pilih cewek yang bahkan enggak bisa kasih lo satu emas batang aja." Kata-kata Fiona begitu tajam dan menusuk.

Imperfect CoachWhere stories live. Discover now