Nona Merah Muda || 06 - Rechute

40 6 0
                                    

Tubuh orang memiliki reaksi yang berbeda-beda. Apalagi ... hatinya.

Selain escargot, wanita pecinta merah muda itu juga alergi dengan keju. Semua jenis keju. Baik cheddar, mozarella, tomme, crankal, edam, parmesan, brie, brocciu, bahkan blue cheese sekalipun.

Sebenarnya rugi menjadi orang Perancis yang alergi keju— di saat sudah tercatat, orang Perancis merupakan pemakan keju terbanyak sepanjang tahun, 24 kg pertahunnya rata-rata. Secara, selain gudangnya anggur di Bordeaux. Ada juga gudang keju yang berasal dari Pas la de Calais, sebuah desa penghasil keju terbesar dari Perancis. Juga ada beberapa desa lainnya yang tak kalah dengan hasil cheese yang beragam jenis. Poin lainnya lagi, hampir 80% keju sudah seperti nyawa bagi hidangan ala negara yang terletak di benua Eropa itu.

Dan untuk yang satu ini, Juliette sangat yakin kakaknya pasti lupa. Manda si ceroboh tidak pernah kapok berurusan dengan keju!

"Apalagi?" Manda mendengkus tidak senang, melempar tatapan risih pada Juliette yang kembali ke arahnya.

Apa Manda sudah mengatakan jika Juliette spesies makhluk bernapas yang cerewet? Jika belum..., ya, itulah Juliette White. Gadis muda yang super cerewet dengan gaya serampangan.

"Kau tidak melupakan sesuatu lagi, bukan?" Juliette memandangi Manda dan hamparan makanan di atas meja panjang— yang tengah dipunggungi sepupunya– bergantian. "Selain larangan escargot?" Lalu ia mengeluarkan wajah selidik yang kentara.

"No cheese here. Mulai saja sana tugasmu sebagai tukang foto gratis," ketusnya mengusir Juliette. "Aku masih bisa mengurusi diri. Jangan cerewet."

"Eh, hai, Eugene." Manda menatap penuh keramah-tamahan ke arah di balik punggung Juliette, membuat ia penasaran dan terpaksa membalikkan badannya. "Apa kau ingin berfoto gratis? Jika iya, kau bisa meminta dengan gadis ini, ya."

Dan sial, ternyata bukan apa-apa. Hanya kalimat menyebalkan yang terkesan meremehkan Juliette sebagai photograper malam ini. "Aku tau tugasku. Diamlah," geramnya berbisik. Ia tidak mau jika pemuda yang disapa Manda tadi mendengar gerutuannya. Tidak sopan.

"Kalau begitu, lakukan."

Sejurus kemudian, Manda melangkah mendahului sepupunya yang mencebik kesal bersama pemuda yang tersenyum ramah di sampingnya. Tapi bagaimanapun, Juliette setidaknya sudah bisa bernapas lega setelah mendengar respons Manda. Sepertinya isi piring Manda memang aman.

Jelas saja aman, hanya ada salad, mashed potato, kalkun panggang dan siraman saus tartar yang dicampur dengan saus barbeque. Di mana letak kejunya? Ia yakin, Manda tidak sebodoh itu sampai tidak tau bedanya keju dan susu? C'mon..., mashed potato cuma campuran kentang, butter dan susu saja.

***


"Wah.... Kau lahap sekali," komentar Mr. Zizou dari sebelah meja Manda ketika ia menghabiskan suapan terakhir dari piring putihnya. Sementara pria itu saja baru kembali setelah menggambil makanan.

Manda mengangkat alis sejenak sebelum berucap, "Makanan gratisan selalu terasa lebih enak di lidahku," bisiknya tidak merasa malu pada beberapa orang yang mungkin saja bisa mendengar. Mengingat jarak antar kursi yang mereka tempati bukanlah sebuah meja makan yang membentang luas seperti di restoran mewah kebanyakan. L'arcane & Boutary hanya tempat makan sederhana yang kebetulan mendapat tempat di daerah Champs Elysees— tengah kota.

Zizou menggeleng pelan. "Tapi kau benar juga. Makanan gratis memang lebih enak," ujarnya menyetujui. "Omong-omong, Aligot*-nya hari ini laris-manis. Bagaimana menurutmu? Délicieux (lezat)?"

DAME ROSE #WYSCWPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang