Chapter 15

325 44 0
                                    

   Hari demi hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari dimana Eunha kembali masuk sekolah. Dan tentu saja hal itu membuat sahabat sahabatnya sangat bersemangat untuk merayakan kepulangan Eunha. Dan jangan lupakan Eunwoo, ia kini tengah membantu teman teman Eunha menyiapkan dekorasi yang dipasang di kamar asrama mereka.

"Eunwoo-ssi tolong pasangkan balon ini disana!" perintah Sowon sambil menunjukan jari telunjuknya kearah pojok ruangan. Eunwoo mengangguk kemudian segera melaksanakan apa yang diperintahkan Sowon. Jika Eunwoo pikir pikir, Sowon terlihat lebih mirip seperti majikannya yang menyuruhnya melakukan ini dan itu. Namun demi Eunha, apapun akan ia lakukan.

Sedangkan disisi lain, Yerin dan Umji tengah sibuk menelfon tukang kue dan menyuruhnya membuatkan satu kue tart. Mereka tak bisa merayakan hal baik seperti ini tanpa sepotong kue tart, mereka  rasa itu tidaklah lengkap. 

Sinb dan Yuju kini tengah mempersiapkan bungkusan kado yang nantinya akan diberikan pada Eunha. Sebenarnya isi dari kado itu adalah boneka kelinci yang  Eunwoo berikan. Namun karena gengsi, akhirnya ia menyerahkan boneka itu kepada Sinb untuk membungkusnya dengan cantik. Karena Eunwoo pikir Sinblah satu satunya orang yang paling ia kenal, walaupun mereka berada di kelas yang berbeda, tapi Eunwoo lebih mengenalnya karena Sinb adalah pacar dari temannya, Moonbin.

Seusainya memasang balon, Eunwoo segera turun dari kursi yang ia gunakan sebagai pijakan, karena setinggi apapun Eunwoo, tetap tak mungkin ia bisa mencapai langit langit diasrama itu. Kecuali jika ia benar benar keturunan dari raksasa.

"Apalagi yang harus aku lakukan?" tanya Eunwoo setelah kembali berpijak pada lantai.

"Tidak ada. Kau jemput saja Eunha." jawab Sowon tanpa meliriknya sedikitpun.

"Tidak ada apanya, aku disuruh menjemput  Eunha itu kan juga pekerjaan..." gumam Eunwoo sambil memalingkan wajahnya dari sowon.

"Apa? Kau bilang apa?" tanya Sowon sambil berbalik menatap Eunwoo. Eunwoo yang tersentak kaget langsung menggelengkan kepalanya.

"Aaah... Tidak kok. Baiklah aku berangkat sekarang." balas Eunwoo kemudian mulai melangkahkan kakinya.

"Eeeh... Kau harus meminta izin dulu pada pihak sekolah!" teriak Sowon.

"Aku sudah tahu." balas Eunwoo sambil terus berjalan tanpa sedikitpun melirik Sowon.

"Anak itu benar benar, yah..." geram Sowon yang kesal terhadap sikap Eunwoo yang seperti sudah tahu segalanya.

Eunwoo berjalan keluar dari area sekolah setelah meminta izin kepada wali kelasnya. Ia berjalan kaki karena jarak antara sekolah dan rumah sakit tidak terlalu jauh, lagipula hari ini ia sedang membutuhkan peregangan setelah bekerja keras memasang balon balon itu. Dan kemungkinan Eunha juga akan memerlukannya.

Selama sepuluh menit berjalan, akhirnya ia sampai di rumah sakit. Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia segera berjalan kekamar inap Eunha.

Perlahan Eunwoo menggeser pintu bernuasa putih itu, kemudian secara perlahan juga ia melangkah masuk siap untuk menemui bidadarinya.

Eunha yang melihat kedatangan Eunwoo langsung tersenyum ceria, Eunha sudah bisa menduga bahwa Eunwoo datang untuk menjemputnya.

"Bagaimana keadaanmu? Kudengar kau akan pulang hari ini." tanya Eunwoo sambil berjalan mendekati Eunha yang kelihatan sedang mengemasi barang barangnya.

Eunha mengangguk dengan penuh keceriaan. "Mmhh... Dan apa kau datang untuk menjemputku?" tanya Eunha penuh harap.

"Tidak, aku tidak datang untuk menjemputmu." jawab Eunwoo tanpa mempedulikan sedikitpun kekesalan yang tengah Eunha perlihatkan.

"Baiklah. Minggir, aku akan pulang sekarang!" ucap Eunha ketus kemudian langsung melangkah melewati Eunwoo begitu saja. Namun langkah Eunha terhenti ketika tangan atletis itu menahanya. Eunha berbalik dan menatap Eunwoo tajam.

"Ayo kita pulang." ucap Eunwoo kemudian berjalan mendahului Eunha dan otomatis Eunha terseret untuk berjalan berdampingan dengan Eunwoo.

Disepanjang jalan pulang hanya ada kesunyian yang menyelimuti mereka. Entah apa yang sedang mereka berdua pikirkan. Dan tiba tiba saja sebuah kenangan terlintas di kepala Eunwoo, ia sangat ingin mengetahui jawaban Eunha atas pernyataan cintanya waktu itu. Saat itu Eunha telah menjawabnya, namun Eunha menjawab dengan kesadaran yang tidak sepenuhnya, jadi Eunwoo pikir ia akan lebih senang jika mendengarnya dari Eunha yang berada dalam keadaan sehat.

Dengan gugup akhirnya Eunwoo mulai meluncurkan kata katannya.
"Eeerr.... Eunha..." panggil Eunwoo, Eunha yang merasa dipanggil langsung menoleh kesumber suara. "Sebenarnya... Sebenarnya saat itu aku tidak terlalu jelas mendengar suaramu karena derasnya hujan. Jadi bisakah kau mengatakannya sekali lagi?"

Eunha hanya terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Sungguh perasaanya kini tidak menuntu. Disisi lain Eunha ingin sekali mengatakan jika ia benar benar mencintai Eunwoo. Namun disisi lainnya, ia tak tega jika hatus mengkhianati sahabatnya sendiri. Sungguh pilihan yang sulit.

"Eunha..."

"Aku... Aku tidak tahu. Sudah kubilang bukan Yuju juga mencintaimu. Jadi aku mohon untuk tidak membahas hal itu lagi." ucap Eunha kemudian berjalan mendahului  Eunwoo.

Eunwoo mengejar Eunha kemudian meraih tangannya, dan otomatis Eunha menghentikan langkahnya.

"Eunwoo aku mohon... Tolong jangan ganggu aku lagi." ucap Eunha sambil terisak, ia sudah benar benar tak bisa menahannya.

"Tapi Eunha, aku tidak pernah mencintai Yuju, sekalipun kau yang memintaku untuk mencintainya... Kau juga tahu, jika cinta itu tak bisa dipaksakan!!" ucap Eunwoo kemudian menarik tubuh Eunha kepelukannya. Eunwoo berusaha memberikan ketenangan pada Eunha dengan memberikan pelukan, dan benar saja, sekarang Eunha menjadi merasa tenang dan nyaman.

Eunha melepaskan pelukan yang diciptakan  Eunwoo, kemudian segera berbalik.

"Aku minta maaf, aku tidak bisa..." ucap Eunha sambil tertunduk. Eunwoo yang tidak mau memperpanjang masalah akhirnya hanya mengangguk dan mengajak Eunha untuk pulang.

"Baiklah. Sekarang ayo kita pulang, aku takut kau merasa sakit lagi." ucap Eunwoo yang terdengar penuh kekecewaan. Eunha hanya mengangguk dengan rasa bersalah yang cukup besar terhadap Eunwoo. Eunwoo kembali menggengam tangan Eunha, kemudian segera pergi menuju sekolahnya.

Sesampainya di asrama, Eunwoo sengaja menutup mata Eunha, dan hal itu tentu saja mambuat Eunha memberontak. Ia hanya tak ingin jika Yuju melihatnya dan salah paham. Namun pemikirannya ternyata salah, setelah membuka pintu dan menuntun Eunha masuk, Eunwoo melepaskan tangannya yang menutuoi mata Eunha. Kemudian dengan tatapan tak percaya, kini Eunha melihat Yuju memberinya sebuah kado berukuran besar. Eunha hanya terdiam, tak sanggup mengucapkan satu kata pun.

"Congratulations come back Eunha!!!" teriak mereka serempak. Eunha yang menyaksikan itu merasa ingin sekali menangis. Ia menyadari akan sikapnya yang selalu mengabaikan mereka, Eunha menyesali hal itu... Mulai sekarang, ia akan bersikap baik pada teman temannya. Eunha tak ingin persahabatannya hancur, apapun alasannya. Ia ingin selalu berada disisi mereka.

Ditengah tengah rasa harunya, kini Eunha berjalan mendekati Yuju, kemudian memeluknya erat. Eunha benar benar tak ingin kehilangan Yuju...

"Yuju-ah, aku minta maaf. Semua itu hanya salah paham. Kuharap kau mengerti. Dan mulai sekarang aku akan membiarkanmu dan Eunwoo." ucap Eunha sambil terisak. Yuju yang mendengar perkataan Eunha hanya bisa tersenyum, bagaimanapun yang bersalah adalah dirinya, Eunha sama sekali tidak bersalah. Eunha hanyalah korban dari sikap egois Yuju.

"Ini bukan salahmu, Eunha-ya. Semua ini salahku. Maafkan aku."

Continue

 

Rough-(Gfriend X Astro)  END!!Where stories live. Discover now