Chapter 9

412 48 0
                                    

  Eunha tak pernah menyangka jika Eunwoo akan menghawatirkanya seperti itu, sungguh Eunha tak pernah menduganya, dan pelukan itu? Pelukan itu selalu membekas dipikiran Eunha, jika ia mengingatnya hatinya selalu terasa hangat. Dan Eunha yakini, bahwa dia semakin mencintai Eunwoo.

Malam ini Eunha benar benar tak bisa tidur dengan nyenyak. Sekali ia menutup mata, bayangan wajah Eunwoo selalu muncul, ini tidak bisa ia biarkan. Eunha tahu bahwa dirinya sudah mencintai Eunwoo sepenuh hati, namun jika ia mengingat Yuju, Eunha akan selalu merasa bersalah karena telah mencintai pria yang juga dicintai oleh sahabatnya. Jika Yuju sampai tahu hal ini, mungkin persahabatan mereka akan ada diambang kehancuran. Itu sudah pasti. Bagaimanapun Yuju pasti marah.

Eunha menghembuskan nafasnya kasar. "Maafkan aku Yuju-ah. "

"Eonni kau tak perlu meminta maaf kepada Yuju eonni.  Ini mungkin memang menyakitkan baginya, tapi hati tak bisa dibohongi. Jika suatu saat nanti Eunwoo memilihmu maka itu takdir indahmu dan jika suatu saat nanti Eunwoo memilih Yuju eonni maka itu akan menjadi takdir burukmu. Tapi aku yakin bahwa Tuhan akan memberikan takdir indah padamu." ucap Umji bijak. Eunha yang mendengar Umji terlonjak kaget dan segera berbalik menatapnya yang kebetulan satu ranjang dengan Eunha.

"A-aku kira kau sudah tidur." kaget Eunha. Umji hanya tersenyum kemudian berbalik menatap Eunha.

"Aku tidak bisa tidur, dan aku tak sengaja mendengar eonni bergumam seperti itu." respon Umji sambil cengegesan.

"Kau memang penguping. Menurutmu, apa aku harus melupakan Eunwoo?" tanya Eunha serius. Umji yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak, eonni tidak boleh melepaskan Eunwoo begitu saja. Aku tahu, mencintai itu cukup sulit. Bayangkan saja jika eonni sudah benar benar melupakannya, dan Eunwoo justru malah menyatakan cintanya padamu apa yang akan eonni lakukan saat itu, karena mungkin saja dihati eonni Eunwoo sudah tidak ada." jawab Umji panjang lebar.

"Aku tidak mengerti ucapanmu Umji -ya." balas Eunha sambil menyatukan alisnya.

"Ah, sudahlah, sekarang aku mengantuk. Sampai besok eonni." ucap Umji kemudian benar benar tertidur.

"Mungkin Umji ada benarnya juga. " gumam Eunha kemudian segera memejamkan matanya.

♥♥♥♥♥

  Pagi yang cerah dan sangat tepat jika disambut oleh senyuman hangat dari seorang yeoja berparas cantik itu. Namun sebaliknya, Eunha justru tidak bersemangat hari ini, Eunha takut jika Eunwoo menyukai Yuju, jika hal itu sampai terjadi apa yang akan dilakukannya?

Eunha mendudukan dirinya diatas ranjang dan sesekali melihat kearah lima sahabatnya yang tengah tertidur pulas. Eunha bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi dengan langkah yang sedikit terseok seok.

Yerin terbangun akibat mendengar suara gemerecik air yang berasal dari shower dikamar mandi, Yerin berpikir siapa yang sedang mandi pagi pagi seperti ini. Sekilas Yerin menyapu pandangannya kearah ranjang sahabat sahabatnya dan ia tidak melihat Eunha disana, kemana dia? Kenapa dia bangun sepagi ini? Tidak biasanya pikir Yerin kemudian bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju ranjang keempat sahabatnya yang tentu saja untuk membangunkannya.

.
.

  Eunha menumpu kepalanya dengan menggunakan tas nya kemudian mencoba untuk memejamkan matanya sebentar, ia melakukan ini hanya untuk menghindari wajah Eunwoo yang mungkin saja sekarang sedang menatapnya. Eunha hanya tak ingin membuat perasaannya semakin membara akibat ia melihat wajah tampan Eunwoo.

"Eunha-ya, apa kau baik baik saja?" tanya Eunwoo sambil menepuk bahu Eunha pelan. "Aku minta maaf atas kejadian kemarin, apa kau marah?"

Eunha membuka matanya kemudian menatap Eunwoo. "Tidak, aku tidak marah. Tapi kenapa kau melakukan itu? Bagaimana jika ada yang melihat?" tanya Eunha yang terlihat takut. Eunwoo hanya tersenyum saat mendengar pertanyaan Eunha tadi.

"Bagaimana bisa ada yang melihat, sedangkan disana tidak ada orang satupun."  jawab Eunwoo dengan yakin.

"Baguslah." ujar Eunha kemudian tersenyum.

Disisi lain ada sepasang mata yang kini tengah menatap kedua insan itu dengan tatapan cemburu, entah apa yang membuatnya merasa cemburu padahal itu hanyalah sebuah obrolan biasa yang bahkan sering mereka lakukan. Tapi entah kenapa kini hatinya terasa begitu sesak saat melihat Eunwoo dan Eunha saling melemparkan senyuman manis satu sama lain. Itu sudah cukup membuat hatinya terasa terbakar api saat ini. Namun apa yang bisa ia lakukan untuk memisahkan mereka? Apa ia harus terus menyibukan Eunwoo agar ia sedikit terjauh dari Eunha? Itu rasa cukup bagus.

Waktu istirahat baru saja dimulai, Eunwoo yang kini sedang berbincang dengan Eunha dikagetkan oleh kedatangan Yuju yang tiba tiba.

"Bisakah kau membantuku?" tanya Yuju sambil menampilkan wajah memohonnya.

"Astaga, kau mengagetkanku Yuju-ya. Memangnya apa yang bisa aku bantu untukmu?" tanya Eunwoo sambil tersenyum ramah dan senyuman itu membuat hati Yuju terasa hangat.

"Ah, sebenarnya aku ingin belajar bermain piano. Aku tahu kau bisa bermain piano, jadi kupikir aku bisa meminta bantuanmu." jelas Yuju sambil terus memainkan jari jarinya.

"Oh, kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo kita ke ruang musik." ujar Eunwoo sambil berdiri dari duduknya. "Eunha-ya, kami pergi dulu." pamitnya kemudian segera berlalu. Eunha menarik nafasnya lega saat Eunwoo pergi meninggalkannya, sungguh pembicaraannya dengan Eunwoo tadi terasa begitu canggung, bahkan ia sendiri merasa kesulitan saat akan mengeluarkan suaranya. Sungguh sebuah perasaan yang sangat menganggu. Eunha harus berterimakasih kepada Yuju yang telah membuat Eunwoo pergi dari sampingnya.

---

"Sanha-ssi!!" teriak seorang yeoja bersurai hitam itu sambil berlari menghampiri sesosok namja yang sangat ia kagumi.

Namja itu langsung menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya. "Sowon noona. Ada apa?" tanya Sanha ketika mendapati Sowon yang sudah berdiri dihadapanya.

Sowon terdiam sambil meremas ujung jasnya dengan gelisah. "Ah, tidak. Lupakan saja. Ba-baiklah, aku pergi dulu." ucapnya kemudian berbalik, ketika Sowon melangkah sebuah tangan menahanya dan sontak membuat Sowon menoleh.

"Kau baru saja datang, ayo duduklah dulu. Aku ingin menunjukan sesuatu." ucapnya kemudian menarik tangan Sowon untuk mendekat dan duduk disebelahnya.

Sanha mengambil gitarnya kemudian mulai memainkan jari jarinya diatas senar. Petikan demi petikan kini menciptakan sebuah nada nada yang sangat indah kemudian disusul oleh suara merdu milik Sanha dan membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan merasa takjub akan keindahan serangkaian nada yang Sanha buat.

Sowon yang duduk disebelah Sanha langsung dibuat takjub akan keahliannya memainkan gitar sekaligus bernyanyi. Tanpa aba aba Sowon mengeluarkan ponselnya dan diam diam mengaktifkan perekam video lalu ia arahkan pada Sanha yang masih terus memainkan gitarnya.

Ketika nada terakhir, Sanha menoleh kearah Sowon dan  alangkah terkejutnya ia saat tahu  Sowon sedang merekamnya.

"Hah?!"

♥♥♥♥♥

Continue.

Vomment please🤗

Rough-(Gfriend X Astro)  END!!Where stories live. Discover now