Second Change

790 54 0
                                    

Giana duduk di pojok salah satu caffe di daerah PIK. Suasana cafe yang di dominasi warna kayu membuat siapapun pengunjungnya merasa seperti berada di rumah. Lagu-lagu clasic era 80 an membuat suasana menjadi tenang ditambah rintik hujan yang menempel di jendela kayu besar berwarna putih melengkapi suasana hati giana yang sedang mellow.

Giana mememutar cangkir kopi nya yang mulai dingin, pandangannya teralih pada  sepasang muda mudi yang tertawa sambil menikmati chese cake nya tidak jauh dari tempat giana duduk. Diam-diam giana tersenyum seolah membayangkan kalau yang ada di depan nya itu dirinya dan sean.

Flash Back On

Hari valentine merupakan momentum sekali dalam setahun dimana aura- aura Cinta bertebaran dimana-mana. Banyak restaurant yang sengaja membuat edisi terbatas untuk makan malam romantis bagi pasangan yang ingin menghabiskan malam valentine yang special.

Tapi berbeda dengan giana, hari valentine adalah bencana setiap tahun. Hari yang seharusnya penuh kasih sayang selalu berubah menjadi hari penuh lemburan. Ya..  Setiap tahun beauty harus mencari konsep dan model yang tepat untuk edisi special valentine demi mendapatkan predikat best seller magazine di setiap tahun nya.

Dan disinilah giana yang lebih konsentrasi pada laptop berlogo apel nya dari pada sesosok cowok yang hari ini terpaksa jadi supir pribadi nya dari jakarta-bandung.

Dengan iming-iming kencan romantis sean nurut apapun perkataan giana hari ini termasuk mengantarkan wanita tersebut ke Bandung untuk menghadiri meeting dengan client nya. Dan sekarang sean merasa sudah tertipu mulut manis giana, damn.

"Aku perhatiin kamu lebih banyak kerja nya gi dari pada libur"

"Aku harus tanggung jawab sama kerjaan aku sean,  kamu tau kan... "

"Iya iya ibu wakil direktur, "potong sean dengan mimik wajah yang mulai bete. "Ini kan valentine gi.. Masa kadar romantis kamu gak naik sama sekali gitu? "

"Aduh.. Boro-boro aku mikirin itu sean, ini presentasi harus jadi hari ini sean TODAY "giana melirik sean sekilas dari sudut atas laptop nya kemudian kembali mengetikkan sesuatu disana.

"Okay okay,  ibu workaholic lanjutkan pekerjaan mu dan aku disini jadi obat nyamuk aja fine"sean menyandarkan tubuh di kursi sambil meminum ice coklat nya.

Suasana cafe nampak ramai dengan para ABG yang terlihat membawa pasangan mereka. Beberapa kali sean menatap iri pada pasangan yang diam-diam mencuri ciuman di balik buku menu. Bahkan ada pasangan lansia yang sedang berpedangan tangan sambil saling menatap.

Pandangan sean beralih pada giana yang sama sekali tidak mau lepas dari laptop nya. Ingin rasanya sean membanting benda persegi empat yang selalu berhasil merebut perhatian giana itu. Katakanlah sean gila tapi sean lebih cemburu pada laptop itu ketimbang giana berdua an dengan lelaki (yakin tuh sean?).

"Kamu pesen makan aja lagi sean,  cake mungkin atau lasagna kayak yang biasa kamu pesen"ujar giana tapi tatapan mata nya tidak berpaling dari layar laptop.

"Kenyang, bahkan ini minuman ketiga yang aku pesen. Kamu liat aku udah minum kopi, teh dan terakhir ice coklat ini "sean ngedumel sambil menyorongkan gelas di depan wajah giana.

"Bagus dong biar kamu perbaikan gizi "jawab giana asal.

"Bisa diabetes aku lama-lama gi"

"......"

Beberapa menit kemudian pelayan datang membawa 3 buah donut isi cream yang sangat menggiurkan dengan toping strawberry diatas nya.

Philophobia ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang