Terima kasih ibu peri dave

831 55 0
                                    

Dave menatap lelaki didepannya dengan tatapan prihatin,  lelaki di depannya ini tampak kusut dengan rambut acak-acakan dan kemeja yang berantakan.  Sean berdiri di depan pintu apartemen dave dengan wajah yang sangat amat memprihatinkan, Dave bisa menebak jika penampilan kacau sepupunya ini pasti ada hubungannya dengan Giana.

"Masuk dulu deh, lo jangan kayak anjing kehilangan majikan deh" Dave berjalan masuk disusul sean dibelakangnya , sean langsung membanting bokongnya di atas sofa empuk milik dave,  sofa berwarna pink fushia yang selalu menjadi tempat favourite sean jika berkunjung ke tempat sepupunya ini.

"Gue capek seharian ini berperan sebagai tunangan sahabat lo bun " bunda merupakan panggilan khusus yang diberikan untuk sean kepada dave.

Dave melempar sekaleng minuman rootbeer ,  dengan sigap sean menangkap minuman tersebut dan langsung menenggak nya habis tanpa tersisa satu tetespun.
"Bener-Bener keterlaluan emang giana perawan tua,  kalo nggak inget dia sahabat sejiwa raga udah bunda mutilasi itu gadis"dave berkacak pinggang sambil meracau perisis seperti ibu-ibu kontrakan yang mengomeli orang yang telat bayar kontrakan.
"Gue seharian ini mati-matian merafalkan mantra 'inget sean ini semua cuma akting' sampai gue komat kamit nggak jelas"sean melempar kaleng minumannya dan langsung mendarat mulus kedalam tempat sampah yang bergambar rapunzel itu.

Dave tampak berfikir sejenak kemudian muncullah ide cemerlang itu. "Kayaknya kita harus sedikit main trik dengan gia"
"Gia itu bukan cewek yang gampang ditipu,  lo tau sendiri gia sama siapapun nggak percaya,  selalu curiga sama orang"
Dave mengangguk-anggukkan kepala tanda menyetujui pernyataan sean barusan.
"Kata orang,  seseorang baru terlihat berharga kalau orang itu sudah tidak kita miliki lagi,  itu yang mendasari teori kenapa mantan akan terlihat lebih cantik/ganteng kalau sudah putus"
"Maksudnya?  Gue harus pura-pura mati gitu? " jawab sean asal.
"Amit amit jambang abang Regan,  lo kalo ngomong jangan bawa bawa metong sih"
"Iya maaf bun, lanjutkan "
"Lo bilang mau ke rumah nenek kan di sekarang? Nah lo ambil cuti terus matiin handphone lo,  kemudian menghilang dari hadapan gia,  gue jamin gia bakal kalang kabut nyariin lo"
"Gila kali,  yang ada gue yang kalang kabut kangen sama dia"
"Hah,  yaudah kalau begitu nikmati statusmu itu nak"dave berlalu meninggalkan sean .

Giana POV

Gue betul-betul tidak percaya dengan apa yang gue lihat ini,  laporan penjualan majalah beauty yang menunjukan grafik peningkatan sangat tajam.  Berkali-kali miss Clara memuji gue karena berhasil menciptakan sejarah baru di Beauty.  Skandal pertunangan gue dan sean menjadi hedline di berbagai media,  dan tentu saja beauty selalu menjadi majalah pertama yang membahas pertunangan gue dan sean.  Sean..  Entah bagaimana bencinya lelaki itu pada gue sekarang,  gue tau sejak awal gue meminta sean untuk pura-pura menjadi tunangan gue,  pria itu akan dengan senang hati mengabulkan semua permintaan gue karena gue tau seberapa besar sean mencintai gue,  dan gue memanfaatkannya.

"Aduh wajahnya bahagia banget, pantes aja mba gia selalu jomblo selama ini kalau ujung-ujungnya dapet lelaki seperti mas sean,  aku juga rela"selly asisten pribadi gue yang entah dari mana munculnya tiba-tiba muncul di belakang gue sambil tertawa.
"Hehe,  gimana ya sell..  Saya dari dulu kalau nggak serius saya nggak mau umbar takut gak jadi nanti malu,  lebih baik kalau udah pasti baru disebar di publik ini menyangkut reputasi saya soalnya"
"Saya mau mengikuti filosofi mba gia deh,  siapa tau saya dapet cowok yanh seperti mas sean"
"Haha semoga "

Gue menuju parkiran tempat dimana Malinka (nama mobil kesayangan gue) terparkir manis.  Gue melihat dave sedang kerepotan dengan barang-barang di tangannya sementara dia harus membuka pintu mobil. Gue mendekati dave dengan harapan mami gue itu mau berbaikkan lagi sama gue.

"Butuh bantuan? "
Dave berbalik dan saat melihat gue,  dia kembali dengan dengusan ala ibu tiri. "Gak butuh,  kita kan lagi marahan"
"Jangan gitu dong mih,  gue kan kangen gosip sama lo"gue bergelayut manja di lengan dave.
"Udah deh nggak usah manja manja,  emang situ manis manja"dave masih berusaha melepaskan tangan gue.
"Kita ladies night yuk "
"No "
"Yakin nih masih bilang no"gue melepaskan tangan gue dan sekarang berdiri di depan dave "padahal nanti malem Marlon main loh" Gotcha gue langsung bisa melihat wajah dave berubah saat gue menyebutkan nama itu.
"Akkkk!!!!  Berondong gue,  oke oke kali ini gue berkhianat sama sean demi my marlon"
Gue terkekeh geli melihat tingkah sahabat gue yang sedang lovey dovey diudara ini.

Philophobia ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang