Januari

1.7K 85 1
                                    

Giana POV

Bagi sebagian orang akhir tahun menjadi permulaan baru, mereka sibuk berkumpul dan berpesta bersama dengan teman, keluarga atau bahkan pasangan mereka. Tak terkecuali dengan Abel adik semata wayang gue yang menyebut dirinya kids jaman now , sejak pagi dia sudah heboh dengan perlengkapan pesta tahun baru nya mulai dari mempersiapkan barberque, kembang api bahkan sampai membeli beberapa pakaian baru khusus untuk acara malam ini di rumah kami. 

 Sejak mulai kuliah Abel lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman sebaya nya, jujur gue senang melihat perubahan abel, anak yang dulu hanya tau rumah dan belajar kini mulai belajar bersosialisasi bahkan dia sudah mulai bercerita tentang pria yang dia sukai. Sejak kecil abel lebih sering menghabiskan waktu bersama gue, orang tua kami terlalu sibuk dengan bisnis mereka bahkan untuk bertemu mereka tidak jarang aku harus mengatur schedule dengan sekertaris mereka. 

Sejak kecil hingga sekarang gue membiasakan diri untuk tidak bergantung dengan siapapun, karena siapa yang bisa menjamin seseorang mampu menjamin kita sampai kita meninggal, kita cuma bisa bergantung pada diri sendiri .

Hari ini gue mengambil cuti lebih tepatnya terpaksa karena dari 350 hari gue bekerja di tahun ini tidak satu haripun gue lewatkan untuk membolos ataupun mengambil cuti. Gue memutuskan untuk pergi ke sebuah kedai kopi di daerah Jakarta Selatan, kedai kopi ini tidak terlalu ramai tapi menawarkan kopi yang luar biasa bagi penikmat kopi, seperti biasa gue memesan satu cangkir capucino panas.

Author POV

Bu Santy sedang berkonsentrasi dengan late art nya ketika giana datang, bu santi adalah pemilik kedai kopi tempoe doeloe tempat favourite giana. Sejak kuliah hingga sekarang tidak pernah giana absen untuk mencicipi kopi bu santy barista wanita idola nya. 

Biasanya seorang barista kebanyakan seorang laki-laki tapi bu santy membuktikan kalau perempuan mampu menjadi barista, beliau merupakan seorang single parent yang sudah 10 tahun mencari nafkah lewat kopi, dia memiliki seorang putra yang sekarang sedang melanjutkan S2 di negeri "paman sam" .

"jadi hari ini libur kerja ?"bu santi meledek giana yang tampak asik memandangi kopi nya.

"dipaksa lebih tepatnya tante, aku mikirin gimana project pembangunan kantor baru di bandung belum lagi aku harus mikirin tema untuk akhir tahun ini apa"

"kamu itu terlalu banyak kerja gi, liat tuh pasangan disebelah sana "tante santy menunjuk pada pasangan yang sadang asik bercanda dengan bayi mereka. "tante tebak pasti mereka seumuran kamu deh "

giana mengalihkan pandangannya pada pasangan yang tante santy sebutkan tadi."apa menariknya menikah tante ? kenapa aku nggak menemukan sesuatu yang menarik ? maksud aku , kenapa orang mau ngurusin orang lain ? dan menurut aku siapa bisa jamin pria itu bakalan setia dengan pasangan nya sampai mati buktinya banyak pria yang sudah menikah tapi tetap melirik wanita lain ? aku nggak percaya laki-laki tante"

"bukan nya kamu nggak percaya, kamu terlalu takut buat punya perasaan dengan orang lain, kamu berusaha tegar padahal kamu nggak bisa sendiri, manusia itu kodratnya harus berpasangan gi, walaupun kamu wanita yang mandiri kamu tetap membutuhkan sosok laki-laki untuk mendampingi kamu, kamu nggak bisa hidup sendiri gi"

"entahlah, bahkan aku merasa memelihara anak anjing akan lebih menyenangkan dari pada aku harus menikah dengan seorang laki-laki yang nggak bisa menjamin akan setia sama aku sampai mati"giana kembali menyeruput capucino nya yang tinggal setengah cangkir.

"jatuh cinta itu nggak selalu buruk gi, jika kamu menemukan orang yang tepat kamu akan tau bahagia itu seperti apa "

"kita liat nanti aja tante"

Philophobia ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang