Chapter 1 - 369 or 396

Start from the beginning
                                    

Gadis itu mengamati deretan pohon cherry yang menaungi lokasi itu sebelum suara Olivia kembali menyadarkan dirinya.

"Jessica! Apa kau mendengarkanku?"

"Iya, Mom. Kamar 369," jawab perempuan muda itu cepat. Namun, pandangannya masih mengamati  tujuan wisatanya sebelum kembali ke Kota Tacoma, Washington.

"Jessica! Kamar 396! Harley bilang dia ingin tidur. Kakakmu menitipkan kunci cadangan di resepsionis."

"Ya, Mom," jawab gadis penyuka warna hijau itu menolehkan kepala untuk kembali mengamati jalan. Pesta pernikahan akan diadakan siang hari, dia bisa datang ke tempat ini setelah acara. "Mom, sudah dulu. Aku harus konsentrasi menyetir."

Perempuan yang masih melajang itu menutup dan melempar telepon ke atas tasnya yang tidak tertutup. Jessica kembali menguap. Gadis itu memutuskan untuk membesarkan suara radio. Dia menambah kecepatan kendaraan agar dapat segera beristirahat.

*****

Mobil biru mungil milik Jessica akhirnya sampai ke Hotel Riverside Kimpton yang terletak di sisi Sungai Willamette. Gadis berkulit putih itu terperangah saat melihat bangunan megah tempatnya menginap nanti.

Pemandangan sebuah jembatan besi yang menghubungkan tempat itu ke sisi daratan lain tertutup oleh rimbunnya daun musim semi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemandangan sebuah jembatan besi yang menghubungkan tempat itu ke sisi daratan lain tertutup oleh rimbunnya daun musim semi. Gadis itu melihat sekeliling dan mendapatkan tempat parkir di luar gedung.

Jessica memarkirkan kendaraan lalu mulai memasukkan secara asal barang-barang yang semula berceceran ke dalam tas selempangnya. Gadis yang saat ini memakai blus hitam lengan pendek dan celana jins biru kembali menguap. Dia ingin segera tidur.

Perempuan muda itu mematikan mesin dan menyangkutkan tas pada bahu kanan lalu keluar dari mobil. Aroma segar alam langsung menyeruak masuk ke dalam penciuman Jessica. Dia mendongak ke langit yang cerah dan melihat bulan sabit yang menggantung sebelum membuka pintu belakang untuk menyeret keluar koper biru berukuran kecil yang berisi enam potong pakaian dan gaun untuk menghadiri pesta pernikahan.

Sepupunya Caroline yang berusia 2 tahun lebih tua dari gadis itu berhasil mendapatkan putra sulung seorang pengusaha perkapalan dan menyebabkan kegemparan untuk keluarga besar mereka yang berada di golongan masyarakat menengah. Olivia, ibu Jessica, bahkan rela menjahitkan gaun di desainer terkenal di kota mereka untuk putrinya agar dapat mengalami nasib yang sama dengan sang mempelai.

*****

Jessica berjalan mengikuti jalan setapak menuju pintu masuk. Sepuluh buah sepeda terlihat bersandar pada dinding bata merah yang memiliki plang bertulisan River Place Kimton Hotel.

Seorang staf laki-laki berpakaian merah tersenyum ramah ketika gadis itu melewatinya dan menyapa sopan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang staf laki-laki berpakaian merah tersenyum ramah ketika gadis itu melewatinya dan menyapa sopan. "Selamat malam, Miss."

"Malam," ucap Jessica tersenyum kecil dan menunjukkan lesung pipit pada pipi kiri sebelum melanjutkan langkah ke dalam hotel.

*****

Beberapa orang tamu terlihat di lobi hotel. Jessica mendengar salakan seekor anjing dan menoleh ke arah satu set sofa hitam yang berada di dekat perapian dan jendela di sisi kanannya.

 Jessica mendengar salakan seekor anjing dan menoleh ke arah satu set sofa hitam yang berada di dekat perapian dan jendela di sisi kanannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Jessica berbinar saat mengenali jenis binatang mungil yang berbaring di pangkuan seorang anak perempuan. Pomerian berbulu cokelat itu kembali menggonggong ke arah pantulan bayangannya yang terlihat di kaca.

Embusan udara dari pendingin ruangan membuat gadis itu kembali menguap. Jessica berjalan menuju  meja resepsionis yang berada di tengah lobi. Seorang perempuan muda berpakaian seragam merah tersenyum ke arahnya. "Selamat datang di Hotel Kimpton Riverside. Apa yang bisa saya bantu?"

Jessica menggosok matanya yang lelah lalu berkata, "Aku rombongan pengantin keluarga Stuart. Kakakku, Harley menitipkan kunci."

"Boleh saya tahu nomor kamarnya, Miss?"

Gadis yang memiliki tinggi 160 cm itu mengerutkan alis. "369 atau 396. Kakak saya berambut cokelat dan lebih tinggi sekitar 20 cm dari saya."

Pipi karyawan hotel itu mendadak merona. Dia teringat akan pria tampan yang mengedipkan mata kepadanya saat menitipkan kunci. "Oh, kamar 369."

"Terima kasih," jawab Jessica mengambil benda itu lalu berjalan ke arah lift tanpa menyadari dia menuju kamar yang salah.

Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang.

25 April 2018

Benitobonita

How to Melt a Stoner - Humor Romansa Pernikahan PaksaWhere stories live. Discover now