PART.13

41 28 10
                                    


Sesampainya di kelas aku langsung melengkupkan kepala dengan melipat kedua tanganku.

Sumpah jantung ku masih deg degkan, tapi disisi lain aku juga kesel bikin badmood batinku.

"Ra ra naura lasmi kinanjar." Teriak Marsa di telingaku.

Membuat ku terkaget dan gelagapan."Apa! Kenapa Sa." jawabku.

"Apa apa gue manggil lu dari tadi tapi lu gak denger bener kata kak Aldo lu budek. Kenapa sih lu, ada masalah." gas Marsa.

"Ih kok lu jadi ikutin si kutub es sih katain gue budek. Kesel gue jadi ya, masalah gak ada tapi masalah yang cari gue kan gue jadi pengen makan orang. " Naura yang sudah dongkol menjadi tambah dongkol saat Marsa teman ya katain budek. Mang nih orang gak pernah liat Naura bersihin telinga apa ya sampai dibilang budek terus.

"Gue kaya nyium nyium aroma tak sedap dari muka lu?.Cerita lu ayo pasti lu ada apa apa kan." seru Marsa menyipitkan kedua matanya.

"Apa sih lu kaya roy kiyosi aja. Apa apa aroma tak sedap mulu. Lu kira indomie enak dimakan."

" gue kan titisannya roy kiyosih hehe."kata Marsa mengkibas rambut panjang ya.

"Lu mah bukan roy kiyosi tapi ray kiyosan komplek haha." ejek Naura.

"Kampret, abisnya lu gue panggil panggil gak nyahutin sih. Mang lu kenapa dari tadi diam aja awas lu kesurupan baru tau rasa lu."

"Ih lu mah kok jadi temen jahat banget sih. Doain gue jelek banget. Omongan itu adalah doa mang lu mau gue kesurupan." Naura menjitak pala marsa. "Seneng ya lu kalo liat temen lu menderita." sambungku mengerucutkan bibir.

"Sakit anjir pala cantik gue. Lagian gue juga gak mau lah kalo lu sampai kesurupan kan gue liat ya gak elit haha."

"Mang lu kenapa cerita sama gue kalo ada masalah."tanya Marsa.

Aku diam sesaat mempertimbangkan apakah aku ceritain atau kah tidak. Tapi kalo gak diceritain pasti Marsa kepo melebihi ibu ibu arisan, kan jadi bimbang.

"Ih..malah bengong lagi." Marsa menjentikkan jari kesel melihat teman ya malah melamun.

Aku menarik napas panjang dan mulai menceritakan dari awal sampai habis. Dan kalian tau apa yang terjadi dia langsung heboh kaya ibu ibu pkk yang lagi arisan.

Untung kelas sepi coba kalo ramai abis sudah tak terbayangkan gimana jadi ya. Pengen rasa ya Naura karungin teman ya kalo bisa.
Tapi kalo difikir lagi jangan dah nanti gak ada lagi yang bisa diajak gila bareng hehe.

*****

"Apa salah dan dosaku sayang cinta suci kau buang buang." teriak Septian memegang penghapus sebagai mic.

Teman sekelasnya menutup telinganga karna takut telinganya pecah mendengar suara cemprengnya yang sungguh masyaallah bagus pake gak.

"Sumpah sep suara lu kaya banci kaleng yang di emperan terminal." degus Sigit menutup telinga ya dengan aerphone.

"Bilang aja lu sirik sama gue karena suara gue emas kan. Yang kalahin judika indonesia idol." cibir Septian tak terima jika suara ya disamain kaleng, malah melanjutkan nyayiannya dan tak memperdulikan teman temannya yang sudah dibuat pusing dengan suara rombengnya.

"Sep sekali lagi lu nyanyi gue timpuk pake kolor pak tarjo yang gak di cuci sebulan kemuka lu." ketus Aldo yang memang sudah tak kuat mendengar suara rombeng temennya.

"Ehh bang dodo! jahat banget sih jangan ditimpuk paki kolor dong tipuk pakai cintamu aja." Septian dengan suara genit nya dan tak lupa mata kedipan seperti cacing kepanasan.

"Najong gue Sep liat lu kaya titisan banci.'' celetuk Bagus yang melihat tingkah aneh teman ya. Untuk satu yang kaya septian kalo lima bisa mati jongkok.

"Temen siapa sih itu. Gue kaya nya gak punya temen macam gini." tanya Sigit kepada kedua teman ya.

"Yang jelas bukan temen gue." kata Aldo dan Bagus serentak.

"Jahat banget sih kalian sama aku apa salah ku bang sampe tega kau buang aku kedasar lautan terdalam." tutur Septian mendrama.

Pluk.

Lemparan Kaos kaki mulus kena muka Septian membuat kaget.

"Anjir kaus kaki siapa nih, berani banget lempar kemuka gue yang ganteng kembaranmya Lucky Blue Smith." kesel Septian berani berani ya ada yang lempar kaus kaki ke muka ya.

"Gue yang lempar karena denger suara banci lu membuat kuping kita semua sakit. Kenapa mau marah." kata Aldo dengan santai seperti tidak punya dosa karena sudah melempar kaos kaki ke muka temannya.

"Ehh bang dodo jangan gitu lah bang kan ade jadi atut. Tapi ngomong ngomong ini kaos kaki siapa sih bau banget kaya terasih setahun."

"It..itu kaos kaki gue gus.'' kata Dito si gembul yang selalu baca buku dipojok.

"Sumpah to lu gak pernah nyuci kaos kaki lu apa ya bau banget." ujar Septian melempar kaos kaki kepada Dito. Membuat Dito malu dan berjalan kebangkunya.

"Rasain lu." cibir Sigit.

"Gimana rasanya cium kaos kaki sep pasti enak ya. Kaya ada manis manis ya gitu." tanya Bagus.

Membuat seisi kelas menertawakannya dengan kejadian lucu.

"Seneng lu semua ya lihat gue menderita." ujar Septian mang kang drama dia.

Tak terasa bunyi bel masuk pun terdengar membuat seluruh murid duduk dibangku masing masing dan mulai belajar.

Walau pelajaran dimulai namun fikiran Aldo tak ada di otak ya seakan melayang. Sekeras apa pun Aldo menghilangkan wajah manis Naura sedetik itu pula gambaran wajah naura semakin nyata.

Ah bisa gila gue lama lama. Batin Aldo menghela nafas panjang. Dan fokus untuk mendengar guru yang menerangkan pelajaran.

Biarlan waktu yang akan menentukan kedepan ya. Kita sebagai manusia hanya bisa memerankan. Seperti tokoh utama kedua dan ketika mungkin bisa dateng tokoh keempat siapa yang bisa menebak itu semua.

Ikutin aja permainan ya seperti arus air yang mengalir.

DESTINYWhere stories live. Discover now