Dreiundzwanzig

1.8K 182 1
                                    

Enjoy reading.

Jangan lupa taburan bintang n cuap - cuap, he he.





Dyah yang dalam keadaan kalut dan jauh logika, mendatangi tempat orang yang meneleponnya.

Orang itu mengatakan bahwa ia tahu siapa dalang dari pembunuhan Chandra.

Tanpa curiga dan keberanian karena merasa bersalah kepada Chandra, gadis itu nekat mencari kebenaran.

"Sean, jangan sampai kehilangan jejak puteri ku!" seru Nare diseberang ponsel dengan khawatir.

"Saya masih mengikuti motor non Dyah, maaf motor Pak Hinar saya pinjam," ucap Sean.

Sean yang biasa memakai wireless earphones kemanapun, sangat diuntungkan dengan situasi dan keadaan dimana dia harus mengendarai motor.

"Kami telah mengikuti GPS mu," ujar Nare.

"Minta Pak Aldean menyalakan GPS motor ini Pak!" ucap Sean waspada mengikuti kecepatan motor Dyah.

"Pak tua, kenapa kamu tidak memberi tahu ku, kamu menyadap motor Hinar?" kata Nare kesal.

"Baiklah Sean, dari tadi aku sudah menyalakannya," teriak Aldean yang membuat Sean tersenyum tipis.

Kemampuan Aldean tentang inteligen tidak perlu diragukan lagi karena ia mantan intel tentu saja.

Bukan karena dia tidak patriotik terhadap negara ini namun bila ia memecahkan kasus pembunuhan Barata Samiaji dengan masih bekerja sebagai abdi negara, ia takut tidak mampu membagi perhatiannya.

Apalagi kasus ini begitu pelik hingga bertahun - tahun tidak berujung, dan lagi Aldean sudah berjanji kepada sahabatnya itu untuk menjaga keluarganya.

Memang tidak sehebat janji dan sumpah prajurit namun inilah pilihan yang harus diambilnya ketika berjanji melindungi orang - orang yang disayangi sahabatnya.

Sean melihat motor Dyah masuk beberapa jalan kecil dengan lincahnya, ia begitu mengagumi keberanian puteri Bosnya itu.

Semalam ia menugaskan anak buahnya untuk melapor bila Dyah keluar kamar.

Ia begitu kagum bagaimana gadis itu membawa motor keluar rumah tanpa suara apalagi tanpa diketahui anak buahnya, ternyata ada gang kecil di samping rumah yang memungkinkan gadis itu keluar dengan mendorong motor tanpa menghidupkannya, cerdas.

Sean memandang daerah itu dengan seksama, bangunan yang terbengkalai dan tidak terawat, sepertinya developer tidak menyelesaikan pekerjaannya.

Sean segera menyembunyikan motornya, Pak Nare pasti menemukannya dengan panduan GPS, batinnya.

Dengan kesigapan luar biasa, pria muda yang terlatih itu mencari keberadaan Dyah sebelum terlambat.

Setelah bergerak dengan intuisi tajamnya, ia menemukan Dyah di kepung empat orang sedang dua orang lainnya menonton.

W A H R H E I T          (KOMPLETT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang