Drei

4K 330 0
                                    

Enjoy reading.

Jangan lupa vote n comments he he.



23 tahun kemudian.

Lelaki itu memandangi photo yang dikirim orang suruhannya, photo orang - orang yang dicintainya, wanita yang sangat tidak bisa ia lupakan dan juga buah hati mereka.

Hampir satu tahun ia berusaha untuk tidak mendatangi mereka, setelah bertahun - tahun berusaha untuk menemukan keberadaan orang - orang yang dicintainya.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk!"

Perintah pria yang tidak lain adalah Narendra Barata Kusuma.

Setelah pintu terbuka, muncul sosok pemuda tegap, sorot mata tajam dengan wajah datar, mengangguk sopan mendekati posisi Narendra setelah menutup pintu.

"Sean, ada berita baru?" tanya Narendra langsung.

"Ya Pak, ini bukti dari pencarian yang saya kumpulkan, berkas - berkas serta photo sudah saya scan dan kirim ke email Bapak," ucap pemuda yang dipanggil Sean oleh Narendra.

Narendra seperti menutup jati dirinya dengan brewok dan kaca mata hitam yang selalu ia pakai, seolah ia ingin semua orang tidak tahu ekspresi wajahnya, hanya orang - orang terdekatnya yang bisa melihat ketawanya itupun dengan kaca mata hitam tentu saja.

"Ini photo siapa?" tanya Narendra.

Narendra mengangsurkan photo ke arah Sean, orang kepercayaannya yang ia suruh mencari detail informasi tentang Kinanthi.

"Itu puteri Ibu Kinanthi," ucap Sean.

"Anak angkat maksud mu?" ucap Narendra.

Sean terdiam, tetap dengan wajah tanpa ekspresi, menimbang mengatakan fakta secara langsung.

"Puteri kandung Ibu Kinanthi?" ucap Sean pelan namun tegas seperti biasanya.

Narendra menghentikan tatapannya ke arah photo gadis cantik yang dipegangnya, tatapannya beralih ke Sean yang tetap diam tanpa ekspresi namun Narendra tahu bahwa Sean mengatakan kebenaran.

"Siapa suaminya, aku tidak menemukan photo laki - laki di sini?" tanya Narendra pelan.

Ucapan Narendra seperti orang yang tidak terkejut mendapati fakta itu, kemampuan pengendalian diri yang sudah teruji bertahun - tahun membuatnya bisa melewati ini semua.

"Di dalam akte kelahiran tercantum nama Bapak, namun ketika saya melakukan tes DNA, Bapak bukan ayah biologisnya," ucap Sean.

"Gadis ini lahir kapan?" tanya Narendra.

"Sembilan bulan setelah Ibu Kinanthi meninggalkan Bapak," ucap Sean.

"Anak Kinanthi tanpa suami maksud mu?" tanya Narendra lagi.

"Secara hukum, gadis itu adalah puteri Bapak, saya juga dapat info terbaru mengenai photo Ibu Kinanthi," ucap Sean.

"Kalau bukan untuk penyelidikan sudah aku congkel mata kalian yang melihat photo Kinanthi," ucap Narendra frustasi.

Bagaimana tidak frustasi, ia harus menyerahkan photo polos isterinya untuk diteliti.

"Ada beberapa lebam di bagian tubuhnya terutama di pergelangan tangannya, tampaknya Ibu Kinanthi melawan dalam keadaan tanpa sadar," ucap Sean.

Mata Narendra melotot nanar, mendapati fakta baru itu, terima kasih teknologi dan ilmu forensik yang membongkar kekelaman hidupnya.

"Jangan katakan kalau apa yang di kepala sama dengan fakta yang kamu bawa, Sean?" ucap Narendra mengintimidasi.

Sean hanya mengangguk pelan, Narendra sepertinya mau mati saja mendapati fakta baru itu, ia memang menyerahkan photo Kinanthi baru - baru ini.

Kalaupun dulu ia menyerahkan photo itu, mau ke siapa, polisi, teknologi dan ilmu photografi forensik tidak semaju sekarang.

"Sepertinya Ibu Kinanthi tidak sadar ketika di photo, apalagi kalau benar video itu ada, akan memperkuat penyelidikan kami bahwa Ibu Kinanthi, maaf Pak Kus, diperkosa," ucap Sean dengan memelankan di akhir kalimat.

Narendra begitu terkejut dengan fakta baru itu lagi dan lagi, banyak sekali kebenaran bermunculan setelah sekian lama.

Karena koleganya sering memanggil nama keluarganya pada Narendra dengan Mr. Kusuma maka ia lebih terkenal dengan nama Pak Kus.

Hanya orang - orang terdekat memanggilnya Narendra atau Nare, panggilan itu berdenging di telinganya, Kinanthi selalu enak ketika memanggil namanya.

Teringat tentang Kinanthi, fakta baru ini membuat Narendra bersedih, bagaimana kehidupan Kinanthi untuk melewati semua itu, maaf tidak bisa menjadi pria yang kamu butuhkan Kinanthi, batin Narendra.

"Bagaimana sebenarnya kehidupan Kinanthi dan anak - anak sebenarnya?" tanya Narendra setelah diam dalam pemikirannya.

"Ada orang yang melindungi dan membantu Ibu Kinanthi selama ini, dari kepindahan yang berganti - ganti serta sulitnya akses informasi," ucap Sean.

"Maksud mu, ada yang menyembunyikan Kinanthi, siapa?" tanya Narendra penasaran.

"Ibu Gayatri," ucap Sean singkat.

"Mama, untuk apa?" tanya Narendra.

"Bapak ingat kepergian ke Singapura dengan orang kepercayaan Ibu Gayatri, Aldean dan juga Pak Bara?" tanya Sean.

"Aku ingat pergi dengan Papa Bara dan asisten Mama, ia begitu ngotot ingin Aldean ikut," ucap Narendra.

"Ibu Gayatri menempatkan orang sebenarnya buat melindungi Ibu Kinanthi namun orang tetsebut menghilang," ujar Sean.

"Jadi terjadilah kejadian Kinanthi juga ikut menghilang dengan kerumitan ini?" ucap Narendra.

Sean mengangguk membenarkan ucapan Bosnya.

"Selama ini Ibu Kinanthi berpindah - pindah tempat, baru setelah anak - anak mereka kuliah, beliau menetap di sini," ucap Sean.

"Terima kasih Sean, aku berhutang banyak pada mu," ucap Narendra tulus.

"Saya yang harusnya banyak berterima kasih karena Bapak menyelamatkan nyawa saya," ucap Sean.

"Sudahlah, nyari informasi lagi tentang Kinanthi dan tetap lindungi mereka!" ucap Narendra.

"Baik Pak Kus, saya permisi," ujar Sean.

Setelah Sean berlalu dari ruangan Narendra, pria paruh baya itu kembali membaca semua informasi yang berada di tangannya.

******************************

"Bagus, Gayatri sepertinya telah mengendorkan pengawasan setelah sekian tahun," ucap pria berkursi roda sambil menyeringai lebar.

Pria itu menatap orang suruhannya yang telah memberinya informasi yang sangat berharga.

"Tunggulah keluarga mu di neraka Tua Bangka!" ucapnya lagi sambil tertawa keras, memecahkan kesunyian yang terjadi di dalam ruangan itu.






Yes, akhirnya selesai dengan part yang hilang.

Part selanjutnya sama seperti yang dulu, editannya tidak seekstrim part yang hilang.

Thx.

Steven McKind.

W A H R H E I T          (KOMPLETT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang