[End] Behind The Color

Bab 51

PERHATIAN

Jadi maksud halal disini adalah gak ada adegan anehnya

Semacam short version yang gak detil

Intinya singkat aja biar para pembaca dibawah umur tetap bisa baca dengan kadarnya

Kalo mau yang versi detil 

Tengok aja di work aku yang judulnya "Eksplisit Part - Cerita Safitridsy" 

Sekian dan selamat dibaca

*****

"Hiks... Radit! Hiks..."

Di tengah tangisnya, Selina hanya mampu mengulang kata "Radit" berkali-kali. Membuat pria itu juga terus menjawab "Iya" untuk memberi kepastian pada wanitanya tersebut.

"Maaf. Maafkan aku. Hiks!"

"Kenapa harus meminta maaf? Aku tidak melihat kesalahan karena dirimu yang jatuh cinta."

"Maksudmu?" tanya Selina saat melonggarkan pelukan. Menatap Radit dengan air mata yang masih mengalir.

"Aku sudah dengar semuanya dari Demi. Semua tanpa terkecuali, dan dirimu. Atas kemampuan yang menghilang itu tidak membuatku takut atau benci. Sejak awal kecelakaan kita bukan salahmu."

"Tapi... Tapi, aku yang..."

Cup!

Satu kecupan ringan dari Radit mampu membuat diam Selina. Membuat bibirnya merapat dan air matanya terhenti.

"Aku merindukanmu. Sangat rindu hingga membuatku gila."

Selina kembali memeluk. Merapatkan tubuh mereka. Berusaha mencium dalam aroma pria yang amat ia cintai itu.

"Aku juga. Aku merindukanmu hingga tak bisa lagi tidur."

"Kalau begitu akan gawat."

"Gawat? Kenapa gawat?" tanya Selina tak mengerti.

"Karena kamu akan merasa lelah saat kita bercinta nanti," bisik pria itu penuh goda tepat di sisi telinga Selina.

Dan wanita tersebut hanya bisa menatap tidak percaya. Dengan wajah bodoh dan mata membulat, ia masih berusaha melihat Radit untuk meminta kejelasan. Namun, bukan menangkap kode dan menjawab, Radit malah membawa Selina. Mengangkat wanita itu seperti sebuah karung beras. Menutup pintu, lalu masuk ke dalam tanpa peduli dengan setiap oceh Selina yang meminta untuk turun.

*****

Klek!