Chapter 9.2: Childhood Promise - 2

3.1K 295 22
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Pair: Sasufemnaru, GaaSaku, KibaHina, ShikaTema, NejiTen, SaiIno, dll.

Warning:Femnaru, OOC, typo bertebaran, tidak sesuai EYD tanda baca berantakan, dan masih banyak lagi kekurangan dari ff ini.

Story by

AirinaNatsu-chan

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

.

.

.

Kenapa? erang Naruto dalam hatinya. Dia tidak mengerti kenapa dia lagi-lagi berada di tempat asing.

Apa dia masih bermimpi? Jika iya, tolong bantu Naruto untuk keluar dari mimpi buruknya. Dia tidak mau tahu dan melihat hal-hal aneh yang tidak ia ingat pernah terjadi atau tidak dalam hidupnya.

Oh Tuhan ..., batin Naruto meratap.

Atensi Naruto teralih pada dua sosok yang familier baginya. Ia berjalan mendekat, dan tak bisa menahan kesiap dari bibirnya kala melihat dua sosok itu.

Kedua sosok itu bagaikan versi mini dirinya dan ... Sasuke. Akan tetapi, bagaimana bisa? Naruto yakin, gadis kecil itu versi kecil dirinya karena dia pernah melihat foto masa kecilnya. Namun, untuk versi kecil Sasuke, Naruto hanya meyakini apa kata hatinya. Dia tidak tahu mengapa, yang jelas batinnya menjerit kalau mereka berdua adalah versi kecil dirinya dan Sasuke.

Naruto memerhatikan interaksi keduanya. Tampaknya dua anak kecil yang Naruto lihat di mimpi sebelumnya itu mulai akur, tidak berdebat panas dan meledak-ledak seperti di mimpi yang pertama. Ada rasa hanya yang menjalar dalam diri Naruto kala melihat keduanya. Gadis itu tidak mengerti, kenapa ada rasa nyaman yang menyelinap hanya karena dua anak kecil di depan sana?

"Apa mungkin aku gila?" Naruto bergumam amat pelan pada dirinya sendiri. Bergidik ngeri, Naruto menepis jauh-jauh kemungkinan yang melintas sesaat di kepalanya.

Naruto tak sadar, kala dirinya sibuk dengan pemikirannya, ada orang-orang berbadan besar dengan pakaian serba hitam yang membalut tubuh mereka. Tepat saat Naruto mengangkat kepalanya, bola matanya membelalak sempurna.

Apa yang orang-orang itu lakukan pada mereka? Rasa panik kembali menyerang Naruto. Bungsu Namikaze itu menjerit saat orang-orang berpakaian hitam tersebut membawa kedua tubuh kecil itu.

No! Please! Naruto berteriak, namun teriakannya seolah tak bersuara. Ia mencoba berlari, menggapai para penculik tersebut, akan tetapi tiba-tiba ia merasa tubuhnya tersedot sesuatu yang begitu kuat hingga Naruto tak bisa melawan. Hingga pada akhirnya, Naruto membiarkan kegelapan menguasainya.

.

.

.

Saat Naruto membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah kegelapan dan rasa sesak. Naruto mengedarkan pandangannya. Lagi-lagi ia berada di tempat yang tidak ia ketahui.

"Sepertinya ini gudang tua yang sudah tak terpakai ... " gumam Naruto. Gadis itu menghela napas dan mengerang, " ... lalu kenapa aku harus ada di sini? Mimpi yang aneh! Kuharap akan segera berakhir!" rapal Naruto berulang-ulang seraya menepuk-nepuk pipinya.

Story of My LifeWhere stories live. Discover now