Chapter 9.1: Childhood Promise - 1

4.2K 325 39
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Pair: Sasufemnaru, GaaSaku, KibaHina, ShikaTema, NejiTen, SaiIno, dll.

Warning:Femnaru, OOC, typo bertebaran, tidak sesuai EYD tanda baca berantakan, dan masih banyak lagi kekurangan dari ff ini.

Story by

AirinaNatsu-chan

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Meski kau tak mengingatku, aku senang bisa bertemu denganmu, lagi. Dan aku berjanji, aku tidak akan mengulangi kebodohan yang sama seperti di masa lalu.
|Sasuke|

.

.

.

.

Sasuke tersenyum senang memandang sketsa gambar di tangannya. Dielusnya gambar itu dengan senyum yang masih mengembang di bibirnya. Sketsa itu menggambarkan dua orang anak kecil yang duduk di sebuah bangku yang menghadap ke arah taman bermain dengan nuansa matahari terbenam. Begitu indah dan rasanya Sasuke seolah ikut masuk ke dalam gambar tersebut.

Tangan putihnya membalik lembaran selanjutnya. Di gambar itu terlihat seorang anak perempuan berambut panjang yang dikuncir dua memandang takjub gelang di tangannya. Di depannya seorang anak laki-laki seumurannya menatapnya dengan senyum mengembang. Lalu dibaliknya lagi lembaran-lembaran selanjutnya yang dipenuhi gambar kedua anak tersebut. Dimulai dari bermain bersama, tertawa, menangis, semua tergambar di sana. Dan saat membalik lembaran terakhir, Sasuke terpaku saat melihat sketsa kedua tangan kecil yang saling menautkan jari kelingkingnya. Sketsa matahari yang terik di atasnya seolah menjadi saksi bisu apa yang dilakukan kedua tangan itu.

Sasuke menghela napas pelan dan menutup buku sketsa itu. Ia pun mengambil buku lain yang sama seperti buku sketsa sebelumnya. Tangannya membuka lembar pertama buku itu yang masih kosong. Sasuke mengambil pensil gambarnya dan mulai menggambar kembali sketsa seorang gadis berambut panjang sedang bermain biola di tengah taman yang dikelilingi banyak pohon. Di sekelilingnya juga​ terdapat siluet orang-orang yang sepertinya sedang menonton permainan biola gadis tersebut. Rambut panjangnya Sasuke buat melayang seolah diterpa angin. Dengan penuh ketelitian Sasuke menggambar sketsa itu dan menyelesaikannya setelah beberapa puluh menit kemudian.

Setelah selesai, Sasuke menatap sketsa buatannya sama seperti menatap buku sketsa sebelumnya. Mata segelap langit malamnya berbinar bahagia. Bibirnya mengulum senyum yang tak pernah ia tunjukkan sejak ia berumur sepuluh tahun.

"Kamu terlihat cantik di gambar ini, Naru," puji Sasuke pada udara kosong di kamarnya, "tapi kamu lebih cantik jika dilihat secara langsung," tambahnya.

Sasuke terus mengusap gambarnya pelan dan bergumam.

"Kamu sudah kembali. Menepati janjimu untuk kembali. Walau kamu kembali dalam waktu yang cukup lama, tapi aku senang karena akhirnya aku bisa melihatmu lagi," gumam Sasuke lirih. "Meskipun kamu tidak mengingatku," lanjutnya tercekat.

"Kamu akan menepati janjimu, kan?" tanya Sasuke dalam keheningan. "Ah, tidak. Janji masa kecil kita." ralat Sasuke cepat, "Kamu akan menepatinya, kan?" tanyanya lagi.

Sasuke mendongakkan kepalanya, menatap kosong langit-langit kamarnya. "Kalau begitu, aku juga akan menepati janjiku." lirihnya.
.

.

.

.

.

.

Story of My LifeWhere stories live. Discover now