Chapter 8: Coma

4.5K 378 34
                                    

Halo! Apa kabar semua? Baik-baik aja, kan?

Sebelum ke inti cerita, aku mau memperjelas tentang CHAPTER 7. Chapter 7 yang aku bagi jadi tiga itu adalah FLASHBACK. Ketiga part itu adalah bagian dimana Sasuke dan Naruto kecil diculik sampai berpisah. Namun, dua chapter sebelum chap ini, masih asli khas tulisan aku dulu. Nggak ada revisi besar-besaran kayak part lainnya. Cuma pembenaran nama dan meminimalisir typo. Jadi, maafkan kalau agak gimana gitu :v

Oke deh, segini aja dulu pemberitahuannya. Silahkan tulis di kolom komentar kalau ada yang perlu ditanyakan😊

***

Naruto © Masashi Kishimoto

Pair: Sasufemnaru, GaaSaku, KibaHina, ShikaTema, NejiTen, SaiIno, dll.

Warning:Femnaru, OOC, typo bertebaran, tidak sesuai EYD tanda baca berantakan, dan masih banyak lagi kekurangan dari ff ini.

Story by

AirinaNatsu-chan

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

.

.

.

Sasuke menundukkan kepalanya dalam, tangannya bertaut erat di atas pahanya, sesekali ia memainkannya dengan gelisah setelah menceritakan kejadian masa kecilnya yang kelam. Kejadian yang membuatnya menjadi sosok tertutup dan tak tersentuh. Sosok dingin yang membutuhkan matahari yang dirindukannya.

Mikoto tersenyum lembut dan mengelus punggung Sasuke. Wanita itu memeluk putra bungsunya seraya mengucapkan kata-kata penenang. Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

"Tidak apa-apa, Sasuke. Tidak apa-apa. Tenanglah. Sekarang semuanya sudah berbeda. Kamu tidak perlu takut lagi," ucap Mikoto menyemangati. "Lagipula, sekarang seharusnya kamu bersyukur karena sosok gadis yang kamu sayangi kembali," tambahnya setengah berbisik.

Sasuke tersenyum kecil dan mengangguk.

"Kaa-san benar, Sasu-chan. Kamu tidak perlu takut. Ada Nii-san yang akan menjagamu nanti dengan tangan suci ini," sahut Itachi bangga sambil meletakkan tangannya di pinggang. Dia tidak sadar kalau tangannya sudah tidak suci lagi atau bisa dikatakan kotor setelah membunuh anak buah penculik adiknya. "Kamu tidak perlu takut. Si tua bangka bau tanah itupun sudah mati——"

"Jaga ucapanmu, ne, Itachi-kun ...." seru Mikoto manis, memotong perkataan Itachi. Senyumnya tampak begitu keibuan, namun Itachi tahu itu bukan senyum teduh yang biasa ibunya berikan.

Senyum itu tampak menyiratkan sejuta ancaman yang pastinya akan membuat Itachi menderita.

Itachi bergidik ngeri, menelan ludahnya gugup sebelum mengangguk kaku. "Ha'i, Kaa-san. I'm really sorry!"

Sasuke berusaha menarik satu sudut bibirnya, sementara Fugaku menggelengkan kepalanya pelan. Tidak menyangka dengan tingkah istri dan putra sulungnya.

.

.

.

.

.

"Jadi begitu?" gumam Sara. Manik violetnya melirik ke arah samping dan melihat adik bungsunya tertidur pulas.

"Ya. Hanya itu yang ku tahu. Dan selebihnya, kita semua tahu apa yang terjadi," ujar Kurama. Tatapannya sendu, seolah saat ini kejadian yang menimpa adik bungsunya tujuh tahun lalu sedang terjadi di depannya.

Story of My LifeWhere stories live. Discover now