FILE #3.9: THE BOY WHO LEAPT TO CONCLUSION - END

48 8 2
                                    

"Kita akan membiarkan Goro melakukan itu?" tanya Mika, lagi. Ini ketiga kalinya ia mengutarakan pertanyaan tersebut—pertama kali untuk pagi ini, tapi dua kali kemarin malam, setelah Adel menghubungi Goro.

Adel terlihat ragu-ragu.

"Adel?"

"Penilaianku terhadap Tuan Muda Errvind saat ini sangat bias," kata Adel. "Aku menganggapnya berpotensi membahayakan. Goro juga memintaku untuk memastikan keselamatannya dan juga keselamatan istrinya."

"Cash dan Satin sudah bilang kalau mereka tidak menemukan apapun selain stun gun, kan?"

Adel mengerutkan kening, berpikir seraya mengunyah bacon perlahan-lahan.

"Goro bermaksud memanfaatkan Monitor Kriminal Laten yang dipasang di Taman Eugenium," kata Mika. Ia menghirup kopi dari gelasnya, sudah lebih dulu menghabiskan sarapan. "Dia akan—entah bagaimana caranya—memprovokasi Errvind supaya ia berbuat nekat dan mengaktifkan sistem pencegahan tidak kriminal."

"Aku masih heran dari mana Goro tahu bahwa Taman Eugenium adalah titik percobaan sistem monitor itu." Adel menghabiskan telur orak-ariknya.

"Goro bilang dia pernah di kepolisian. Ingat?" Mika mengangkat piring-piring kotor dari atas meja makan, membawanya ke bak cuci. "Sistem Monitor Kriminal Laten dirancang dan dikembangkan oleh India, tapi banyak diadopsi oleh negara lain, salah satunya Jepang. Versi awalnya adalah identifikasi perilaku agresif manusia yang berpotensi berkembang menjadi tindak kriminal. Versi lanjutnya menggunakan robot nano yang disuntikkan ke dalam tubuh manusia untuk memonitor secara konstan. Versi lanjut ini ditentang di banyak negara karena dianggap melanggar privasi."

"Ah." Adel mengangguk paham. "Yang di taman versi awal, ya?"

"Dengan modifikasi. Ya."

Jujur, Mika tidak menyukai Kirk Errvind sejak pertemuan pertama dan terakhir mereka di hotel. Anak itu butuh dipukul supaya bisa berpikir lebih rasional, supaya isi kepalanya bukan ilusi yang berpusar pada dirinya. Kesan tentang sang tuan muda itu makin memburuk setelah muncul kemungkinan bahwa ia terkena Mr. Hyde Syndrome—yang mungkin adalah alasan di balik semua ucapan kelewat percaya dirinya.

Tapi membiarkan Goro mengarahkan agar anak itu melakukan sesuatu yang membuatnya diamankan pihak berwajib? Mika masih merasa itu berlebihan.

Atau ... itu tidak berlebihan? Mika bertanya pada dirinya sendiri. Ada hal-hal yang harus dicegah sebelum terjadi, kan? Termasuk tindak kriminal.

Mika menggigit bibir.

***

TAMAN EUGENIUM

Rating: 4.8

Daya tarik utama Taman Eugenium di Sentral terletak pada tanaman-tanaman semak yang dipangkas membentuk sosok-sosok hewan dan diposisikan sedemikian rupa sehingga pengunjung merasa seolah-olah sedang berjalan di kebun binatang sungguhan, melewati kandang-kandang hewan.

Mika sudah beberapa kali berhenti berjalan selama berada di sana, tergoda untuk mendekat dan melihat lebih jelas sosok-sosok hewan tersebut. Dia jadi mempertimbangkan datang lagi ke taman ini saat sedang bebas tugas.

Goro yang memilih tempat pertemuan ini. Lebih spesifiknya, dia memilih lokasi di air mancur di pusat taman ini. Rencananya adalah Goro akan memberikan waktu untuk Kirk bicara dengan istrinya, setelah sebelumnya ia memberitahukan dengan sejelas-jelasnya bahwa wanita yang ditaksir Kirk adalah istrinya.

Orang yang menakutkan, pikir Mika ketika ia memikirkan kembali rencana yang Goro ajukan.

Mika melongok ke air mancur yang kolamnya sangat luas itu. Ada kepingan-kepingan koin di dasarnya. Kebiasaan lama melempar koin ke kolam lalu mengajukan permohonan adalah ide klasik yang romantis dan tak lekang oleh waktu.

OA:SISWhere stories live. Discover now