FILE #2.4: RED

61 8 5
                                    

Interogasi para saksi berakhir sekitar pukul satu siang, nyaris setengah dua. Detektif Van Besson—dengan wajah mirip-bulldog-nya—kelihatan agak lelah, tapi jika dia gusar atau kesal, ekspresi itu tidak kentara.

Seandainya Mika ada di posisi Detektif Van Besson, dia sudah pasti gusar.

Keempat pelayan Tn. Samosir menjawab sama ketika ditanyai menurut mereka apa yang terjadi pada Tn. Samosir: bunuh diri.

Bahkan si kepala pelayan bermata-teropong, Dinaryan Togar, yang jelas-jelas mendengar majikannya meminta tolong dan melihat kondisi ruangan di mana Tn. Samosir ditemukan pun menjawab begitu.

Ada yang tidak beres.

Tapi apa? Dan apakah ketidakberesan itu menjadi sesuatu yang harusnya diurus oleh Adel dan Mika sebagai agen Orion?

"Kalian suka burger?" tanya Van Besson. "Keberatan membahas soal pekerjaan kalian sambil makan siang?"

"Whisk and Key's Burger?" tanya Adel. "Aku suka kok. Mika?"

"Tidak ada masalah."

"Bagus. Aku cari ruangan yang bisa dipakai. Jomarck, belikan burger untuk kami. Aku mau double beef. Stark?"

"Double cheese bolognaise."

Tentu saja Mika yang bahkan tidak tahu Whisk and Key's Burger itu punya menu apa saja, kebingungan. "Ada ... rekomendasi?"

"Kalau suka daging, double beef. Triple juga ada."

"Ikan?"

"Ada nugget juga," Detektif Lawyard mengingatkan.

"Cheese saja," jawab Mika, akhirnya. "Ada kan?"

"Restoran burger macam apa yang tidak punya cheeseburger?" gonggong Van Besson. "Mereka harus tutup, gulung tikar, kalau tidak punya!"

Detektif Lawyard mengulum senyum mendengarnya. "Oke, mana uangnya?"

"Nanti kuganti," ujar Van Besson sambil mengibaskan tangan. "Sensor gelangku rusak. Tidak bisa transfer."

"Ah, alasan. Cepat minta ganti ke Dinas Kependudukan!"

Adel menyenggol Mika perlahan. "Aku akan menemani Tn. Lawyard. Membantunya membawa barang, sekalian membayar bagian kita. Kau temani Detektif Van Besson, oke?"

"Baiklah."

Sepeninggal Adel dan Detektif Lawyard, Van Besson menuju ke salah satu ruangan di lantai dasar. Melihatnya melangkah membuat Mika khawatir sang detektif akan terguling tengah jalan gara-gara disenggol orang yang lalu lalang. Untungnya, semua orang sepertinya menyadari keberadaan Detektif Van Besson dan menghindarinya.

Kecuali lelaki berambut cokelat dengan kemeja hitam yang datang dari arah kantin.

Mika yang mengikuti Van Besson dengan canggung (Kenapa, batin Mika, dia tidak memakai hoverboard-nya?) menyadari kedatangan si kemeja hitam. Gerak-gerik dan ekspresinya tidak kelihatan bersahabat.

"Halo, Van Besson." Si kemeja hitam menghadang Detektif Van Besson. "Sibuk sepertinya?"

Van Besson harus mundur beberapa langkah supaya ia bisa mendongak dengan sudut yang tepat untuk menatap wajah lawan bicaranya. "Ya. Aku perlu pinjam ruangan."

"Pinjam ruangan?" Si kemeja hitam bersiul. "Kau tahu kan menjalin hubungan dengan anak di bawah umur itu tindak kriminal?"

Mika tersinggung untuk dua hal sekaligus: pertama, berani-beraninya si kemeja hitam ini menuduh rekan kerjanya sendiri merencanakan perbuatan asusila; kedua, berani-beraninya si kemeja hitam ini menyebut Mika "anak di bawah umur". Tidak ada yang perlu mengingatkan Mika bahwa badannya kelihatan seperti anak sekolah menengah atas! Bukan maunya kalau badannya "salah tumbuh" seperti ini padahal umurnya 21 tahun!

OA:SISDonde viven las historias. Descúbrelo ahora