FILE #2.1: MURDER AT THE RAINBOW DASH - INIT

113 9 10
                                    

Satu hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh Mika adalah apa yang biasanya dilakukan para agen Orion Agency jika mereka sedang tidak menangani sebuah kasus.

"Tetap pergi ke kantor itu pasti," jawab Adel saat ditanya. "Biasanya aku melihat apa yang lain sedang perlu dibantu atau tidak. Kalau tidak ... terserah saja mau apa. Asal bisa ditinggal jika kita dapat kasus."

Jadi Mika membaca-baca berita di mejanya. Adel sendiri berada di atap, entah tidur entah—menurut Mary-Robin—membaca buku.

Pintu kantor terbuka.

Dua orang pria, satu mengenakan stelan jas berwarna biru gelap dan satu mengenakan kemeja dan rompi sweater rajutan, memasuki ruangan.

Si jas biru jangkung terlihat berasal dari Timur Tengah dan hasil pindaian lensa kontak Mika mengklarifikasi identitasnya:

JAMAL ATALARIK

-Staf Orion Agency Cabang Thebes-01-

ID: 101-299-5012

Umur: 25 tahun

Status: belum menikah

Rekam jejak perilaku baik secara umum: 90%

Pandangan Mika langsung berpindah ke pria dengan rompi sweater, bersamaan dengan pria tersebut menyadari kehadirannya.

TOBIAS DALE

-Staf Orion Agency Cabang Thebes-01-

ID: 291-527-4471

Usia: 24 tahun

Status: belum menikah

Rekam jejak perilaku baik secara umum: 88%

"Oh!" seru Tobias. "Si anak baru! Halo!"

Melihat Tobias berjalan ke arah mejanya, Mika berdiri dan menyambut uluran tangan Tobias.

"Mikaela Tambunan," kata Mika. Suaranya agak kaku. Dia berusaha tersenyum untuk mengkompensasi. "Mika."

"Aku Tobias. Ini," Tobias menunjuk ke arah Jamal, "Jamal."

Jamal tersenyum, mengangguk dan menyalami Mika. Tepat saat Mika berpikir tentang betapa pendiamnya Jamal, pria Timur Tengah itu bersuara.

"Jamal. Maaf. Tidak. Banyak. Bicara." Dan Jamal menunjuk lehernya sendiri.

Ada alat berwarna hitam tertanam di leher Jamal. Luka bekas operasi terlihat di sekitar alat tersebut.

Mika mengangguk paham.

"Jadi," Tobias memasukkan tangan ke dalam saku, "Anak Baru sudah menyelesaikan kasus apa saja? Pembunuhan di ruang tertutup?"

Jamal menatap Tobias dengan tidak setuju. Mary-Robin bahkan ikut memundurkan kursinya dan menatap Tobias sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Jangan mulai lagi, Toby," ujar Mary-Robin serius.

Sebelum Mika bertanya apa maksudnya "jangan mulai lagi", pintu ruangan Chief Eriksson terbuka. Sang Chief keluar dengan tampang garang.

"Mana Adel?" gerung Chief Eriksson.

"Di atas, Sir."

"Suruh dia turun dan kalian berdua temui aku di ruanganku," lanjut Chief Eriksson. "Dalam lima menit! Ada tugas baru!"

Chief Eriksson kembali ke ruangannya.

"Waduh ...," desis Mary-Robin.

***

OA:SISWhere stories live. Discover now