" Ini lo bener gak sih netesin larutannya ke sini " Timpal Darren.

" Bener lah gue tetesin semua air buah - buahannya pake larutan yang ini, ini, sama ini " Ucap Alan sambil menunjuk larutan yang berbeda - beda.

" Tapi kok warnanya ungu semua " Ucap Darren merasa ada yang aneh.

" Perasaan kelompok yang lain beda - beda deh tuh warnanya " Sahut Raga sambil melihat pada kelompok lain.

Alan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Firasat gue emang gak enak waktu Darren nyuruh lo buat netesin larutannya " Gusar Raga.

" Darren, Raga, Alan ada apa? Apa kalian sudah beres? " Tanya bu Sarah dari mejanya.

" Ah enggak Bu gak ada apa - apa " Cengir Alan.

" Yaudah cuci Dit, kita ulang lagi " Ucap Darren.

Alan pun menurut.

" Yang lain udah pada beres mending kita tanya caranya ke yang lain aja " Usul Raga.

Darren hanya menganggukan kepala tanda setuju.

" Yaudah Dit, tanya ke orang gimana caranya gih "

" Yaelah lo gak kreatif banget sih Ga, kita itu sebagai generasi penerus ba..." Sahut Alan terpotong.

" Dodit sekarang "

" Heheh iya iya "

Sementara Alan pergi menanyakan bagaimana cara kerjanya. Darren dan Raga membaca kembali lembar kerja yang diberikan oleh bu Sarah.

" Dar, si Dodit lama banget perasaan"

" Ga mendingan lo susul si Dodit "

"Lah nyesel gue ngomong gitu" Ucap Raga sambil beranjak pergi menyusul Alan.

Namun saat berbalik Raga melihat Alan datang bersama dengan seseorang.

" Altha... " Ucap Raga yang menyebabkan Darren langsung menengok ke arah yang Raga lihat.

" Lo ngapain ngajak dia " Ucap Darren datar.

" Ya bagus kali Dar jadi kita gak perlu bulak - balik nanyain ke orang, nih ada ahlinya" Ucap Alan yang langsung duduk di kursi nya.

" Ye bilang aja lo gak paham sama penjelasan yang dia kasih jadi daripada lo pusing, lo bawa dia kesini kan " Timpal Raga.

"Nah lo tahu " Ujar Alan.

Altha hanya diam tersenyum memperhatikan ketiga orang yang sedang ribut itu.

" Lo kenapa senyam - senyum, ada yang lucu emang? " Ucap Darren datar.

" Hah enggak, yaudah kita mulai aja pertama - tama kalian harus..."

" Duduk " Ucap Darren tiba - tiba, sampai Raga dan Alan yang sedang memperhatikan penjelasan Altha pun kaget keheranan.

" Lo gak pegel apa berdiri mulu" Ucap Darren sambil menunjuk bangku kosong di depannya dengan menggunakan dagunya.

Seketika suasana terasa canggung, Alan langsung berinisiatif untuk mencairkan suasana.

" Iya Al lo duduk dulu nanti kalo kelamaan berdiri nanti betis lo gede yakan hahha" Ucap Alan yang niatnya mencairkan suasana malah tambah seram. Raga, Darren dan Altha melihat Alan dengan tampang yang sulit diartikan.

Alan menghentikan ketawa nya yang terkesan di buat - buat.

" Bisa diem gak? " Ucap Raga dengan senyum yang di paksakan.

DARRENWhere stories live. Discover now