"Marsya, jangan nangis.. maaf. Papa jadi bikin kamu nangis"

"Coba marsya kasih tahu papa sekarang kita mau kemana?"

"Papa...marsya mau ke desney land"

"Uwahh bagus. Marsya mau ketemu siapa?"

"Marsya mau ketemu elsa pa"

"Dia lagi tergila-gila sama frozen tahu"

Vian tertawa pelan, manis sekali. Andai dia ada disana dan pada saat seperti ini. Dia hanya ingin bersama dengan putrinya. Dulu, ia tidak pernah berpikir untuk memiliki anak. Dan sampai saat ini. Vian masih tidak menyangka ada putri kecil cantik yang memanggilnya papa.

'Anak adalah obat dari kepedihan dunia'

Mungkin ungkapan itu benar adanya dan itu yang vian rasakan. Setelah berbincang-bincang dengan marsya hampir setengah jam tak terasa. Dengan berat hati vian harus mengakhirinya karena orang rumah sudah mulai bangun.

"Vian, seragam gue mana?"

Vian menghampiri dafa yang berteriak dari atas

"Masih dijemuran. Mandi aja dulu biar aku setrika bajunya"

Oh vian tidak bisa seperti ini. Ia putuskan untuk menemui pak amir dan menyuruhnya membeli sarapan untuk mas prabu dan dafa. Setelah itu vian segera menyetrika seragam dafa. Ini sudah agak siang semoga pak amir bisa cepat

"Vian, elo.. gak papa kan?"

"Hmm? Gak papa apa nya?"

"Badan lo panas"

Dafa menyentuh lengan vian yang hangat lalu ia menyentuh dahi nya dan benar saja. Vian sepertinya demam

"Elo demam, udah minum obat belum?"

"Apasih daf, aku gak sakit"

"Gak sakit apa nya? Udah sini biar gue aja yang nyetrika. Elo duduk sana"

Vian mengacuhkan dafa

"Vian.."

Vian menghela nafasnya. Ia membiarkan dafa yang menyelesaikan itu. Ia memang sedang tidak enak badan sekarang. Vian kembali ke kamarnya berniat ingin tidur kembali. Namun, ternyata ia mengambil keputusan yang salah

"Kerumah sakit untuk apa?"

Kini ia hanya menatap suaminya seperti orang bodoh

"Iya, nanti aku antar..hmm.. by"

"Mas mau berangkat sekarang? Tunggu sebentar lagi ya mas, pak amir nya lagi beliin sarapan"

Mas prabu tidak mendengarkan vian dan lebih memilih memakai jas nya

"Mas, ayolah.. mau sampai kapan mas diemin aku kayak gini?"

"Aku akan makan nanti dikantor. Biar kamu dan dafa saja yang sarapan. Mas buru-buru"

"Mas..."

WANTEDWhere stories live. Discover now