P

86 23 10
                                    

Gue sadar gue bukan Pangeranya dalam cerita ini. Gue hanyalah pemeran pengganti sang Pangeran.

-------

Ke esokan harinya. Langit kembali cerah. Karena kini hubungan Malik dengan Pelangi sudah membaik. Hubungan? Mereka berdua punya hubungan? Iya punya hanya sebatas Kakak adean. Itu adalah keadaan yang sering terjadi saat ini di kalangan anak muda. Termasuk para pembaca cerita ini.


"Lik. Lo gak ke lapangan?" Tanya Maulia. Yang melihat Malik tengah asik berkaroke ria bersama Al di kelas.

"Lik lo denger gue gak sih?" Emosi Maulia mulai naik di level 1.

Malik dan Al tidak menggubris Maulia sedikitpun. Bahkan melirikpun tidak. Mereka sedang melantunkan lagu Love your self dari babang Jusrtine Bieber. Dengan sangat merdu dan pasih. Maklum lidah mereka berdua lidah inggris.

"Lama lama gue botakin juga lo berdua!" Ancam Maulia. Afar terkekeh geli.

"Botakin ajah Ul. Biar kayak Upil dan Ipil." Saran Afar. Nirmala dan Maulida mengangguk setuju.

"Upin dan Ipin. kali yang bener." Sanggah Musya. Mengoreksi omongan Afar.

"Iyah Sya serah lo deh." Ujar Afar tak perduli.

Plakkk.
Buku LKS mendarat manja di kepala belakang Malik dengan sangat mulus.

"Arrrgghhh..." Malik meringis sakit. Dan memegangi kepalanya yang terasa panas.

"Apaan si Ul?" Malik menoleh menatap si pelaku penganiyayaan terhadap dirinya.

"Dengerin gue. Gue lagi ngomong." Tajam Maulia.

"Duh, soryy nih bukanya gue nolak. Gue lagi sibuk latian buat konser entar." Tolak Malik songong.

"Konser. Mata lo peang." Amarah Maulia loncat di level 7.

"Pliiis. Lo gak usah maksa. Kalo mau tanda tangan etar kita kasih deh. Tapi jangan sekarang." Al memberi kode agar Maulia menjauhi dirinya.

Maulia tersenyum picik. Di raihnya buku paket Kimia. Yang berjumlah 10.000.000.000 halaman. Dan berisikan rumus rumus indah yang sangat mudah di pahami.

"Yakin lo berdua gak mau dengerin gue?" Tajam Maulia. Yang menyeringai sambil mengangkat buku paket di tanganya.

Malik dan Al menoleh kompak. Dan sebelum buku paket yang cantik itu mendarat indah di anggota tubuh mereka, dengan secepat kilat mereka merubah piosisi duduk mereka menghadap Maulia.

Sadis banget ni anak satu.

"Apa cantik?" Malik tersenyum lebar. Sambil mengerejap kan matanya.

"Ul. Mending lo simpen buku kimia itu. Atau lo kasih ke mih Atih gih buat bungkus gorengan. Dari pada di pake menganiyaya anak orang." Saran Al. Malik menyikut bahu Al kasar.

"Eh, soryy Ul. Ada apa cantik buruan ngomong?" Al ikut ikutan memajukan wajahnya dan menopang kedua pipinya dengan kedua tangan persis seperti Malik. Keduanya tersenyum.

"Cih. Najis muka lo berdua so imut." Afar melempar kacang ke arah Al dan Malik.

Emang kita imut.

Malaikat👼(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang