K

95 26 9
                                    

Buat apa lo ngasih gue sepasang sayap? kalo akhirnya lo patahin juga! Harusnya lo kasih gue anti septik. Buat nyembuhin rasa sakit gue saat ini.

---------

Pagi ini Malik seperti biasa berangkat ke sekolah lebih awal. Saat sekolah masih sangat sepi. Bahkan mungkin saat belum ada kehidupan, Malik sudah ada di sana.

"Malik..." seseorang memanggil.

"Iyah, ada apa tri?" Tanya Malik. Yang melihat Sawitri berjalan ke arahnya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo." Gadis itu duduk di depan Malik.

"Oh. Ngomong ajah, ada apa?" Malik terlihat penasaran. Sawitri mengedarkan pandanganya ke sekitar, kemudian menarik nafas panjang berulang ulang.

"Ini soal Pelangi." Ucap Sawitri lirih.

"Kenapa dia?" Rasa penasaran Malik semakin bertambah.

"Lo pasti belum tau kan, kalau Pelangi udah punya pacar." Sawitri menatap Malik serius.

"Pacar?" Tanya Malik memastikan.

"Iyah. Lo pasti belum tau kan? Kalo Pelagi seminggu yang lalu jadian sama teman sekelasnya." Ujar Sawitri menjelaskan.

Perkataan Sawitri seakan melolosi satu persatu tulang di dalam tubuh Malik. Terasa lemas dan menyakitkan.

"Lo tau dari mana?" Tanya Malik dengan tatapan tajam ke arah Sawitri. Sawitri tersenyum miris membalas tatapan itu.

"Hhh... itulah lo. Terlalu sibuk sama cinta lo. Sampai gak peka keadaan sekitar." Ujar Sawitri tajam.

"Semua orang satu sekolah juga tau kali." Ujar Sawitri dengan nada meremehkan.

"Thanks info nya. Gue cabut." Bergegas Malik melangkahkan kakinya. Entah mau kenana dia saat ini, namun semua ucapan Sawitri saat ini mendominasi pikiranya.

*****

Bel istirahat pertama berbunyi.

"Lo di sini?" Tanya Afar yang kemudian masuk ke ruang Osis, menghampiri Malik yang sedang tiduran di meja.

"Lo kenapa?" Tanya Afar cemas.

"Lo sakit?" Tanya Afar sekali lagi. Masih belum ada jawaban. Malik mengangkat tubuhnya untuk duduk.

"Lo tau itu kan?" Tanya Malik tajam.

"Tau apa?" Tanya Afar bingung. Malik tersenyum sinis.

"Soal Pelagi!" Malik membuang pandanganya ke arah lain. Afar terdiam sesaat.

"Lik. Gue gak bermaksud un..."

"Kenapa lo gak kasih tau gue?" Malik kembali menatap Afar tajam.

"Gue, sama anak anak. Cuman nunggu waktu yang pas buat kasih tau semuanya sama lo." Afar mencoba menjelaskan. Sekali lagi Malik tersenyum sinis.

"Jadi kalian semua udah tau?" Decak Malik.

"Nunggu waktu yang tepat? Sampai kapan? Sampai lebaran Monyet! lo baru mau kasi tau gue. Hah." Malik mengepalkan tanganya kuat.

"Lo tau? Selama satu minggu ini gue berasa jadi manusia paling bodoh. Bodoh karena seminggu ini gue tetep masih berusaha deketin Pelangi. Yang padahal dia udah punya cowok." Malik benar benar merasa telah terbodohi saat ini. Terbodohi oleh Pelangi. Sahabat sahabatnya. Dan oleh dirinya sendiri.

"Sahabat macam apa kaya gituh? Sampah!" Ujar Malik tajam. Kali ini Afar tertawa. Tertawa miris melihat Malik.

"Lo emang bodoh! Bahkan lo itu pengecut!" Ujar Afar tanpa takut.

"Maksud lo apa?" Tatapan mereka bertemu saat ini.

"Lo bodoh. Bodoh karena terus berharap Pelangi bakalan suka sama lo. Dan lo selalu sembunyi di balik kata cita tulus lo itu. Padahal, harusnya lo terima kalo lo kalah saat ini. Tapi lo selalu saja bersembunyi. dan selalu memakai mantra bahwa Cinta tak harus memiliki. Sebagai mantra penguat buat diri lo sendiri. Dasar pengecut. Sampah!" Cerca Afar tajam.

Lo bener!

"Gue salah dateng ke sini." Ujar Afar. "Karena gue yakin. Lo gak butuh sampah kaya gue." Afar melangkah pergi dan membanting pintu dengan keras. Membuat beberapa orang di luar tau bahwa telah terjadi keributan di dalam.

Malik menatap pintu yang masih bergetar itu. Malik mengacak acak rambutnya frustasi.

*****

"Mana Flashdisk kakak?" Pinta Malik pada Pelangi.

"Ini kak. Makasih." Pelangi memberikan Flashdisk itu pada Malik.

"Gue emang suka sama lo. Tapi gak gini caranya." Malik berjalan meninggalkan Pelangi. Pelangi terdiam sesaat. Dan kemudian mengejar Malik.

"Maksud kakak apa? Kakak kenapa?" Pelangi mencegah Malik untuk melanjutkan langkahnya. Saat ini Malik menatap Pelangi dengan tatapa tidak seperti biasanya.

"Kenapa lo gak bilang kalo lo udah punya pacar?" Tanya Malik datar. Pelangi membeku di tempat. Pandanganya menurun.

"Maaf kak. Aku..."

"Kenapa?" Potong Malik.

"Aku cuma mau jaga perasaan kakak." Ujar Pelangi pelan.

"Menjaga perasaan gue?" Tanya Malik entah pada siapa.

"Buat apa?" Tanya Malik tajam.

"Aku... aku gak mau nyakitin perasaan kakak."  Ucap Pelangi menyesal.

"Justru dengan gue tau semua ini dari orang lain. Gue malah ngerasa lebih sakit. Harus nya lo jujur!" Malik memberanikan menatap Pelangi yang sedang tertunduk.

"Maaf. Maafin Aku kak. Aku takut kakak benci sama Aku. Dan ngejauhin Aku." Kali ini Pelangi mengangkat pandanganya menatap Malik yang sudah tersenyum sinis padanya.

Aku takut kalo kakak tau aku punya pacar kakak akan pergi dari kehidupan aku. Karena aku tau aku juga tidak bisa membalas perasaan kakak. Batin Pelangi.

"Lo egos!" Tajam Malik.

"Maaf." Lirih Pelangi.

"Buat apa lo ngasih gue sepasang sayap? kalo akhirnya lo patahin juga! Harusnya lo kasih gue anti septik. Buat nyembuhin rasa sakit gue saat ini." Malik berjalan meninggalkan Pelangi yang masih berdiri mematung di sana.

Jangan lupa vote dan coment nya yah❤❤❤

Malaikat👼(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang