Bandung Mengeluarkan Pendapatnya

187 26 7
                                    


Bandung, tempat yang selalu membuatku tenang, disini aku memiliki semua yang kumau, kecuali 1 hal, Fana. Tapi sudahlah, aku sedang tidak ingin membicarakan Fana, aku ingin berhenti sejenak, aku lelah, butuh istirahat, tapi bukan untuk menyerah melainkan memasang strategi untuk mengatasi masalah.

Bandung, Kota yang begitu penuh dengan keramaian, begitu indah dan tentu saja penuh sejarah!

Tetesan hujan membangunkanku di sela-sela mimpi indahku, Bandung selalu punya cara untuk mengingatkan, cuaca sepertinya ikut bersedih sama dengan hatiku, atau mungkin cuaca sedang mengejekku, aku juga tidak mengerti.

Aku terpikir satu hal, "aku berada di Bandung, namun untuk apa aku disini? Mengatasi masalah? Bagaimana caranya?"

Aku tidak tahu harus melakukan apa. Mungkin bisa kumulai dengan gitar tuaku, aku mengambil gitar tuaku dan mencoba memainkannya dengan lagu-lagu yang biasa kunyanyikan sewaktu SMA, tiba-tiba Mama masuk kedalam kamar,

"Eh anak mama, Sam, kok udah di Bandung aja? Kuliah kamu gimana?"

"Iya ma, maaf Sam gak ngabarin Mama. Kuliah lagi libur kok ma."

"Oh yasudah. Kamu lagi ada masalah? Sini cerita sama Mama."

Mama adalah peramal yang hebat, dia bisa tau apapun keadaanku tanpa aku mengatakan apapun, begitulah kekuatan dari seorang ibu.

"Nggak ma, Sam baik-baik aja kok," sambil memasang senyum palsu dari bibirku.

"Sama mama pake bohong segala, kamu gak akan pernah bisa bohong sama orang yang ngelahirin kamu. Gini deh, kamu sibuk? Temenin mama keliling Bandung yuk, mama udah lama gak keliling Bandung."

"Hmmm, boleh ma, ntar sam siap-siap dulu ya ma."

Aku langsung bergegas bersiap-siap untuk menemani mama keliling kota Bandung, jujur aku sangat merindukan mama dan tentunya setiap sudut kota Bandung. Mama, adalah orang yang paling menyayangiku, begitu tau tentangku, peramal yang hebat, dan aku sangat menyayangi mama, wanita terbaik yang pernah kutemui adalah Mama.

"Ma, kita mau kemana?" tanyaku kepada Mama.

"Terserah kamu mau kemana, yang penting mama ingin berkeliling kota Bandung, silahkan kamu mengatur rutenya mau kemana aja, anak mama kan idola di Bandung, jadi pasti tau dong tempat yang keren."

"Hehe.., mama bisa aja."

Hanya mama yang bisa menghiburkan disaat aku sedang sendu, mama adalah obat dari segala sakitku. Aku bingung harus berkeliling kemana, Bandung begitu bersemangat mengeluarkan tetesan hujannya, jika aku mengajak mama menuju kawasan perkotaan seperti mall dan sebagainya pasti mama sudah bosan, jika aku ajak ke alun-alun, taman, pasti dibasahi air hujan, aku tidak tahu lagi harus kemana.

Tanpa patah semangat aku terus berkeliling-keliling kota bandung tanpa tahu tujuan, berharap hujan reda atau setidaknya mama menyarankan harus pergi kemana, namun kenyataannya berbeda, 2 jam kami menghabiskan waktu untuk berkeliling Bandung hujan tak kunjung reda dan mama juga tidak memberikan saran harus pergi kemana. Tanpa patah semangat aku terus berkeliling, tiba-tiba mama meilhat toko bunga yang menurutku itu tutup , tapi Mama menyuruhku berhenti di toko bunga tersebut, namun kami mendapatkan tempat parkir yang begitu jauh dari toko tersebut.

"Sam, bisa tolongin Mama beliin Mama bunga Mawar di toko bunga itu?"

"Ma, toko bunganya jauh, hujannya deras banget ma, itu juga keliatannya tokonya tutup."

"Masak sama hujan aja kamu takut, lagipula tokonya kan belum tentu tutup kalau kamu gak nyoba langsung buat ngeliat kesana."

"Tapi ma, nanti bakalan sia-sia, bunganya gak dapat, malah basah kehujanan."

"Yaudah mama aja yang turun buat beli bunga disana ya."

"Jangan ma, Sam aja!"

Aku langsung turun dari Mobil lalu bergegas menuju toko itu, namun ada yang aneh, dari mobil terasa kalau hujannya begitu deras namun setelah aku turun dari mobil justru ternyata hujannya hanya rintik-rintik kecil yang tidak terlalu membasahiku. Aku bergegas menuju toko bunga tersebut, dan setelah aku sampai di toko bunga itu aku benar-benar yakin bahwa mama adalah peramal yang hebat, tentu saja aku mengatakan demikian karena apa yang Mama katakan ternyata memang benar, tokonya masih buka dan koleksi-koleksi bunganya begitu luar biasa indahnya. Langsung saja aku membeli bunga mawar seperti yang Mama minta dan langsung kembali ke Mobil. Mama sangat senang sekali terlihat dari senyum indah diwajahnya, setelah itu mama meminta untuk kembali kerumah, dan kamipun langsung menuju rumah.

Sesampainya dirumah mama berbicara kepadaku,

"Sam, Mama mau bicara."

"Iya Ma, kenapa Ma?"

"Bandung udah menjawab masalah kamu kan?"

"Maksud mama?"

"Dengan semua hal tadi, Bandung sudah menjawab semuanya, hujan yang kamu anggap deras hingga membuat kamu takut turun dari mobil karena kamu mengira kamu akan basah kuyup jika keluar mobil dan kamu berfikir lebih baik di dalam mobil saja, dan toko bunga yang kamu anggap tutup setelah kamu terjun langsung melihat kebenarannya ternyata toko bunga itu buka dan kamu berhasil membeli bunga tanpa basah kuyup."

"Maksud mama? Sam masih bingung Ma, bantu jelasin lagi, Ma."

"Duh anak Mama, kamu tahu, terkadang hidup itu harus bisa berani melangkah maju, berani mengambil resiko itu adalah hal yang baik, jangan pernah lari dari masalah. Kalau kamu gak mau menghadapi masalah itu, bagaimana kamu bisa menyelesaikannya? Kamu tidak akan bisa mengukur seberapa besar masalah tersebut jika kamu tidak terjun langsung kedalamnnya, kamu tidak akan bisa menyelesaikannya jika kamu gak mau menghantam zona nyamanmu dan memberanikan diri untuk berjuang diluar zona nyamanmu. Hidup itu adalah pilihan, didalam pilihan itu ada tantangan, sulit atau gampang tergantung dari sudut pandang kamu menilainya, dan dari setiap tantangan akan muncul jalan keluar jika kamu mau menghadapinya."

Aku terdiam setelah mendengar apa yang mama katakan, semuanya benar, mama begitu hebat memberikan pelajaran yang luar biasa kepadaku. Bandung, sepertinya mama dan Bandung telah bekerja sama untuk memberikan pelajaran kepadaku, bandung memang luar biasa.

Aku akan kembali mencari Fana, tapi sebelum menemui Fana aku akan menjadi seperti apa yang dia harapkan, jika aku tidak berhasil menjadi seperti yang Fana harapkan maka aku tidak akan berani untuk kembali Bandung, untuk itu aku akan menghabiskan waktuku di Bandung selama seminggu agar nantinya aku tidak terlalu rindu dengan kota ini.    


   "Dalam situasi tertentu, terkadang melakukan sesuatu jauh lebih baik ketimbang diam pasrah. Saat kita melakukan sesuatu, mungkin saja saat itu adalah proses di mana Tuhan mendengarkan doa kita. Karena hidup itu adalah tentang sebuah proses bukan tentang sebuah hal yang disebuah takdir."

Senja Tanpa JinggaWhere stories live. Discover now