“Kenapa? Gawat aja lo berdua.”

“Emang gawat goblok!” seruan Ganang membuat Chiko menatapnya dengan pandangan serius. Kedua alisnya langsung menukik tajam.

Memperhatikan itu Ganang langsung cengengesan di tempatnya. Cowok berambut hitam itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Eh sorry Ko maksud gue bukan ngatain lo. Tapi kali ini beneran gawat.”

“Kenapa Nang? Lo kalau ngomong langsung ke poinnya!”

“Udah biar gue aja yang lapor,” ucap Ergo. “Gini Ko. Tadi gue sama Ganang kan lewat kelas atas. Kakak-Kakak kelas lagi pada ngumpul di pojok. Gue denger dari mulut Draco sendiri kalau Moza itu Kakak tirinya Nency. Emang bener, Ko?”

Chiko terdiam. Mencerna apa yang dijelaskan Ergo padanya.

“Ko, lo tau? Draco lagi ngincer Moza sekarang. Dia bahkan ngetawain lo tadi. Pokoknya yang gue denger dia mau balas dendam ke lo. Balas dendam tentang Zhelin?”

Memang Ganang dan Ergo tahu masa lalunya. Hanya mereka berdua yang tahu seberapa besar Chiko menyukai perempuan itu. Bahkan fotonya masih ada di dompet Chiko.

“Ko? Jadi Nency sama Moza saudara?”

Chiko masih diam. Mulutnya tertutup rapat-rapat. Cowok itu marah. Marah pada dirinya sendiri karena tidak tahu masalah ini. Bagaimana bisa ia terjebak di antara dua orang yang ternyata saudara?

****

“CHIKOOO!!”

“Chiko!”

“Ih Chiko tungguin Moza dong!”

Begitu Moza berhasil menarik ujung seragam Chiko. Cowok itu berhenti dan mau menatapnya. Moza mengatur napasnya karena sejak tadi berlari sambil teriak memanggil nama Chiko namun cowok itu tak kunjung berhenti.

“Kamu ini aku panggil-panggil gak nyaut terus!” Moza menarik napas dan mengembuskannya. “Mau pulang kan?”

“Ya. Kenapa emangnya?” ucap Chiko jutek tapi tidak sekasar tadi.

“Boleh ikut yaa??”

Chiko terdiam tidak mengatakan apapun. Cowok itu lalu menghela napas seperti ada beban berat karena Moza.

“Gue mau kumpul sama temen-temen gue dulu.”

“IH! Ikutan dong!”

“Nggak usah.” Chiko langsung menolak.  “Cowok semua di sana. Lo gak usah ikutan. Gue gak mau jagain lo. Bawa diri gue sendiri aja udah susah.”

“Nggak bakalan ngerepotin kok! Sumpah nih!”

“Bolehh yaa? Boleh dong Ko? Janji nggak bakalan ribut deh!”

“Za—”

“Aku bosen di rumah. Pengin jalan-jalan tapi gak tau sama siapa. Boleh dong ya ikut? Beneran deh gak bakalan cari masalah!” Moza memberi tanda peace dengan tangannya pada Chiko.

“Nggak usah. Lebih baik jalan-jalan sendiri aja.” Chiko tetap tidak mau Moza ikut. “Gue harus buru-buru. Lo pulang aja. Jangan sampe ngikutin gue.”

Moza hanya diam namun tatapan matanya kecewa. Cowok itu tetap tidak mau mengajaknya.

Moza mengejarnya lalu dengan sekali tarik Chiko berbalik badan menghadapnya kembali. Seharusnya Moza takut dengan cara pandang Chiko sekarang namun justru yang dilakukan perempuan ini diam. Balik menatapnya.

“Aku mau ikut!”

“Lo bener-bener ya.” Chiko berdesis kesal. “Jangan ganggu gue! Gue mau seneng-seneng sama temen-temen gue!”

MOZACHIKOWhere stories live. Discover now