19. JANJI MANIS

320K 29.7K 16.1K
                                    

19. JANJI MANIS

“DUAR!”

Moza tersentak kaget begitu ada seseorang yang sengaja mengejutkannya dari belakang dengan memegang kedua pundaknya. Moza yang sejak tadi sedang fokus membaca majalah sekolah dengan cover Nency pun menoleh ke samping tempat duduknya begitu seseorang melompat duduk di sampingnya. Moza menghela napas karena perbuatan Draco.

“Kaget ya?” Draco bertanya jahil lalu mengambil es teh Moza lalu meminumnya lewat sedotan yang tadi Moza pakai. Perempuan itu melotot karena Draco berbuat seenaknya pada es teh yang tadi ia pesan di kantin.

“Kak Draco apa-apaan sihhh?!” Moza merespons perbuatan Draco. “Kaget tauk?”

“Tumben nggak di kelas. Di sini ngapain?” tanya Draco pada Moza membuat Moza mengernyitkan keningnya dalam-dalam.

“Tumben?” ujar Moza. “Maksudnya?”

“O—oh... bukan apa-apa,” ujar Draco gelagapan. Cowok itu tidak mau Moza tahu bahwa Draco sering memperhatikannya. Bahkan mencari informasi tentang Moza. Murid kelas X IPA 4 yang umurnya jauh dibawah Draco.

“Kak Draco berantem sama Chiko kemarin gara-gara Moza?”

“Enggak juga Za.”

“Lo lagi baca apa?”

“Majalah sekolah.”

“Oh yang ada foto Nency ya?” tanya Draco membuat Moza bergumam padanya. Moza berdiri membuat Draco menatapnya aneh. Draco menarik tangan Moza membuat Moza menoleh. “Lo mau ke mana, Za? Kok pergi? Buru-buru banget.”

“Mau ke kelas, Kak. Ntar lagi mau masuk kelas kan?” ucap Moza padanya. Selain alasan itu. Moza juga takut Chiko melihatnya bersama dengan Draco di sini.

“Tunggu dululah. Duduk di sini bentar aja, Za. Kan belum bel masuk.” Draco mencegahnya. Membuat Moza kembali duduk di sebelah Draco karena tidak enak selalu meninggalkan cowok ini sebelum bisa mengobrol lebih lama dengannya.

“Nah gitu dong.” Draco terkekeh melihat wajah sebal Moza saat duduk kembali di sampingnya. Draco duduk dengan satu kaki naik ke atas kursi panjang mereka. Keadaan kantin sedang sepi. Mungkin karena kebanyakan murid-murid sudah selesai makan.

“Ngapain sih ngeliat majalah. Mukanya Nency doang. Mending ngeliatin muka gue kan?”

“Maksudnya?”

“Ya maksudnya gitu Za. Emang lo gak suka sama gue?” tanya Draco membuat mata Moza terbelalak. Alisnya bahkan hampir menyatu karena pertanyaan Draco padanya. Bingung dengan pertanyaan mendadak Draco.

“Suka?”

“Iya. Suka. Lo gak suka sama gue?”

“Kak Draco apaan sih. Bercandanya gak lucu deh.” Moza malah tertawa garing membuat Draco menurunkan kakinya ke bawah lalu menggeser duduknya agar dekat dengan Moza.

“Kok gue dibilang bercanda sih?” Draco mengambil majalah yang sedang dipegang Moza erat-erat. “Gue nggak bercanda kali Za.”

“Nency Prasetya. Model SMA Rajawali. Saat ini karirnya sedang sangat bagus. Hobinya adalah bermain alat musik biola dan pintar menari ballet. Siswi paling cantik sekolahan ini masih duduk di kelas sepuluh. Jurusan IPA. Nency juga sering menjadi rebutan murid-murid lelaki di SMA Rajawali karena berhasil menggantikan Maddy sebagai cewek paling cantik di sekolah. Keinginannya hanya satu. Bisa membantu orang yang kesusahan.”

Draco mendengus lalu membuang majalah yang tadi ia baca ke atas meja kantin. “Mau ngebantu orang kok pamer!”

“Gaboleh gitu, Kak.” Moza menutup majalah yang tadi dibaca Draco. Lalu mengambilnya. Memperhatikan foto full body Nency yang sedang menggunakan gaun dengan tulisan emas 'Putri Sekolah' menyelempang di badannya.

MOZACHIKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang