Bab 13 - Duri yang Mulai Menancap

429 10 6
                                    


PENGUMUMAN !

Readers, maaf yak updatenya gak nentu. Telat-telat pula, soalnya Author lagi persiapan buat USBN sama UN.. T-T maklumin yak~ tapi cerita ini gak Author tinggalin kok xD. Nanti Satria gimana :(


[]


Kalau kamu jatuh cinta, bersiaplah hatimu tertancap duri. Karena itu sudah semestinya.

-Ade Satria-

[]


"Hei, anterin gue keliling sekolah yuk?" celetuk Natten yang tiba-tiba mendatangi meja gadis yang sibuk membenahi rambutnya, Sela. Sela dan teman sebangkunya, Nicole itu pun memperhatikan wajah siswa baru yang sedang tersenyum itu. Natten memandangi wajah gadis lugu itu dengan seksama, lantas ia mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah itu.

"Ngelamun?" tanyanya disertai senyum simpul yang pasti akan membuat semua wanita meleleh, namun tidak untuk Sela.

Nicole menyenggol bahu Sela, "Tuh ajak keliling sekolah," Sela mengangguk pelan lalu beranjak dari bangkunya.

"Ayo," Natten yang antusias itupun tersenyum kembali, dan mengikuti Sela dari belakang. Siswa baru itu bersemangat sekali hingga dengan tak sadar ia berjalan disebelah Sela. Gadis itupun mendongakkan kepalanya, "Ada apa?"

Natten tersenyum simpul sambil menggeleng pelan, "Nggak, lo kaya sebel gitu gue minta tolong,"

Sela pun menggeleng cepat. "Tidak, jadi ini lorong kelas sepuluh, dari IPA sampe IPS disini semua," Ujar Sela sembari menunjuk ujung lorong.

Natten tersenyum simpul, "Danke , Sela Febrianti."

"Danke? Bahasa jerman ya? Kalau gak salah artinya makasih, eh gak tau deng! Hahaha," Sela tertawa lepas sambil menggaruk-garuk kepalanya.

*

Gerombolan siswa gaduh pun menghampiri Satria dengan memasang tampang heboh. "Sat! Itu si Sela berduaan ama murid baru di lorong!" celetuk Ryan, dan itu berhasil membuat Satria terkejut dan mendongakkan kepalanya.

"Mana?" Ryan menunjuk-nunjuk sepasang siswa dan siswi yang sedang berjalan mengitari lorong. Satria mendengus sebal melihat keakraban dua sejoli itu.

*


"Nic? Sela sama Natten, gue sama Satria. Lo bantuin gue kek, kan kita bespren." Celetuk Rahma sinis, Nicole hanya memandangnya suram. Lantas, Rahma berlari ke tempat Satria sedang bersama teman-temannya.

"Nanti kita pulang bareng ya,"

Semua terdiam. Termasuk Satria sendiri, teman-temannya memasang muka bingung dengan membuka setengah mulut. Rahma tersenyum manis menatap Satria yang sedang meneguk minuman kaleng.

"Ha? Ogah, pulang sendiri."

Rahma memanyunkan bibirnya untuk memberi kesan imut, namun Satria merespon lain. "Kaki lo gak cacat kan?" ujarnya dengan senyum sinis.

JLEB!

Rahma membelalakkan matanya dan pergi meninggalkan Satria dan teman-temannya yang masih terdiam. Ia masuk ke dalam bilik toilet perempuan, tanpa sadar air matanya menetes perlahan. Hatinya sakit, dia secara langsung mendengar Satria mengatakan sesuatu yang menohok tajam. Dan melihat ekspresi Satria yang merupakan suatu kebencian.

MomentsWhere stories live. Discover now