Bab 5 - Sedikit Rahasia

533 21 4
                                    

Kau tak perlu khawatir tentangku karena tugasku adalah membuatmu tersenyum, tanpa memberi sedikit pun kekhawatiran kepadamu

-Ade Satria-

[]








"I think, I fell for you Sel."

Sela membelalakkan matanya lebar-lebar menatap Satria tidak percaya. "Maksud.. lo?"

Satria dengan sigap melangkah keluar kamar Sela. Ia menuruni anak tangga dengan cepat, menghiraukan Sela yang berteriak memanggil namanya. Ia bertemu Olivia yang sedang membawa nampan terkejut melihat Satria menuruni anak tangga dengan terburu-buru.

"Loh kenapa?"

Satria menahan nafasnya dan menghembuskannya pelan. "Saya mau−"

"Satria!! Jangan kabur lo ya, dasar kurang ajar!" teriak Sela dari atas sana. Sela ikut menuruni tangga dengan cepat, dan menghampiri Satria yang masih berdiri di ruang tamu. Olivia yang melihat tingkah laku kedua remaja ini ikut terkekeh. Akhirnya Olivia meninggalkan mereka berdua dengan sebuah nampan berisi minuman diatasnya.

"Jelasin gak, apa maksud lo?" tanya Sela sambil menarik-narik dasi Satria.

"Gak. Gak jadi, lepasin gak." Satria menarik dasinya yang ditarik oleh Sela. Ia terus menarik dasinya yang ditariknya semakin kuat oleh Sela.

"Gue gak bakal lepas kalo lo belum jawab," tegas Sela sambil mencibir Satria dengan wajah khasnya.

"Cih." Satria menarik lebih kuat dasinya. Dan membuat Sela maju kedepan, lalu tangan Satria melingkar di kepala Sela yang menempel di dadanya itu.

"Lo gak bisa diem jadi orang," Sela hanya terdiam kaku dengan piyama yang masih ia kenakan, kompres yang menempel di dahinya, dan rambutnya yang acak-acakan.

"S.. sat,"

"Bentar, lo gini bentar aja." Kata Satria dengan suara tenang. Ia mengelus kepala Sela dengan lembut dan menenggelamkan wajahnya di bahu Sela.

Sela terkejut dan panik. "K-kenapa? S.. sat.. lo ngapain,"

Satria mengangkat wajahnya lagi, dan menatap Sela dengan tatapan yang tidak biasa. "I fell for you, sorry."

Sela menatap Satria tidak percaya, ia hanya bisa menatap sosok lelaki itu dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan apa itu maksudnya.

Satria membalikkan badannya dan melangkah keluar rumah Sela. "Gue.. balik dulu." Lalu ia sigap menaiki motornya dan menyalakan mesinnya. Hingga ia keluar dari pekarangan rumah Sela. Sela yang sedari tadi berdiri kaku di ruang tamu pun tersadar dari lamunannya.

"Gue.. tadi beneran dipeluk kan?" ucapnya kepada diri sendiri sambil menepuk jidatnya dengan keras. "Oh, gak mimpi." Ia tersenyum kecil dah naik ke kamarnya lagi.

*

Keesokan harinya Sela memasuki sekolah dengan riang, ketika ia masuk kelas. Dengan sigap ia mendapat pelukan hangat dari kedua sahabatnya itu, Nicole dan Rahma.

"Dah sembuh juga lo? Nah gini kan lengkap. Gak ada lo sepi, ya gak?" goda Nicole sambil menoel pipi Sela.

Sela menempati bangkunya dan ia memulai pembicaraan. "Gue banyak cerita, kemarin si Satria ke rumah gue!" Nicole dan Rahma menatap Sela heran.

"Hah? Serius lo? Ngapain dia ke rumah lo!" heboh Rahma yang membuat seisi kelas memperhatikan mereka bertiga.

Nicole yang sedang merapikan rambutnya menghela nafas pelan. "Fix, gue yakin kalian bakal pacaran," Sela mencubit pipi Nicole dengan keras. "Gakmungkin lah! Iya aja aku sama si freak itu," sanggahnya.

"Eh, gue mau ke perpus. Mau balikin novel, gue cabut jam pertama ya! Bilang gue lagi boker gitu dah," kata Sela sambil berlari meninggalkan kelas. Kedua temannya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan heran.

Sampai di perpustakaan, ia menyapa penjaga perpustakaan alias Mbak Mei. "Pagi mbak! Nih gue gak telat kan," katanya disertai nyengirannya yang terdengar menyebalkan.

"Nah gini kan enak, Mbak jadi gak nulis denda," lalu Sela berjalan meninggalkan meja tempat Mbak Mei berdiri. Ia berjalan menyusuri rak buku yang menjulang tinggi. Mulai dari rak buku yang bertemakan sejarah, romansa, akhlak, hobi, hingga akhirnya ia berhenti di rak buku sastra. Karena ia mendapati Satria sedang membaca suatu buku sambil berdiri.

"Hai," sukses mengejutkan Satria. Dia terlonjak kaget melihat sosok Sela yang tiba-tiba datang.

"Kaget gue, lo kaya setan."

"Apaan dah, lo baca apa?"

Satria hanya menatap Sela sekilas lalu kembali membaca buku yang ia pegang. "Buku kesehatan," Jawabnya singkat. Sela dibuat bingung karenanya.

"Oh, lo mau jadi dokter ya? Tapi kan lo IPS, masa bisa sih." Goda Sela yang membuat Satria tersenyum kecil.

"Diem lo." Tanggapnya ketus. Sela sudah terbiasa dengan ketusnya Satria yang kadang bisa membuatnya senyum-senyum sendiri.

Sela mendekati Satria, menatap sosok itu dengan seksama. "Ketus lo gak mempan lagi buat gue. Dan kenapa lo dingin ke semua orang? Terutama yang cewek-cewek tuh,"

Satria menghela nafas beratnya. "Karena menurut gue akan membuang waktu kalau harus bergaul dengan mereka," jawabnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan maksudnya. Tiba-tiba Sela mengepalkan tangannya dan memberanikan diri untuk berbicara.

"Kenapa kemarin lo meluk gue?" Satria membelalakkan matanya, dan buru-buru mengembalikan buku yang ia pegang pada tempatnya semula.

Sela menarik lengan baju Satria. "Jawab gue," desaknya.

"I told you twice, I fell for you, Sela." Jawab Satria dengan tegas namun ia menundukkan kepalanya hingga rambutnya menutupi kedua matanya.

Sela heran melihat Satria yang tiba-tiba gemetaran, ia beralih ke hadapan Satria sekarang. "Lo kenapa?"

Satria membuang muka dan melihat kearah lain. "Gak papa."

Sela mengernyitkan dahi tanda tidak paham, ia mencoba mencari lebih tau lagi. "Lo apaan sih? Kaya apa aja lo begini,"

"Gue sakit, dah kan," jelasnya dengan singkat. Namun penjelasan itu berhasil membuat Sela berdiri kaku dengan membelalakkan matanya.

Sela menatap Satria dengan tidak percaya. "L-lo sakit apa?" Satria hanya tersenyum simpul kearah gadis itu dan melangkahkan kaki meninggalkannya.

Sela kembali menarik tangan lelaki itu. "Tolong, jelasin ke gue. Lo sakit apa?" Sela menggenggam tangan Satria dengan gemetaran.

Satria yang melihat gadis itu gemetaran pun merasa tidak enak. "Emang ya, lo bikin kesel." Satria memeluk Sela yang terlihat ketakutan itu. "Gue gak papa kok. Lo jangan gitu banget dah, gak enak kalo radio diem karena gak ada siarannya kan, hahaha."

Satria melepaskan pelukannya dan berjalan meninggalkan perpustakaan. Sela yang masih berdiri ditempat yang sama pun tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"Jangan tinggalin gue nantinya, Sat. Karena gue terlanjur jatuh cinta sama lo."

[]

Holla! Satria mulai menghangat, asek xD wakaka. Jangan seneng dulu deng.-. soalnya nanti bakal ada adegan dimanaaa sang *piip* kembali datang dan berusaha membuat Satria jatuh cinta lagi. Elah udah spoiler :v

makasih udah baca sampe sini, jangan lupa like dan vote :3

arigatou

Regards,

MomentsWhere stories live. Discover now