Bab 11 - Penjelasan

399 16 0
                                    







Jangan terlalu berkorban demi kebahagiaan orang lain, sebab kau juga membutuhkan itu. Sebuah kebahagiaan.

-Nicolen Prameswari-

[]

DEG!

"Apa maksudnya?"

Jantung Satria seketika berdetak tak karuan, ia benar-benar terkejut mendengar apa yang Ryan katakan. Ryan masih mencengkeram kerah baju Satria, dan tentu juga masih menatap tajam.

"Yan, tenang dulu." Kata Satria menenangkan. Ryan melepaskan kerah baju Satria, ia mengambil nafas dalam-dalam.

"Sat, lo mau bantuin gue? Lo jadian aja sama Rahma. Tapi lo sakiti dia perlahan, plis ini demi gue. Gue pengen balas dendam, karena dia udah hampir bikin Sela meninggal!"

Satria menelan ludahnya dalam-dalam. "Tapi Yan, gue gak bisa kaya gitu. Gila anak orang gue gituin, kenal aja kagak anjir lo,"

"Sat, lo kan ketus. Galakkin aja dia, sakitin aja hati dia. Yuk ke kamar, nyusul Haikal sama Ben tuh ntar koar-koar."

Satria masih terdiam di tempat duduknya dan memandangi punggung sahabatnya itu yang terlihat rapuh. Ia mengerti betapa terpukulnya Ryan saat itu. Dan ia juga merasa bimbang karena dua orang meminta tolong padanya, namun permintaan itu melibatkan persahabatan.

Juga perasaan.

*

Sela menuruni tangga dengan cepat, dan bertemu Mamanya yang sedang menata masakan untuk makan siang.

"Ma, Sela mau nanya deh," Olivia tersenyum melihat anaknya dan menyuruhnya duduk.

"Mau tanya apa, Nak?"

Sela mengambil nafas dalam-dalam dan bertanya, "Emang Sela pernah lupa ingatan ya?" Senyum Olivia yang tadinya menghiasi wajah putihnya pun memudar, bola matanya kembali menatap Sela dengan kelam.

"Mama belum bisa kasih tahu, Dek." Hanya itu jawaban yang terlontar dari bibir seorang Ibu yang memang merasakan perihnya menyembunyikan sesuatu yang memang menjadi kesedihannya di dua tahun yang lalu. Lekas, Sela berjalan gontai menuju kamarnya sambil memainkan jemarinya dengan cepat.

Sela merebahkan dirinya di kasur, lalu ia mengambil ponselnya dan mendapati missed call yang banyak dari sahabatnya, Nicole. Karena kaget melihat 32 missed call dari Nicole, gadis itu pun menekan ulang tombol call dan diangkatnya telepon itu.

"Sel! Lo kemana aja anjir? Gue nelponin lo gak diangkat,"

Sela terkekeh mendengar paniknya Nicole diseberang sana, "Sori, abis dipanggil Nyokap. Ada apa sih? Lo panik banget gitu?"

Terdengar suara helaan nafas panjang dari Nicole, "Lo yakin mau bantu Rahma? Gue tau lo suka Satria itu, gue bisa baca pikiran lo. Lo lupa?"

Sela terdiam seribu bahasa, dan membiarkan Nicole memanggil namanya berkali-kali. "Ngomong-ngomong soal lupa, emang gue pernah amnesia ya, Nic?"

Cuma terdengar hembusan napas berat dari Nicole, "Ya, lo pernah amnesia. Dua tahun yang lalu lo kecelakaan, karena nyelamatin gue, Sel. Gue merasa bersalah, gue gak mau kasih tahu ini karena gue takut lo benci gue karena gue ini penyebab lo amnesia dengan kecelakaan parah. Waktu itu juga lo koma, Sel." Dengan singkat Nicole menjelaskan diiringi isakan ringannya. Sela yang sedari tadi mengangkat mulutnya untuk berbicara pun akhirnya bungkam.

Sela angkat bicara dengan maksud menenangkan sahabatnya itu, ia telah menghela nafas berkali-kali dengan berat. "Makasih dah kasih tahu, Nic. Gue kecelakaan dimana waktu itu? Lo jangan gitu, ini cuma masa lalu kan? Jadi itu udah lewat, ternyata kita udah temenan dari dua tahun yang lalu? Lucu ya gue bisa lupa gitu."

"Waktu itu lo kecelakaan di perempatan sepi gitu, lo ketabrak sedan hitam bermaksud nyelamatin gue yang lagi lari ke trotoar."

"Sepi? Kalo sepi kenapa gue bisa ketabrak?" tanyanya sambil memijit pelipisnya.

Sekali lagi. Hening. Meskipun cuma berbicara lewat telepon, suasana mereka saat ini cuma satu, Hening. Tidak ada satu pun dari mereka yang angkat bicara, hanya terdengar sayup angin dan helaan nafas saja.

"Yang nabrak lo itu, ada kaitannya dengan Rahma. Dia kongkalikong sama Rahma buat celakain lo, Sel. Rahma iri banget sama lo, karena dia merasa hidup lo itu jauh lebih beruntung darinya. Iri dia udah memuncak Sel, dulu dia gituin kamu supaya dia bisa deket sama Ryan. Tapi nihil. Ryan justru benci banget sama Rahma karena dia udah nyoba nyelakain lo. Lo koma 3 bulan dan itu berhasil bikin Ryan shock berat, Sel. Ryan nungguin lo terus selama lo itu koma, dia selalu ke rumah sakit setelah pulang sekolah. Cuma buat jagain lo."

Jadi, kebenaran ini baru terungkap. Sela baru mengetahui kebenaran yang selama ini dia tidak tahu. Ia merasa tak menyangka bahwa itu semua Rahma yang melakukan, temannya sendiri. Sela baru sadar bahwa Rahma dan Nicole temannya sejak SMP, sekali lagi ia memijit pelipisnya yang terasa pening.

Dan juga ia sadar bahwa selama ini yang dekat dengannya adalah, Ryan.

[]

*

Kalian pada tim siapa nih? >:] hahaha, canda xD. Makasih yang udah nunggu updatenya ini T-T, emang agak lemot Authornya, Happy reading yaa

Regards,

MomentsDär berättelser lever. Upptäck nu