PROLOG

31.8K 3.4K 835
                                    

🍒 My first story in teenfic, tapi ide ini udah lama ada sebelum aku menulis romance (lihat mulmed di atas, komikku yang nggak kelar2, kubuat saat sma pas jam 2 pagi karena bosen padahal besoknya ujian cawu loh wkwk)

🍒Vote n komen dong

🍒Pastikan sudah mengikuti akun wattpad penulis : matchamallow

🍒Tanya dong. Kalian pembaca lamaku di romance atau pembaca baru:

a. Pembaca lama

b. Baru kenal

🍒🍒🍒

"Jovita, aku suka kamu."

Seorang cowok pendek bertubuh agak gemuk menyodorkan sepucuk surat pada Jovita dengan kedua tangan. Rambut model batok kelapa serta kacamata tebal yang bertengger di hidung pria itu semakin menambah kesan culun wajahnya.

"Terimalah perasaanku ini," lanjutnya lagi.

Gadis yang dimaksud, Jovita Amanda Triadi terdiam sejenak menatap apa yang terjadi. Lalu gadis itu mengulurkan tangan untuk menerima surat yang disodorkan. Pancaran rasa was-was dan malu terlihat dari wajah si cowok culun setelah Jovita menerima suratnya.

"Gue mengakui keberanian lo. Makasi, ya." Jovita tersenyum begitu manis. Si cowok culun mengangguk-angguk senang.

"Tapi..." Senyuman di wajah Jovita berubah menjadi decakan sebal. "Sebaiknya lo ngaca dulu, deh."

Perasaan lega si cowok culun langsung menguap lagi. "Mak...maksud kamu?"

Belum selesai dengan kebingungannya, si cowok culun terbelalak karena muncul dua orang murid cewek dari balik pohon yang ada di belakang Jovita.

"Kalian nguntit?!" serunya malu.

"Maaf aja, mereka nggak nguntit, kok," sela Jovita. "Dari dulu juga mereka selalu sama-sama gue. Apa ada yang aneh kalau sekarang mereka juga ada di sini?"

"..." Cowok culun yang baru saja menyatakan perasaannya itu tidak bisa menjawab atau berkomentar apapun.

Memang, kedua cewek itu adalah sahabat karib Jovita. Mereka bernama Erin dan Hera. Nggak ada yang nggak kenal nama mereka karena Jovita terlalu populer sehingga apapun yang menyangkut tentang Jovita pasti ikut populer juga.

"Zaman sekarang masih pakai surat-suratan. Kuno banget. Gue kira ada apaan ngajak ke belakang sekolah. Ternyata cuma ini," Jovita kembali mengamati amplop surat di tangannya. "Yang pasti ini buat gue baca 'kan?"

Tanpa menunggu jawaban si cowok culun atas pertanyaan retoriknya, Jovita merobek salah satu sisi amplop lalu membuka lipatannya dan membaca dengan serius. Si cowok culun mengawasi apa yang dilakukan Jovita dengan gugup. Jovita belum pernah menerima satupun cowok yang pernah menembaknya dan sebenarnya ia sendiri agak ragu melakukan itu karena beberapa rumor mengatakan kalau Jovita selalu mempermalukan cowok yang berani nembak dia. Tapi keberaniannya menyatakan perasaaan muncul kembali setelah menonton beberapa episode Takeshi Castle. Aku pasti bisa! Begitu slogan mereka. Meski akhirnya kecebur got.

"Wah, ternyata lo berbakat banget nulis surat cinta. Gue sampai terharu. Hmmm....sayang banget kalau bakat lo disia-siakan," gumam Jovita. Ia menoleh pada si cowok culun yang masih berdiri kebingungan.

Dan kata-kata berikutnya yang diucapkan Jovita sungguh terasa seperti petir yang menggelegar di siang bolong nan cerah itu bagi si cowok culun.

"Gimana kalau dipamerin di mading?"

🍒🍒🍒

Jovita, sesuai karakter ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovita, sesuai karakter ya. Jutek, cantik, bawel, n angkuhnya dapet (wajahnya pas banget kayak bayangan di komikku itu)

🍒Instagram : jovita.amanda.t

🍒🍒🍒

Instagram author :

🍒Dian_oline_maulina

🍒Matchamallow_gallery

The FALL of the HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang