DUA PULUH DUA

2.5K 234 43
                                    

Sasuke menghentikan mobilnya di depan studio. Meskipun suara deru mobip telah dimatikan namun kondisi di dalamnya masih sama senyapnya dengan keadaan dua puluh menit yang lalu.

Baik Sasuke maupun Hinata sepertinya enggan membuka mulut mereka. Keduanya memilih untuk terdiam dan hanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Sasuke sibuk memikirkan susunan kata yang akan diucapkannya nanti, sedangkan Hinata memikirkan akan kemungkinan-kemungkinan yang akan didengarnya nanti dari Sasuke.

Sasuke menghembuskan nafas panjang dengan samar. "Ayo kita turun!"

Sasuke telah melepas sabuk pengamannya. Ujung matanya melirik ke arah Hinata. Sasuke ingat jika dulu Hinata pernah merasa kesulitan melepas sabuk pengamannya sendiri, dan entah mengapa perasaan Sasuke sedikit kecewa ketika pendengarannya menangkap suara klik yang dihasilkan dari jemari ramping milik Hinata.

Mungkin saja di dalam hatinya Sasuke sedikit tak rela karena Hinata dapat melepas sabuk pengamannya sendiri. Atau mungkin sebenarnya Sasuke sedikit berharap bahwa moment pelepasan sabuk pengaman itu dapat dia ulang kembali bersama Hinata. Entahlah.. Yang pasti sekarang Sasuke merasa seolah dirinya sedang kehilangan sesuatu yang Sasuke sendiri tak tahu itu apa.

Kaki Sasuke melangkah pelan menuju ke arah studio. Hinata berjalan tiga langkah di belakangnya. Dan sekarang Sasuke sadar jika langkah Hinata terlihat pelan dan penuh keraguan. Sasuke menghembuskan nafasnya, jujur saja dia tidak merencanakan untuk pergi ke studio. Sasuke hanya berpikir bahwa mereka butuh tempat privasi yang nyaman. Dan kebetulan studio terletak tak jauh dari tempatnya menghentikan mobil Hinata tadi.

Tangan Sasuke mendorong pintu kaca di depannya dengan perlahan. Sasuke menahan pintu itu dengan tangan kanannya, melalui isyarat matanya Sasuke meminta Hinata untuk masuk terlebih dahulu.

Dengan langkah ragu-ragu Hinata berjalan memasuki studio. Secara spontan lavender Hinata mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Rasanya sudah lama sekali Hinata tak datang ke studio. Dan ternyata semua yang Hinata lihat tak ada perubahan apa pun. Tempat tersebut masih bersih, rapi dan semua benda tertata dengan posisi yang sama seperti saat terakhir Hinata menginjakkan kakinya di studio ini.

Hinata melakukan tour singkat di studio Uchiha. Hinata ingat, terakhir kalinya Hinata datang ke sini adalah sesaat setelah Sasuke dan Sasori berkelahi. Hinata menghembuskan nafasnya dengan panjang. Gadis itu berusaha melupakan kejadian tersebut dengan kembali melangkahkan kakinya memasuki ruang musik.

Ketika Hinata baru saja berjalan keluar dari ruang musik, gadis itu baru menyadari bahwa sejak tadi Sasuke hanya diam sembari memperhatikannya. Sasuke sedang berdiri di dekat pintu sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Hinata termenung kaku menyadari bahwa sejak tadi tingkahnya telah menjadi objek pengamatan Sasuke. Reflek Hinata melangkahkan kakinya kembali. Namun kini tujuannya bukan sofa atau dapur, melainkan tangga yang mengantarkannya menuju ke arah atap.

Nafas Sasuke sempat tercekat saat mengetahui kemana Hinata berjalan. Mata Sasuke memperhatikan punggung kecil Hinata yang melangkah perlahan menaiki satu per satu anak tangga. Saat tubuh mungil Hinata sudah tak terlihat lagi, Sasuke memutuskan untuk pergi menyusul gadis itu.

Seperti de javu, lagi-lagi mata hitam Sasuke menangkap siluet Hinata yang nampak begitu indah. Ingatan Sasuke berkelana. Bayangan Hinata saat pertama kali datang ke studio kembali memenuhi selurung ruang di kepalanya. Saat itu suasana di antara mereka hampir sama seperti hari ini. Hinata menatap lurus ke depan sambil berdiri membelakangi Sasuke.

Hembusan angin sepoi yang sedikit menerbangkan ujung rambut ikal Hinata membuat gadis itu terlihat sebagai sosok cantik yang begitu sempurna. Bahkan hidung mancung Sasuke kini dapat menangkap aroma lavender yang menguar dari tubuh Hinata. Aroma menenangkan yang begitu dirindukan oleh Sasuke.

Beautiful to Me (END)Where stories live. Discover now