TUJUH

4.7K 314 24
                                    

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu berhasil membuat semua orang di dalam studio mengalihkan perhatiannya.

“Permisi.”

Pintu terbuka memperlihatkan sesosok tubuh tinggi yang berdiri di belakangnya.

“Sasori-kun?”

“Hai, Hinata?” Di depan pintu, Sasori berdiri dengan menampilkan senyum manisnya. “Hai, semuanya.” Sasori menyapa teman Hinata yang lain.

Semua orang terlihat kaget dengan keberadaan Sasori yang tiba-tiba. Apalagi saat ini Sasuke dan Hinata juga berada di tempat yang sama. Bukan rahasia lagi jika sebentar lagi suasana akan segera berubah lebih mencekam dibanding sebelumnya.

Diam-diam semua orang melirik ke arah Sasuke yang saat ini masih berada tepat di balakang punggung Hinata.

“Apa kabar, Sasori senpai?” Sai akhirnya mencairkan suasana dengan membalas menyapa Sasori dengan senyumannya.

Sasori sudah mengenal semua teman Hinata, mereka memang satu sekolah saat Junior High jadi ia sudah mengenal mereka satu per satu walaupun sekarang ia berada di sekolah yang berbeda.

Sasori tersenyum kepada Sai. “Baik, Sai. Apakah aku mengganggu acara latihan kalian?” Sasori menatap yang lain dengan tersenyum.

“Ah, kebetulan kami baru saja selesai latihan, Senpai.”

“Syukurlah, aku kira kedatanganku ke sini akan mengganggu kalian.” Sasori tampak melirik sebentar ke arah Sasuke seolah perkataan itu hanya ditunjukkan kepadanya, kemudian dia tersenyum manis ke arah Hinata yang tampak kebingungan melihat keberadaanya.

Hinata dan Sasori memang baru bertemu sekali setelah kepulangan Hinata dari London. Itupun karena saat Sasori dan Neji adalah orang yang saat itu menjemputnya ke bandara. Setelah menjemput Hinata, Sasori juga bergegas pulang karena ia ingin memberikan waktu kepada Neji dan Hinata untuk melepas rindu. Sungguh pengertian sekali bukan?

Sasuke bukanlah orang bodoh, dia jelas tahu bahwa ucapan Sasori tadi memang ditujukan kepadanya. “Ada apa kau ke sini Setan Merah?” Jelas itu bukan suara Hinata.

Deg.

Hinata menatap cepat ke arah Sasuke yang saat ini masih berada di belakangnya. Wajah Sasuke sudah mengeras pertanda dia menahan marah. Hinata meringis merasakan tangan Sasuke yang saat ini masih berada di punggungnya sedang mengepal.

“Hei, Teme.” Naruto menghampiri Sasuke yang terlihat seperti sedang adu pandang dengan Sasori. Dia cemas melihat Sasuke yang seakan siap menyerang kapan saja.

Suasana di studio tampak tegang tanpa ada satu orang pun yang berani bersuara.

Sasori tersenyum menatap wajah tak bersahabat yang biasa diberikan Sasuke terhadapnya. “Aku ingin menjemput Hinata.”

“Eh?” Hinata menatap ke arah Sasori dengan bingung, pasalnya dia tidak memiliki janji sebelumnya untuk pulang bersama dengannya.

Wajah Sasuke tampak semakin memerah mendengar penuturan Sasori yang terlihat santai tanpa merasa berdosa.

“Neji belum pulang, jadi dia memintaku untuk mengantarmu ke rumah, Hinata.” Sasori tampak tak terpengaruh dengan tatapan mematikan yang saat ini tertuju kepadanya.

Hinata semakin takut saat melihat wajah Sasuke yang semakin mengeras. ‘Uh, bagaimana mungkin mereka masih bermusuhan seperti ini?’

Sasuke memberikan tatapan membunuh kepada Sasori, sedangkan Sasori yang sudah memahami arti tatapan Sasuke hanya terlihat santai tak terpengaruh sama sekali.

Beautiful to Me (END)Where stories live. Discover now