DUA BELAS

3.3K 301 47
                                    


“Apakah Hinata masih tidak menjawab panggilanmu?” Ino menatap dengan penuh harap ke arah Sakura yang sedang menempelkan layar ponsel pintarnya ke telinga.

Sakura mematikan panggilannya, dia menatap Ino dengan raut wajah kecewa kemudian menggeleng.

“Dia juga tidak menjawab satu pun panggilanku, Jidat.” Ino menghembuskan nafasnya panjang. “Padahal kita selalu berusaha menghubunginya tapi dia selalu beralasan bahwa dia sedang sibuk membantu pekerjaan paman Hiashi.”

“Apakah dia sedang menghindari kita, Pig?”

“Aku tahu kau bukanlah orang bodoh yang tidak menyadari hal itu, Sakura.” Ino menyisipkan nada menyindir dalam kalimatnya.

Wajah cantik Sakura ditopang di atas dagunya dengan menggunakan kedua telapak tangan. “Aku hanya berusaha meyakinkan diri.”

“Meyakinkan diri dari apa?” Naruto yang baru datang bersama Sai langsung mendudukkan dirinya tepat di samping Sakura. Dia menatap gadis berambut merah muda itu dengan alis berkerut.

“Hinata tidak mau menjawab satu pun panggilan kami.”

“Memangnya Hinata kemana?” Naruto memutar kepalanya ke segala arah untuk mencari keberadaan Hinata. “Sepertinya aku juga tidak melihat Tenten. Bukankah selama ini kalian kemana-mana selalu bersama?” Naruto menatap Sakura dan Ino dengan wajah bingung.

Ino menatap wajah Naruto dengan raut jengkel. “Memangnya kau tidak berkaca pada dirimu sendiri? Bukankah kalian sekarang juga hanya berdua?” Ino bertanya dengan nada menyindir yang sama seperti yang diucapkannya kepada Sakura.

Wajah Naruto berubah dingin ketika mendengar sindiran Ino. Auranya tiba-tiba berubah menjadi suram dan tak bersahabat. Naruto hanya diam sambil menaikkan bahunya acuh. Dia duduk di dekat Sakura sambil meraih botol air mineral yang ada di hadapannya. Cowok blonde tersebut tampak mencoba menyibukkan diri dengan botol yang kini tengah berada di genggamannya.

Sakura yang memperhatikan Naruto dari arah samping hanya mampu menatap cowok berambut kuning tersebut dengan ekspresi sedih. Dia menghembuskan nafasnya panjang dan kembali menatap ke arah ponselnya kemudian terlihat mengetikkan sesuatu di sana.

Kepala Ino bergantian menatap ke arah Sakura dan Naruto. Alisnya menukik tajam saat melihat interaksi tak biasa yang ditampilkan pasangan kekasih di hadapannya. Wajah cantik Ino menengok dengan cepat ke arah Sai yang kini duduk tepat di sampingnya, berharap mendapat sedikit penjelasan.

“Shikamaru sedang membantu Temari membuat proposal untuk diajukan dalam festival Konoha nanti, Ino-chan. Sedangkan Sasuke, sudah sejak pagi aku tidak melihatnya.” Sai menjelaskan dengan detail apa yang ditanyakan Ino dari balik ekspresi wajahnya.

Kepala Ino mengangguk-angguk tanda mengerti. Sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas di benaknya. Wajah cantik Ino menatap Naruto dengan pandangan menyelidik. “Naruto, apa jangan-jangan kau belum berbaikan dengan Sasuke-kun?”

Naruto yang sedang meminum air mineral hanya menatap Ino sekilas dengan pandangan yang masih dingin kemudian menaikkan sedikit bahunya acuh. Sakura yang melihat respon datar Naruto kembali menghirup nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan keras.

Kening berkerut Ino kembali terbentuk semakin dalam. Dia merasa heran melihat Naruto yang biasanya kelewat aktif menjadi lebih pendiam, tentu saja dia juga menyadari tatapan dingin yang dua kali didapatnya tadi. Lampu bohlam seolah menyala di atas kepala Ino ketika dirinya kini telah menyadari sesuatu. “Apakah dia..” Ino menelan ludahnya dengan susah payah, sepertinya dia kesulitan melanjutkan ucapannya.

Sai yang mengerti maksud apa yang ingin Ino katakan hanya mengangguk sambil menyunggingkan sebuah senyuman menenangkan. Sai tahu bahwa kini sepertinya Ino sedang merasa sedikit bersalah telah membuat mood Naruto berubah memburuk.

Beautiful to Me (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum