SEBELAS

3K 287 39
                                    

"Jangan pergi, Hinata!"

Langkah Hinata terhenti saat mendengar suara pelan Sasuke yang tersirat nada memohon di dalamnya. Hinata gamang, dari awal inilah yang dia takutkan.

Hinata ingin sekali berbalik dan sekedar melihat Sasuke, tapi dia tahu ketika dia melihat Sasuke dia tidak akan sanggup untuk berbalik lagi. Dan ketika dia tidak sanggup berbalik dia tidak akan mampu melawan hatinya untuk berlari menerjang ke arah Sasuke.

Hinata menggelengkan kepalanya pelan. Dia menggigit bibirnya berusaha meredam isak tangis yang telah pecah sejak beberapa saat yang lalu. Dengan langkah berat Hinata kembali melangkahkan kaki. Berusaha menutup telinga dan matanya dari bayang-bayang raut sedih dan terluka dari wajah Sasuke.

'Maaf, Sasuke-kun.'

Sasuke melihat punggung Hinata yang bergerak semakin menjauh dengan perasaan yang kacau. Perasaan takut telah merayap ke seluruh penjuru hatinya ketika melihat Hinata yang pergi dan justru lebih memilih orang lain.

"Sasuke-kun." Sakura berjalan perlahan mendekati Sasuke yang masih termenung menatap ke arah menghilangnya punggung Hinata. "Lukamu perlu diobati." Sakura mengangkat tangannya berniat ingin memeriksa luka di wajah Sasuke.

Sasuke menyentak tangan Shikamaru dan Naruto. Dia berjalan melewati Sakura sebelum gadis itu sempat menyentuhnya kemudian pergi berlalu begitu saja.

"Hoi, Teme." Naruto berlari mengikuti Naruto. "Sakura-chan, tolong kau bawa mobilku. Aku akan pergi dengan Sasuke."

Sakura berniat berjalan mengikuti Sasuke dan Naruto. Dia tidak akan merasa tenang sebelum melihat sendiri bagaimana keadaan Sasuke. "Biarkan saja dia, Sakura!" Ino menahan pergelangan tangan Sakura sebelum gadis itu sempat berjalan.

"Tapi Ino.."

"Sasuke-kun butuh waktu sendiri. Lagipula sekarang sudah ada Naruto." Sakura menatap ke arah mobil Sasuke yang mulai bergerak meninggalkan gerbang.

"Sasuke-kun sedang terluka, Pig."

"Tapi Sasuke-kun bahkan tidak ingin kau menyentuhnya, Jidat." Ino menatap Sakura yang menunjukkan ekspresi muram. "Kalau kita tetap memaksa, dia justru akan semakin marah."

Sakura tahu kalau apa yang Ino ucapkan benar. Dia hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan berat.

Dengan kedua tangan berada di sakunya, Shikamaru menatap malas kedua gadis tersebut. "Merepotkan. Bukan kita yang Sasuke butuhkan."

Ino, Sai dan Sakura terdiam mendengar ucapan Shikamaru. Dalam hati mereka membenarkan perkataan teman jenius mereka tersebut. Dalam hal ini, memang hanya Shikamaru yang mampu memahami situasi dengan menggunakan logika yang lebih jernih.

"Hinata-chan pasti sedang merasa bersalah sekarang." Wajah Sai menerawang ke depan, dia kembali mengingat bagaimana ekspresi yang ditunjukkan oleh gadis Hyuga itu. Hanya dia dan Sasori yang tadi berada di dekat Hinata jadi dapat dipastikan bahwa dia memperhatikan setiap perubahan ekspresi yang ditunjukkan oleh Hinata. Sai yakin bahwa Hinata tidak berniat melukai perasaan Sasuke, pasalnya wajah Hinata juga terlihat sama terlukanya ketika tadi dia memilih untuk pergi.

"Apakah kita perlu menemui Hinata, Sai-kun?"

Sai terdiam sebentar kemudian dia menggeleng menjawab pertanyaan Ino. "Bukan kita yang Hinata-chan butuhkan, Ino-chan."

Ino menghembuskan nafasnya perlahan. "Kau benar."

Sakura melihat ponselnya ketika dia mendengar ada nada pesan yang masuk. "Ayo kita ke studio! Sasuke-kun dan Naruto ada di sana. Tapi sebaiknya kita mampir untuk membeli makanan terlebih dahulu" Sakura berjalan diikuti oleh yang lain.

Beautiful to Me (END)Where stories live. Discover now