Deheman dari Allarick yang sedari tadi hanya diam menyaksikan interaksi antara anak dan sahabatnya, menyadarkan keduanya jika ada orang lain di sana.

"Daddy macht dir wirklich Sorgen, Schatz. Du hast Daddy zu Tode erschreckt, als du bewusstlos warst. " (Daddy sungguh mencemaskan mu sayang.Kau membuat daddy ketakutan setengah mati saat dirimu tak sadarkan diri.)

"Ich bin in Ordnung, Papa. Tut mir leid, dich zu beunruhigen. " (Aku tidak apa-apa daddy.Maaf sudah membuatmu khawatir.)

"Geh schlafen. Der Arzt sagt, Sie haben viel Ruhe, um sich schnell zu erholen. " (Tidurlah sayang. Kata dokter, kamu harus banyak istirahat agar cepat pulih.)

Setelah Aleeysa memejamkan mata, Allarick beralih pada Adam yang masih berada di ruangan itu. Dia menghela nafas sebelum berjalan dan duduk di sofa single dekat Adam.

"Sorry karna dua tahun yang lalu gue udah buat Kaira nangis dan sorry juga udah buat lo kecewa. " Ujar Allarick setelah keheningan yang tercipta hampir sepuluh menit antara dirinya dan Adam.

"Ya, karna lo brengsek. " Sahut Adam enteng.

"Ya. Gue emang brengsek. Makanya gue balik buat minta maaf dan mencoba untuk menggapai Kaira lagi. "

"Gak akan mudah. Gue dan keluarga gue, gak mau jika Kaira kembali terluka. "

"Tapi gue dateng bukan untuk bikin luka yang baru melainkan untuk menyembuhkan luka yang gue buat itu. "

"Ya silahkan mencoba. "

Wajah Allarick jadi bersinar setelah mendengarkan tiga kata dari Adam. Seolah tiga kata itu adalah sebuah dorongan baginya untuk mendapatkan Kaira kembali dalam pelukannya.

"Jangan seneng dulu. Karna Kaira yang sekarang sudah berbeda dengan dia yang dulu. "

Kini Allarick tau arti dari ucapan Adam itu. Gadisnya berbeda dengan gadis berusia lima belas tahun yang pernah dia pacari kemudian dia sakiti dengan sebuah pengkhianatan. Gadisnya berubah menjadi gadis yang dingin tak tersentuh dan Allarick tau jika semua itu telah jadi karna dirinya.

•°•°•°•

Kaira menatap tajam pada sasaran yang berada seratus meter di depannya. Sesekali matanya menyipit tajam.

"Lama amat. " Suara kesal dari seorang lelaki membuat Kaira mendengus kesal.

"Sabar. " Sahutnya datar yang membuat lelaki itu mencibir Kaira.

Dooor

Satu tembakan melesat dan pas mengenai titik merah. Suara tepukan heboh yang berasal dari Keira membuat Kaira memutar bola matanya malas. Adik kembarnya itu selalu berlebihan.

"Kakak keren. " Pekik Keira sambil mengacungkan dua jempolnya kearah Kaira.

"Gantian kamu nih. " Kaira melemparkan handgun jenis Glock 21.45 ACP miliknya pada Keira.

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Twins Series : Kaira Love Story (Kaira Shaquilla Dirgantara)Where stories live. Discover now