28~Tamu tak diundang~

Start from the beginning
                                    

"Bagus kalo elo mencap gue jahat. Dengan begitu, lo udah tau gimana pribadi gue tanpa harus ditutupi." Ucapnya menatap lurus Olyn.

Olyn menahan napasnya saat tahu Julian menunduk mendekati telinganya. Dalam hati Julian tertawa merasa tubuh Olyn yang menegang. "Lo selalu jinak kalo gue udah ngelus pipi lo," Bisiknya membuat semburat merah itu muncul.

Olyn mendorong tubuh Julian kasar. Berjalan cepat menuruni tribun meninggalkan Julian yang tersenyum menatap kepergian Olyn.

"Kadang, gue ngerasa bahasa tubuh lo menunjukkan respons yang baik agar gue bisa terus mendekati elo."

**

Olyn dan Kania berjalan di belakang Milly yang telah menuju dapur duluan. Mereka telah mencium bau sedap dari sana menyebabkan perut ketiganya berbunyi tidak tahan diisi.

"Ayo sini, makan malam dulu."

Diana meletakkan piring terakhir berisi udang saus asam manis. Mereka langsung mengambil posisi duduk masing-masing. Diana-Olyn, Kania-Milly.

"Doa dulu," Pesan Diana dan dipatuhi mereka.

Baru ingin mengambil sendok nasi, Kania langsung kalah cepat dengan Milly. Ketiganya mengulum senyum melihat porsi nasi gadis bermata sipit itu.

Merasa diperhatikan, Milly menatap mereka satu persatu terutama Diana, "Tante udah tau lah porsi Milly." Ucapnya tersenyum malu.

Diana tersenyum paham dan memilih menuangkan air putih untuk mereka.

Olyn mengambil dua ekor udang di depannya. Menancapkan ke garpu lalu diangkatnya sedikit. Senyumnya mengembang ketika mengingat sesuatu.

Milly menyenggol sikut Kania, "Dia kenapa?" Ucapnya memerhatikan Olyn yang masih fokus pada udang di garpu.

Gadis itu mengikuti arah pandang Milly. Sepertinya ia tahu penyebab senyum itu muncul.

"Elo kenapa Lyn, kesambet?" Tanya Milly penasaran.

"Gue cuma keinget Julian makan udang sambal buatan Mama." Balasnya tanpa mengalihkan pandangan. "Gue tau kalo dia gak suka pedas dan dengan jahilnya gue masukin beberapa udang lagi. Gak ketinggalan lima sendok sambal pedasnya," Ia tidak bisa menahan senyum lebarnya. Terlalu lucu jika mengingat lanjutannya, di mana Julian langsung kabur melarikan diri dari santapan makan siang yang terkesan mengerikan.

Milly bersiul iseng dengan wajah menggodanya. "Aw, aw, jangan bilang elo lagi kangen Julian? Secara, sabtu ini kita libur buat persiapan penelitian."

Olyn mengerjapkan matanya tersadar dari lamunannya dan langsung mendapati tatapan menggoda dari Kania. "Kalo kangen bilang aja Lyn, gak usah dipendam." Timpal Kania terkekeh pelan.

Diana berdeham pelan membuat Olyn menoleh, "Duh, anak Mama mulai berpaling kayaknya." Sambungnya meramaikan suasana yang membuat Milly semakin gencar membuat Olyn merona.

"Cinta baru mulai tumbuh di hati Olyn tuh, Tan. Kasihan Mauza bakal dibiarin sama Olyn." Ucapnya mendapat tatapan tajam dari Milly. "Ah, iya, mending Mauza buat gue ya, Lyn?" Lanjutnya tertawa renyah.

Olyn membanting sendok dan garpunya. Merenggangkan jari-jarinya dengan pandangan tajam ke arah Milly. Gadis itu memelankan tawanya berganti dengan wajah ketakutannya. Ia menelan salivanya melihat Olyn menggeser kursinya, berdiri dan berjalan pelan menuju Milly.

Kania menggelengkan kepalanya menyaksikan itu semua. Sebentar lagi akan ada perang antara blok barat dan blok sekutu.

"MILLYYYYYYY...."

"KYAAAAAA KABOOORRRR DARI MAK LAMPIRRRRR...."

Milly berlari duluan menuju sofa ruang tamu menghindari kejaran Olyn. Gadis itu memblok langkah Milly yang ingin kabur mencoba mencari celah.

"Gue gak bakal biarin elo kabur," Tekad Olyn masih mengikuti pergerakan Milly yang berlindung di sofa lebar.

Gadis berkulit putih itu menyatukan kedua telapak tangannya, "Ampun Lyn, damai ya?" Ucapnya memaksakan senyum.

"Gak, sebelum elo gue kramasin."

Milly menegang mendengar kata terakhir tersebut. Kata yang berarti ia akan di make-up Olyn dan hasil nya akan di posting ke sosmed. Iya, mending kalo hasilnya bagus. Lah, seorang Griselda Violyn tidak pandai berias. Bisa-bisa wajahnya seperti topeng monyet.

"Gakkkk mauuuuuuuu..."

Milly berlari meraih knop pintu utama dengan Olyn yang mengejar di belakang.

Duak!

Pintu terdorong sempurna dan menyebabkan seseorang yang bertamu berdiri di depan pintu itu terjauh.

Milly dan Olyn yang terkejut berhenti di tempat. Bibir Milly terbuka lebar dan Olyn menutup mulut merasa kaget.

Terdengar suara keributan yang aneh, membuat Diana dan Kania bergegas menuju ke teras. Mata mereka terbelalak melihat pria tinggi tergeletak merintih memegangi keningnya.

"Jo-shua?"

Pria itu mencoba bangun sambil menatap orang yang ingin ia temui. Penglihatannya mulai kabur perlahan, "Ka-ni-a,"

Tubuh Joshua sepenuhnya jatuh.

**

Kuylah!

Sambil menunggu kelanjutan cerita SPG mampir ke cerita Alice satu ini. Baru prolog dan akan segera dilanjutin secepatnya. Thank youuu

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now