Darmawangsa International School

3.5K 559 128
                                    


Dear readers,

Selamat berpuasa buat yang menjalankan. Selamat berakhir pekan buat semuanya.

Jadwal update cerita WMHS tetap Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu.

Untuk Senin, Rabu, dan Jumat, aku coba isi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Wynter, Wynn, Hya, dan kisah mereka.

Kali ini tentang sekolah mereka. Darmawangsa International School.


Banyak yang tanya, beneran ada enggak sih DIS ini?

Mungkin karena pemaparan DIS sebagai setting WMHS dan PELIK  di beliawritingmarathon  kayak yang beneran ada, ya?

Dari fisiknya (gedung, kelas, kafetaria, halaman, taman, kompleks, lingkungan), kulturnya (tradisi, budaya, kebiasaan, pergaulan, peraturan, dll) hingga kurikulumnya (pelajaran, ekskul, event, sistem), digambarkan menyeluruh tapi sedikit-sedikit dari sudut pandang tokoh utama.

Itulah the power of setting description.

Padahal DIS fiktif saja. Nama Darmawangsa pun diambil dari nama pendirinya, kakek Wynn, Darmawangsa Sr. DIS berlokasi di Bandung Barat.

DIS aku contoh dari sekolah yang sungguhan ada di Kuala Lumpur, Sayfol International School, dengan penyesuaian di sana-sini. Nanti aku jelasin lebih lanjut.


Kenapa repot-repot? Kan cukup bilang SMA A atau B, pembaca tahu sendiri kayak apa sekolah di Indonesia.

Setting itu unsur penting pembangun cerita. Fiksi yang baik adalah yang jelas dan detail menceritakan apa yang terjadi pada siapa, di mana, kapan, dan mengapa.

Ketika apa, siapa, di mana, kapan, dan mengapa diubah, peristiwa pasti berubah pula, bahkan jadi cerita yang berbeda banget.

Kalau kamu ganti salah satu unsur itu, tapi enggak ada pengaruhnya pada ceritamu, maka artinya elemen tersebut tidak berakar, kurang kuat, dan pembaca dengan mudah melupakannya.

Nah, setting selain menjelaskan di mana dan kapan, juga dapat memperkuat siapa dan mengapa.

Untuk yang pernah baca WMHS sampai tamat di Wattpad, pasti tahu, Wynter harus sekolah di DIS. Kalau enggak, ya enggak ketemu sama Wynn Maharesi Darmawangsa, putra pemilik sekolah. Wynter juga enggak akan punya masalah dengan Miss Jansen, Jocelyn Xiao, dsb.

Untuk PELIK, kalau DIS enggak jadi settingnya, maka enggak ada DED (Dewan Etika Darmawangsa) yang dari awal menjadi momok buat Megan. Ardi dan Rayn menampilkan sisi heroiknya di sidang DED, bukan?

Jelas, aku bikin setting DIS dengan mendetail untuk membangun cerita. Bukan sekadar tempelan.

Setting sekolah sangat umum di genre remaja. Sekolah lokal, baik negeri maupun swasta, sebetulnya enggak masalah, asalkan dipaparkan dengan baik. Digali keunikannya. Dibuat istimewa dan unforgettable.

Banyak yang melupakan fungsi setting ini, sehingga sekolah sekadar tempelan. Penulisnya terjebak cuma menyebutkan namanya, yang bahkan klise pula, seperti Harapan, Cendekia, Nusantara, Merah Putih, dll. Penulis menganggap pembaca tahu sendiri kayak apa bentuk fisik, kurikulum, dan kultur sebuah SMA. Penggambaran guru-gurunya pun jatuh ke stereotipe.

Sayang banget kan. Padahal memanfaatkan unsur setting akan memperkaya ceritamu. Menjadikan ceritamu berbeda.


Write Me His Story (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now