Epilogue

52.8K 2K 113
                                    

Halo guys, aku sedih nih... kemarin up home yg ke 2 diluar ekspektasi aku.. pembacanya menurun drastis.. atau karena udh completed ya jadi pada remove dari reading list? Huhuhu.. mau ngelanjutin epilogue jadi beneran ga semangat ☹️☹️☹️ HIK HIK HIK.. jdi maaf kalo epilogue nya jelek yaa ☹️ aku not in good mood bgt, zediiihh... semoga masih bs lanjutin extra part sesuai janji.. tapi ga janji juga ☹️☹️☹️ yaudah, selamat membaca..

———————

"Sayang, Jeff menunggumu di bawah.." 
Jennifer sedikit berteriak sambil melewati pintu kamar mereka. Wanita itu lalu menghampiri loundry bag dan mengemasnya untuk mengirimkan ke jasa londry.

Karena tak juga ada pergerakan dari daun pintu kamarnya, ia segera masuk untuk melihat apa yang sedang Daniel lakukan. Jangan-jangan lelaki itu belum juga terbangun.

Jenni berkacak pinggang sambil menatap punggung telanjang suaminya yang masih terlihat nyaman di atas ranjang. Ia pun segera merangkak naik dan menarik pelan bahu Daniel. Niat untuk membangunkan suaminya itu langsung menghilang saat melihat wajah damainya.

Sangat, sangat tampan.

Sudut bibir Jenni tertarik ke atas, tangan-nya menyentuh wajah  Daniel dengan lembut. Di tatapnya wajah suaminya itu lekat-lekat. Garis rahangnya, bulu-bulu halus di atas rahangnya, bulu matanya, hidung dan... bibirnya. Oh crap!

Jenni tergoda untuk mendaratkan bibirnya diatas bibir suaminya itu. Astaga!

Setelah cukup puas hanya menatapi bibir itu, akhirnya Jennifer mendekatkan wajahnya perlahan.
"Mencium dengan diam-diam hm?"

Jenni terkejut dengan suara serak suaminya itu, pandangan matanya kini bersitubruk dengan netra biru suaminya. Wanita itu lalu meringis.
"Itu... eum... bibirmu menggoda sekali, Niel... jadi, bayi di dalam sini membuatku ingin menciumnya.."

Daniel tertawa geli sambil menarik istrinya ke dalam pelukan.
"Kamu sungguh aneh sayang, akhir-akhir ini selalu malu-malu, padahal dulu-dulu kamu selalu menjadi wanita mesum, penggoda dan selalu meminta duluan.."

"Jangan asal bicara!! Kamu yang mesum, Niel!!"
Wanita itu memukul pelan dada telanjang suaminya sambil sedikit meronta minta dilepaskan
"Euh, lepaskannn.."

"Baiklah, karena istriku pemalu, aku yang akan menggodamu.." sejurus dengan itu, ia memutar tubuh untuk berada di atas Jennifer, memerangkapnya dengan dada dan tangan-nya.
Ia lalu mengecup kedua pipi Jennifer dan menyapu bibirnya di atas bibir istrinya.

"Eum.. Niel, lepaskan.. akhu.. kehabisan.. nahfas.."

Daniel tersenyum geli sambil menarik wajahnya untuk menatapi wajah Jenni yang sudah memerah. Ia menyadari bahwa istrinya kini menjadi sangat pemalu, pipinya selalu memerah saat Daniel mengatakan sesuatu yang romantis ataupun menciumnya.

"Niel, Jeff di bawah.."

Daniel mendengus, ia beranjak untuk mengambil ponselnya di atas ranjang dan mendial nomor Jeff
"Halo, batalkan semua kegiatan hari ini Jeff.. dan ini masih jam setengah enam pagi, apa yang kamu pikirkan??"

"...."

"Ya, titipkan di receptionis saja.. jam berapa penerbanganmu?"

"...."

"Baiklah, aku ke kantor pukul tiga.. hati-hatilah.."

Setelah meletakan ponsel di atas nakas, Daniel menyeringai sambil menatap istrinya. Jenni langsung menelan saliva-nya melihat tatapan buas suaminya itu.

"Hei.. kamu takut, baby?" Daniel kembali merangkak ke atas tubuh Jennifer dan menguncinya dengan tubuh-nya.

"Oh, God.. kemana hilangnya istri mesum-ku?" Gumamnya sebelum kembali meninggalkan kecupan-kecupan di seluruh wajah istrinya itu.

LOVED BY THE BASTARD ✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum