1. First

80.3K 3K 15
                                    

"Yang benar saja, Mom.. aku masih muda, aku belum mau menikah.." ucap lekaki bertubuh atletis itu. Ia mengambil barbel dan mengayunkan tanganya.

"Kamu sudah 27, Daniel!" Ucap wanita paruh baya dihadapanya.

"Mommy! Sudahlah.. Mommy hanya membuang waktu saja.. aku tetap tidak mau menikah muda, Mom.." jawab lelaki itu, lalu ia berdecak. Menikah saja belum tentu, apa lagi menikah muda? 

"Waktu seusiamu, aku bahkan sudah menggendong adik keduamu"

"Yaampun Mom.. aku ini laki-laki"

"Daddymu hanya satu tahun lebih tua dariku, Daniel.."
Ya, Daniel sudah mengetahui tentang hal itu. Berkali-kali informasi itu ia dapatkan.
Ayah dan Ibunya memang menikah muda. Mereka memutuskan untuk menikah karena sudah saling mencintai sejak sekolah dasar. Lalu bagaimana dengan dirinya, seperti apa rasanya cinta saja ia sudah tidak ingin merasakan.

"Mom...." ucap suara berat itu. Ibunya menatapnya tanpa berkedip. Sejurus kemudian Daniel Marvin berpikir betapa cantik wanita yang ia sebut Mommy itu. Rambut lurus yang sudah ia tata menjadi sedikit bergelombang itu ia biarkan sampai ke atas pinggang, mata coklatnya bulat, kerutan di wajahnya belum terlihat, hidung mungilnya selaras dengan bibirnya yang tidak begitu tebal, matanya membulat dihiasi bulu mata yang begitu indah dan natural.
Darah Amerika-Indonesia yang mengalir di tubuh Mommy-nya membuat wanita itu terlihat sangat cantik.

"Daniel, tahun ini kamu harus membawa wanitamu, kalau tidak, Januari tahun depan aku akan mencarikan wanita untukmu.."

"TIDAK!" Daniel tidak suka dikenalkan dengan wanita pilihan orang tua nya, mereka semua pasti akan berharap banyak, padahal Daniel hanya mengikuti Mommynya untuk menemui mereka. Kalau bukan karena paksaan Mommy dan Daddynya, mana mungkin.

"Mom, please...." ucap daniel lagi. Dada bidangnya naik turun.

"Aku tahu, kamu hanya belum move on, anakku.."

"Come on.. jangan lanjutkan perkataanmu Mom"

"Baik.. jadi, bawa wanita itu kehadapanku sebelum Januari.. kamu masih memiliki banyak waktu, Daniel!"

"Mommy...."

"Atau aku yang pilihkan.."

"Yaa ya! Oke oke Mom.."

—————

Di belahan Bumi yang lain..

Para model berlalu-lalang di atas catwalk, mereka berlenggang lincah sambil memamerkan busana yang mereka kenakan. Ruangan yang nyaris seperti stadion itu sudah penuh dengan manusia. Namun, keadaan di ruangan besar itu sangat tenang, seirama dengan musik yang mengalun. Pertunjukan busana kali ini bertema luxury wedding, mereka yang melenggak-lenggok di atas catwalk mengenakan pakaian mempelai wanita yang begitu indah.

Keadaan disana berbanding terbalik dengan keadaan di balik panggung.

Tepat di balik panggung, para model yang masih menata dan mempersiapkan diri tidak menampakan senyum mereka. Mungkin mereka sedang berlatih. Setelah show bertema Luxury Wedding, show berikutnya bertema Darkness Wedding, dimana pakaian yang akan dipamerkan adalah pakaian seperti Wedding dress, namun bernuansa hitam dan abu abu dengan hiasan bulu ayam berwarna hitam kehijauan.

Para model di tuntut untuk menggit tangkai mawar hitam ketika berjalan di atas catwalk. Sungguh Desainer yang kreatif!

"Oh My God, Cong!! Lo liat Foundi gue nggak?" Seorang penata rias, atau biasa disebut Make Up Artis mengeluarkan suaranya. Lelaki, maksudnya perempuan, tunggu-tunggu, sepertinya dia bukan lelaki, namun jelas bukan perempuan. Oh, dia memiliki jakun di lehernya, dia lelaki rupanya. Ya, lelaki itu sedang membereskan peralatan make up nya yang tercecer di atas meja rias.

"Sebentar.. nanti gue bantu cari.." jawab seorang wanita cantik berambut ash grey disebelahnya. Gadis itu sedang memasangkan bulu mata palsu kepada seorang model.
"Lem lo nggak nempel nih, model lo bulumata nya copot.." tambah gadis rambut ash grey itu lagi.

"Ah masa? Mungkin tadi dese keluar air matanya.. maklum tadi kan buru-buru cyin.." lelaki itu menjelaskan.

"Oke, sudah.." ucap gadis itu kepada sang model

"Thankyou Jenni" jawab model yang sepertinya sudah siap dan hendak berdiri.

Gadis yang di panggil Jenni itu melepas masker yang menutupi hidung dan mulutnya.
"Foundi lo udah ketemu?" Tanya gadis berambut ash grey itu kepada lelaki di hadapanya. Lelaki berambut panjang dengan jepit pita berwarna pink itu menggeleng dengan dramatis dan membuat rambutnya yang sangat indah berkibar bagai wanita dalam iklan shampo. Jujur, rambut pria itu indahnya melebihi rambut seorang wanita, wajar saja, ia merawatnya dengan menghabiskan banyak uang!

"Coba di ruang sebelah, lo tadi kesana kan?" Ucap gadis itu. Lalu lelaki itu mengangguk dan tersenyum, setelah itu ia melenggang pergi dari hadapan si gadis cantik. Gadis itu juga memutar tubuhnya dan segera membereskan barang-barangnya.

Namun gerakanya mendadak terhenti, ia merasakan ponselnya bergetar di saku celananya. Telepon dari nomor yang tak dikenal gadis itu, ia akhirnya menempelkan ponselnya di telinga setelah mengerutkan keningnya.

"Hallo?"

"Betul.. Saya sendiri.."

"Wah, di Jogja ya.. untuk tanggal?"

Beberapa detik kemudian gadis itu menghampiri sebuah furla metropolis berwarna hitam dan mengambil buku kecil di dalamnya. Setelah melihat isi buku super kecil tersebut, gadis itu mengangguk dan berkata lagi

"Kebetulan sekali, saya juga ada pekerjaan di Jogja minggu itu"

"Oke, baik Kak.. kalau boleh tahu, ada berapa guest star yang perlu saya rias?"

"Ah? Hanya satu? Baiklah.."

"Maaf kak saya bertanya lagi" ucap gadis itu

"Kalau boleh tahu, siapa ya artisnya?"
Lalu kening gadis cantik itu berkerut

"Da.. Daniel Marvin?"

Lelaki berambut panjang yang sedang melenggang ke arah gadis itu membuka mulutnya lebar lebar.

"Oke terimakasih Pak.. see you dan tolong kabari saya untuk jam pasti nya.."

"Baik, selamat malam" ucapnya sebelum kembali menjejalkan benda pipih itu ke dalam saku.

"Cong! Ada apa dengan Babang Mapin?!" Ucap lelaki berambut panjang sambil mengguncangkan pundak gadis bernama Jenni itu.

Gadis cantik itu memutar bola matanya lalu mengerinyit.
"Babang Mapin?"

"Iya, Daniel Marvin! Lo tadi sebut sebut suami gue!"
Apa? Suami? Wong gendeng! (Orang gila)

"Jadi Daniel Marvin suami Lo?" Gadis itu malah menggodanya. Ia mengangkat satu alisnya sambil menatap lekaki berambut panjang itu. Padahal jelas-jelas yang dikatakan lelaki itu adalah bohong besar. 

"Serius ih! Ada apa dengan babang mapin?"

"Gue ditugaskan buat jadi MUA nya dia, di Jogja, minggu depan" kata gadis itu sambil mengedikan bahunya. Lalu berbalik badan. Jujur, gadis berambut ash grey itu memang tidak tahu seperti apa manusia yang disebut Daniel Marvin atau babang Mapin tersebut.

"SERIOSAH????????????"
Gadis cantik itu refleks menutup telinganya dengan kedua tangan. Suara temanya membuat pendengaran gadis itu dan siapapun manusia di ruangan ini mendapat gangguan.

LOVED BY THE BASTARD ✅Where stories live. Discover now