28. Marchellin and Marchella

33.7K 1.7K 25
                                    

1 Januari 2018
HAPPY NEW YEAR ALL!

Sesuai request dari salah satu pembaca aku, @erlint aku mau pake playlist dari Avril Lavigne yang judulnya WHEN YOU GONE Halo @erlint selamat tahun baru!

Playlist 🎶 : When You Gone - Avril Lavigne
(Tapi Daniel nggak Gone ya, dia cuma Koma)

Lelaki itu terbaring lemah di atas kasur rumah sakit.
Selang-selang transparan melilit di tangan dan tubuhnya, plastik transparan yang Jenni tahu sebagai selang oksigen menutupi hidung dan mulut lelaki tampan itu. Lelaki itu, lelaki yang menyelamatkan dirinya, lelaki bajingan yang mencintainya bahkan melebihi nyawa sendiri. Lelaki itu, Daniel-nya. Suami-nya.

Air yang menggantung di dalam kantung menetes satu persatu seiring dengan bunyi dari mesin elektrokardiograf.

Jenni terisak sambil memaksa kakinya untuk melangkah mendekati kasur rumah sakit, tempat dimana kekasih hatinya itu berjuang untuk sembuh. Langkah Jenni terseok, satu tangan-nya membekap mulut dan tangan lain-nya meremas kerah pakaian rumah sakit yang ia kenakan.

Perlahan tapi pasti, langkahnya semakin mendekat dan ia meletakan tangan di atas jemari Daniel.
Ia menggelengkan kepala-nya seolah tak percaya ini semua benar-benar kenyataan. Daniel-nya, lelaki itu lemah di atas kasur, tak ada senyum di bibirnya, tak ada sorot mata arogan atau penuh sayang-nya.

"Ni..el.." Jennifer memanggil nama Daniel di tengah isak tangis-nya.

"Niel bangun sayang.." tangan-nya mengusap lembut pipi Daniel dengan sayang

"Bangun Niel, bangun..." tubuhnya merosot, ia lalu terduduk di kursi yang berada di samping kasur dan menenggelamkan kepalanya di selimut yang menutupi tubuh Daniel.

Sementara itu, seluruh sahabat mereka hanya memandang dengan pilu sambil berdiri di dekat pintu.

Jennifer menoleh ke arah pintu, matanya sembab, pipinya basah dan rambutnya benar-benar berantakan, membuat beberapa dari mereka harus meringis dan menahan tangis.
"Kapan Daniel akan bangun? KAPAN?!" Jennifer memekik sambil menatap satu persatu orang yang ada disana.

Lagi-lagi, ia menemukan wanita itu.

Jenni menggeram, dadanya naik turun seirama matanya memicing dan rahangnya mengetat. Ia lalu menatap Daniel sekilas dan kembali mengalihkan pandangan untuk menatap wanita berambut pirang itu lagi

"Oke, seharusnya aku memang mengecat rambutku dengan warna gelap, aku sungguh menyesal mewarnai rambutku seperti ini minggu lalu.." gumam wanita itu. Jenni tak mendengar ucapan-nya karena jarak mereka cukup jauh dan wanita itu hanya berbisik. Tapi dengan langkah pasti, Jenni menghampiri wanita berambut pirang itu.

"Oh yeah, kalian ada yang bisa menolongku?" Gumam wanita itu sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, tapi semua orang tak memperdulikan-nya dan hanya menatap Jennifer yang sudah semakin dekat.

"Kamu! Ini semua karena kamu!!!!" Pekik Jennifer sambil menunjuk wanita itu

"Jenn.. calm down, okay?" El menghampiri Jennifer dan menariknya ke dalam pelukan

"Minggir, El!! Aku akan membuatnya menyesali perbuatanya!" Ucap Jennifer, ia mencoba melepaskan rengkuhan El tetapi lelaki itu terus mengcekram lengan Jenni tanpa menyakitinya.

"Sayang, please dengar Mom baik-baik.. dia bukan Marchellin, sayang.." ucap Amanda, ia melangkah mendekat dan membelai rambut Jenni lalu menyelipkan beberapa rambut ke balik telinganya.

Jennifer menatap ibu mertuanya dengan tatapan penuh tanya.
"Ap-apa?"

Amanda tersenyum tulus sambil mengusap kepala Jennifer dengan sayang
"Ayo kembali ke kamar, kami akan menjelaskan semuanya, sayang.."

LOVED BY THE BASTARD ✅Where stories live. Discover now