3. Let the games begin

49.7K 3.2K 47
                                    

Halo hai!!

Boleh nggak kalau aku minta VOTE nya dulu ?

Hehehe

Di pojok kiri bawah ada gambar bintang, di klik ya guys

Thankyou so much!

I love you all!


Jennifer Ayu POV

-------


"Apa maksud Anda, tuan Mar.. vin..?" Ucapku sambil menatap kedua bola matanya. Ku akui ia memiliki tatapan yang membuat semua wanita yang menatapnya ingin menyerah saja rasanya. Tapi pikiran itu segera ku tepis jauh-jauh.

Lelaki itu tersenyum miring. "Akhirnya kamu menyebut namaku dengan benar" ucapnya.

"Dan.. " katanya lagi, lalu ia menghembuskan nafasnya "Apa kurang jelas? Kamu harus menggantikan pakaianku.." tambahnya lagi. Apa katanya? Cih! Walaupun kujamin seratus bahkan seribu persen bahwa ia memiliki tubuh yang indah, tapi aku tak akan pernah sudi untuk melihatnya. Yang benar saja!

Aku menggelengkan kepalaku lalu mendengus.

"Itu tak akan pernah terjadi!" ucapku. Aku memandangnya acuh tak acuh dan kembali dengan pekerjaanku.

"Kau sudah merugikan client mu dan kau tidak mau bertanggung jawab. Apa kau sudah bosan dengan pekerjaanmu, Hm?" ucapnya lagi. Aku memutar bola mataku. Sungguh aku jengah dengan lelaki ini. Kenapa harus ada manusia seperti ini di dunia?

"Mmm, Marvin.. aku tidak keberatan mengganti pakaianmu." Ucapan Vinna memecah ketegangan yang kami ciptakan.

"Tidak usah repot-repot Vinna, aku hanya ingin digantikan oleh temanmu ini" ucap lelaki itu cepat tanpa memandang Vinna, matanya masih mengoreksi seluruh bagian wajahku. Memandangiku dengan tatapan setajam pisau. Ya Tuhan, Ya Tuhan.

"Maaf Tuan, tapi kalau saya tidak salah lihat, Anda masih memiliki tangan yang cukup lengkap untuk berganti pakaian sendiri" ucapku. Aku memang tidak bisa menutupi kebencianku dengan pria semacam ini. Dan ia adalah manusia terbajingan yang pernah ku temui.

"Kau harusnya senang dengan tawaranku, semua wanita menginginkanya" ucap lelaki itu lagi. Aku meringis dan dengan cepat menggelengkan kepalaku, sudah berapa kali aku bergeleng-geleng kepala pagi ini? Ya Tuhan! aku sungguh menyesal menerima pekerjaan ini. Ku tarik banyak-banyak udara disekelilingku dengan hidung.

"Yasudah, cari saja wanita yang lain yang akan dengan senang hati melakukanya, tapi aku tak akan pernah sudi" ucapku sambil mengulaskan sedikit bedak tabur transparan ke wajah mulus lelaki itu. Tak ada yang berubah dengan dirinya bahkan setelah aku memulaskan sedikit kosmetik ke wajahnya. Ia selalu menawan sebelum ataupun setelah di rias. Tapi kemenawanan rupa nya tidak membuatku terpesona dengan manusia arogan ini.

"Selesai" ucapku tanpa memandang wajah lelaki itu sama sekali. Aku langsung mengalihkan pandanganku dan memutar tubuh ku untuk membereskan barang-barangku yang tercecer di atas meja rias.

"Kamu!" ucap lelaki sombong itu. Ku rasakan tangan kekarnya mencengkramku. Jarinya ada di pergelangan tanganku. Aku refleks mendorongnya untuk menarik tanganku kembali, namun kekuatanku terlalu kecil untuk melakukanya. Ia semakin keras mencengkramku. Pria itu berdiri, dan menariku untuk ikut denganya. Ia membuka pintu kamar dengan kasar dan terus berjalan sambil menariku melewati koridor. Apa-apaan ini? aku di culik oleh client ku yang tidak lain tidak bukan adalah artis yang katanya terkenal? Yang benar saja! apa salahku? Ia terus berjalan dengan cepat hingga kami berhenti di depan sebuah pintu kamar. Ia mengambil kartu dari dalam sakunya dan menempelkan kartu sialan itu ke depan pegangan pintu, lampu hijau di benda tersebut menyala dan Daniel Marvin segera membuka pintu tersebut secara kasar.

LOVED BY THE BASTARD ✅Where stories live. Discover now