Hurt

1.7K 189 15
                                    

WARNING! DI CHAPTER INI ADA BAHASA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN JADI HARAP YANG MASIH DI BAWAH UMUR DAN POLOS BERDO'A DULU SEBELUM MEMBACA. 😂😂

[ Phana POV ]

Aku sudah ½ jam mencarinya tapi tak menemukan jejak sedikitpun darinya, aku berharap Ming ataupun Joss bisa menemukannya. Aku mencoba mencari lebih dalam sekilas aku melihat dua orang dekat sebuah pohon yang cukup besar, perlahan kudekati mereka berdua.

Betapa terkejutnya aku saat melihat Wayo sedang diikatkan pada pohon itu, dengan sekali lihat aku tau bahwa orang yang mencoba mengikatnya adalah Pring. Hatiku teriris melihat keadaan Wayo, sekarang banyak sekali darah yang keluar dari sekujur tubuhnya, bibirnya terlihat sangat pucat saat aku akan mendekatinya aku medengar sesuatu dari Pring.

" Kau akan bernasib sama sepertinya, tak kukira ada pria selemah dirimu." ucapnya sambil melihat wajah Wayo " Kau akan kubiarkan membusuk disini dan menjadi santapan hewan disini seperti dia"

Aku sudah tak bisa bersabar lagi, aku menghampirinya dan langsung menamparnya.

PLAKKKKK!!! " Apa kau gila Pring?! Dimana akal sehatmu Hah?!" emosiku sudah diujung batas melihat Wayo begitu lemah di depannya.

" Kenapa Pha? Bukankah bagus jika aku menyingkirkannya? Jadi kita bisa kembali lagi seperti dulu Pha" ucapnya sambil mengalungkan tangannya di leherku.

Cukup aku rasa kesabaranku sudah cukup, tiba - tiba aku mencekik lehernya dengan sebelah tanganku.

" PSIKO SEPERTIMU TAKAN PERNAH MENDAPATKAN CINTA DARI SIAPAPUN!!! KAU.. KAU.. KAU HANYA TEROBSESI PRING!!! DAN SEKARANG AKU SUDAH TAU SIAPA YANG MEMBUNUHNYA WAKTU ITU" teriakku didepannya dengan sesekali mengeraskan cekikanku.

Pring terlihat ketakutan denganku " Uhukkk.. lepas Pha Uhukk.."

" Apa? Lepas? Setelah apa yang kau lakukan terhadapnya dan sekarang Wayo? Aku takan melepaskanmu Pring. Aku akan membunuhmu sekarang juga" aku semakin mengeratkan cekikanku, namun cekikanku terlepas karna tubuh Pring di tarik kebelakang. Saat aku melihat siapa yang menariknya, hatiku sedikit lega karna yang menariknya adalah Ming dan Joss.

" Biar aku dan Joss yang mengurus P'Pring, tolong segera selamatkan Yo kami Phi. Ku mohon.. " aku melihat Ming menangis sedangkan Joss hanya tersenyum meski aku tau dibalik senyumnya diapun sangat khawatir, aku langsung melepaskan wayo dan menggedongnya ke luar hutan.

[ Author POV]

Akhirnya Phana berhasil membawa Wayo ke luar dari hutan, dia meminta agar tim medis segera melakukan CPR sedangkan Phana berusaha menelepon Rumah Sakit terdekat dan meminta Ambulan untuk segera datang.

Saat Wayo didalam Ambulan, Phana menatapnya khawatir wajah pucat Yo seakan menjadi tombak untuk hati Phana. Setetes demi setetes air mata Phana turun.

" hiks.. maafkan Phi Yo hiks.." ujarnya sambil menggenggam tangan Wayo.

Phana hanya tertunduk sepanjang perjalanan, tanpa dia sadari dari mata Wayo juga keluar air mata.

Sesaat sampai dari rumah sakit Perawat dan Suster segera membawa Wayo keruang ICU.
10 menit berlalu, dan Phana melihat dokter keluar.

" Apa kau keluarga dari korban?"

" Saya temannya dok, Apa yang terjadi dok"

" Dia kehilangan banyak darah karena luka di tangan dan kakinya cukup dalam, kita butuh donor darah. Tapi masalahnya darah yang pasien miliki adalah AB+, sangat jarang ada orang yang memiliki golongan darah itu. Terlebih dirumah sakit ini stok darah itu kosong. "

Ucapan dokter tersebut menyambar tepat pada tubuh Phana, dia yakin bahwa dia adalah penyebab dari apa yang Wayo alami.

" Waktu kita tak banyak nak, jika dalam ½ jam dia tidak mendapatkan donor darah yang cocok, kemungkinan besar dia akan- "

" KAU BUKAN TUHAN DOKTER SIALAN " teriak Phana karna kalut dengan situasinya saat ini

" Pakailah darahku, aku tak tahu apa golongan darahku tapi kumohon biarkan aku mencobanya dok, kumohon selamatkan dia, karna dia sangat berharga untuku "

Phana lihat dokter menghela nafas dan membawanya untuk memeriksa keadaan Phana, dan sebuah keajaiban datang dimana golongan darahnya dan Wayo ternyata sama. Tanpa pikir panjang Phana segera melakukan pendonoran darahnya.

( nah pas part ini aku sarankan bacanya sambil dengerin lagu 'Girls Generation - Dear Mom )

[ Wayo POV ]

Aku terbangun di sebuah padang rumput yang indah, saat aku mengedarkan pandanganku aku melihat sesosok wanita tengah memetik bunga. Kulangkahkan kakiku mendekatinya, mataku seketika membulat melihat siapa yang ada di depanku.

" M.. Ma.. Mama.." ucapku tergagap.

Wanita itu menoleh dan tersenyum. " Kau sudah besar Yo "

Aku memeluk erat tubuh ibuku dan mulai menangis " Ma Yo merindukan mama hiks.. Mama darimana? hiks.. Yo terus nanyain mama sama papa hiks.. Tapi kakek dan nenek selalu bilang kalo mama sama papa lagi pergi jauh hiks.. hiks.. Mama jangan pergi lagi "

Ibuku melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku  " Sayang dengarkan mama, mama juga kangen banget sama kamu. Tapi maaf ya, kita belum bisa sama - sama. "

" Tapi kenapa ma? hiks.. kenapa Yo ga bisa sama mama? Yo kan anak mama hiks.. Mama sudah ga sayang Yo lagi ya hiks.. "

" eishh siapa yang bilang begitu hm? " tiba - tiba aku mendengar seseorang berbicara dibelakangku.

" Papa hiks.. " aku langsung memeluk tubuh ayahku. Dan menangis lagi." Yo merindukan papa hiks.. jangan pergi lagi dari Yo hiks.. papa jangan tinggalin Yo hiks.. hiks.. "

[ Author POV ]

" Dok jantungnya melemah bagaimana ini " ucap suster itu panik.

" siapkan defibrillator " intruksi sang dokter.

" Pasien tidak bernafas dok"

Segera mungkin suster membuka baju  pasien dan mengoleskan jel di dadanya.

" 200 Joule, all clear? "

" Clear" namun pasien tidak berubah detak jantungnya masih saja lemah.

" 360 Joule, all clear?"

" Clear"

Suasana disana sangat tegang, pasien tak kunjung menandakan perubahan pada detak jantungnya. Tiba - tiba terdengar suara "Beeeeppppp" yang nyaring diruangan itu. Semua orang yang ada diruangan itu menghela nafas mereka dengan raut wajah kecewa.



© TBC
© Kepanjangan ya? Maafkan😂
© ga seru ya? Maafkan 😂
© Typo bertebaran? Maafkan 😂

Words I Want To HearWhere stories live. Discover now