Closer

1.8K 222 35
                                    

[ Author POV ]






Setelah Phana keluar dari dalam bis, terlihat dua orang yang langsung menghampiri Phana dengan wajah cemas mereka.

" Phi apa teman ku menyusahkanmu? Maafkan temanku ya Phi. " ujar Joss terlihat menyesal.

" Sekarang biar kami yang mengurus bocah itu Phi, aku yakin Phi pasti sibuk. " ujar Ming sambil menurunkan Wayo dari gendongan Phana.

Setelah berhasil membangunkan Wayo, Ming dan Joss lantas membawa Wayo ke barisan peserta. Sedangkan Phana? Dia hanya diam, ada sedikit rasa kecewa melihat Wayo di perhatikan oleh orang lain.

Haripun kini sudah berganti dengan malam semua peserta berada di lapangan, kit mengatakan kepada seluruh peserta kalau sekarang adalah waktunya Jurit Malam dan setiap 2 senior akan menemani 4 Peserta. Pembagian kelompokpun dimulai, lagi - lagi Ming dan Joss tak dibuat satu kelompok dengan Wayo. Tapi entah dapat anugrah darimana tiba - tiba Wayo tidak protes karena tidak sekelompok dengan mereka, Wayo mengatakan kalo dia akan baik - baik saja karena Wayo pemberani. Siapapun yang melihat tingkah Wayo tadi tidak akan percaya padanya, tapi dialah Wayo yang selalu bisa meluluhkan hati para kakaknya.

" Baiklah sekarang Wayo dan Shutee akan ditemani oleh P'Pring dan Yihwa dan Fai akan ditemani oleh P'Beam " ucap kit sambil melihat kembali catatannya. Dan jurit malampun dimulai.

' ahh, aku ditemani oleh senior wanita aku tak boleh memalukan sekarang aku harus berani ' ucap Wayo dalam hati mencoba menghilangkan rasa takutnya.

Saat kami mulai setengah perjalanan Wayo melihat tali sepatunya lepas jadi Wayo mencoba menalikannya sebentar, tapi saat Wayo menoleh kesamping Wayo melihat ada ular yang tengah menatapnya seketika Wayo menjerit " Akkkkhhhhhhhhhhh~ " Wayo memundurkan dirinya tanpa sadar ternyata dibelakangnya ada jurang kecil Wayo yang lepas keseimbangan akhirnya jatuh berguling kedalam jurang, kelompok yang pergi bersamanya tak mendengar suara teriakan itu karna sudah terlalu jauh sampai akhirnya mereka kembali ke camp.





[ Phana POV ]





Aku melihat rombongan yang tadi bersama Beam kembali, tapi tunggu? Ada yang salah kemana Wayo? Tiba - tiba perasaan tak enak menjalar di sekujur tubuhku. Kulihat Beam dan Pring mendekati kami.

" Kami sudah sampai, baik kita absen Yihwa, Fai, Shutee, Wayo. Ehh? Kemana Wayo? " ucap Beam Bingung dan langsung khawatir. " Apa kau melihat Wayo Pring? "

" Aku tak melihatnya Beam, Seingatku dia selalu berjalan dibelakang kita " ucap Pring dengan santai.

" Apa?! Kau jangan bercanda Pring! " tiba - tiba aku emosi mendengar hal itu " Apa kau tidak bisa menjaga kelompokmu sendiri, dimana kau taruh otakmu Pring? "

" Bukan begitu Pha tadi saat kami berjalan aku tak pernah melihat dia berbicara, kepalanya selalu tertunduk jadi kupikir dia hanya mengikuti kami "

PLAKKK!! " Jika sesuatu terjadi padanya kau yang harus bertanggung jawab Pring " ucapku dingin setelah berhasil menampar pipinya.

Tanpa aba - aba lagi aku pergi kedalam hutan mencoba mencarinya.





[ Author POV ]





Wayo melihat kaki dan tangannya terluka, dia menangis sekitar 15 menit dan mulai berjalan tertatih sambil berusaha mencari pegangan karna sepertinya kakinya terkilir.

" Hiks P'Ming Hiks P'Joss kalian dimana? Hiks Yo takut Phi " teriak Wayo sambil menangis.

Disisi lain Phana terus berusaha mencari Wayo sambil sesekali berteriak " Wayo~ apa kau disana? Kalau iya kumohon jawablah " Phana mulai kehilangan arahnya dia hanya mengikuti kata hatinya.

Wayo merasa kakinya sudah tak kuat lagi jika harus berjalan, akhirnya memilih mendudukan dirinya di sisi pohon. " Hiks siapapun tolong Yo takut hiks P'Ming hiks P'Joss hiks P'PHAAAAAA " teriaknya.

Phana yang mendengar seseorang seperti memanggilnya mengikuti arah suara itu, perlahan dia melihat seseorang duduk di dekat pohon itu saat merasa dia yakin itu Wayo dia semakin mendekat.

" Yo~ " Ucar Phana lembut

Wayo menolehkan pandangannya dan melihat Phana di depannya.

" Hiks P'Pha Yo takut " Yo berbicara dengan wajah sembab dan airmata yang terus keluar.






[ Phana POV ]




Hatiku teriris melihat keadaanya yang seperti ini baju dan celananya terlihat sobek dengan darah yang masih segar. Aku segera menghampirinya.

" Yo tak perlu takut lagi na, sekarang ada Phi disini mengerti " ujarku sambil mengelus rambutnya. Perlahan dia memeluk leherku dan menangguk dan mulai menangis lagi.

" Hiks Yo takut sekali Phi disini gelap Hiks Yo takut dimakan harimau Phi Hiks Hiks... "

Jujur saja aku yang mendengar itu hampir saja dibuat tertawa, tapi segera ku urungkan karna tak mau berdebat dengannya jadi aku hanya tersenyum dan menunggu dia selsai mengeluh.

" Tali sepatu Yo hiks.. Kenapa harus lepas Phi hiks.. hiks.. jadinya Yo tertinggal terus jatuh hiks.. hiks.. ularnya juga jahat Phi kenapa ngagetin Yo hiks.. hiks.. "

Dia terus saja mengeluh untuk hal yang tidak masuk akal sambil sesekali memukul punggungku, saat kurasa dia mulai tenang aku melepaskan pelukan kami dan kulihat dia sudah terlelap menuju mimpinya, ku usap wajahnya yang selalu ku sukai.

Aku memakaikan jaketku padanya dan mulai menggendongnya kembali ke Camp dengan cara Bridgal Style. Sesampainya aku dan Wayo, mereka mulai mengerubuniku mereka bilang semua anggota ikut mencari dan baru sebagian yang kembali. Aku yang terlalu kesal akhirnya hanya mengabaikan laporan itu dan membawa Yo ke tenda Pengobatan. Mereka mengobatiku dan Wayo secara bergantian. Setelah selesai di obati aku menggendongnya lagi dan menidurkannya di tendaku, kulihat wajah polos yang selalu jadi canduku, ku usap wajahnya.

" Istirahatlah malaikat kecil ku " ucapku sambil mencium keningnya.





© TBC
© Part ini gaseru ya? Maapkan dakuh 😥
© lagi ngga mood pas buatnya 😥
© semoga terhibur para pembaca tercinta 😘😚

Words I Want To HearWhere stories live. Discover now