10th

531 63 4
                                    

Kyungsoo menghentikan langkahnya saat ia melihat seorang wanita yang tengah sibuk mempersiapkan sarapan di meja makan sendirian.

Dimana para pelayan? Mengapa bukan mereka yang mempersiapkannya?

Ia berjalan mendekat ke arah meja makan dan mendapatkan Ae Ra-- ibunya --yang ternyata sedang sibuk mempersiapkan sarapan tersebut.

"Kyungsoo? Ayo kita makan bersama. Eomma sudah memasak makanan kesukaanmu." Ucap wanita itu lembut saat menyadari Kyungsoo berdiri di sudut meja.

"Untuk apa eomma repot-repot untuk mempersiapkan sarapan yang banyak ini?"

"Aku tidak lapar. Aku akan sarapan di kampus." Jawab Kyungsoo yang langsung berlalu dari hadapan Ae Ra tanpa menghiraukan Ae Ra yang raut wajahnya menjadi sedih.

"Kyungsoo... Eomma mohon sekali saja kau tak mengabaikan eomma." Pinta Ae Ra yang langsung mencekal tangan Kyungsoo dari belakang.

Seolah angin berlalu, Kyungsoo menghentakan tangannya dari cekalan ibunya dengan mudah dan melanjutkan langkahnya.

"Kyungsoo..."

"Jangan tiba-tiba bersikap menjadi baik padaku eomma!" Teriak Kyungsoo yang langsung membalikan badannya menghadap Ae Ra.

"Apa salah jika seorang ibu berbuat baik kepada anaknya?" Tanya Ae Ra.

"Kalau kau menganggapku sebagai anakmu, lalu hyung kau kemanakan? Kenapa kau bersikap seolah dia bukan anakmu selama ia masih hidup hingga ia sudah tiada?!" Tanyanya balik pada ibunya yang suaranya mulai meninggi.

"Bahkan kau dan abeoji tidak peduli dengannya saat ia menjadi sandera oleh psikopat itu!" Tambahnya yang membuat Ae Ra menundukan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang basah akibat air matanya.

"Kau salah Kyungsoo...justru dia sendiri yang menyerahkan diri pada orang itu." Balas Ae Ra lirih.

"Eomma bilang apa? Kalau begitu mengapa kalian tak menghentikannya pada saat itu? Kenapa?!"

Ae Ra tak bisa menjawabnya. Lidahnya tiba-tiba menjadi kelu tak bisa mengatakan sepatah katapun sekarang.

"Baiklah aku sudah tau jawabannya. Kau tak menganggap hyung sebagai anakmu." Ucap Kyungsoo yang langsung menyimpulkan begitu saja dan membuat tangisan Ae Ra semakin menjadi.

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU, KYUNGSOO!!" Bentak Jae Soon yang tiba-tiba datang tanpa mereka sadari.

"Omong kosong apa? Itu memang kenyataannya bukan?" Balasnya santai menanggapi bentakan dari ayahnya.

"Jangan menjadi kurang ajar pada orang tuamu sendiri!"

"Kurang ajar? Kurasa aku tidak kurang ajar seperti yang kau katakan barusan."

"APA?! KAU!!" Bentak Jae Soon yang sudah memulai mengambil ancang-ancang untuk menampar Kyungsoo yang akan terkena sewaktu-waktu.

Kyungsoo tersenyum miring melihat ayahnya mengangkat tangannya yang siap menamparnya.

Plak!

Benar saja. Sebuah tamparan keras dari ayahnya yang menggema hingga kesudut ruangan telah mendarat di pipi kirinya.

Seolah mati rasa, Kyungsoo mengangkat wajahnya menatap ayahnya yang baru saja menamparnya itu. Kemudian melihat ibunya yang memegang sudut meja karena syok melihat dirinya tertampar lagi.

"Abeoji, tampar aku lagi jika itu belum membuatmu merasa puas." Ucapnya yang seolah menantang ayahnya itu. Ia tak peduli dengan sudut bibirnya yang mulai mengeluarkan darah.

LAST LOVE (KYUNGSOO STORY)Where stories live. Discover now