4th

765 77 1
                                    

So Hyun masih menganga tak percaya dengan orang yang ada dihadapannya sekarang. Dokter muda bak idaman para wanita yang sangat dikenalnya, Xi Luhan.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah merasa lebih baik?" Tanyanya dengan lembut tak kalah dengan suara milik ibunya.

"umm. Ya." Jawabnya singkat dan melemparkan pandangannya menghindari eye contact  dengan pria berdarah cina itu.

Kenapa ia ada disini? Ingin mengejarku lagi? Ya Tuhan,apa dia tak mengerti? Aku sudah menolaknya mentah-mentah di depannya. ~ batin So Hyun yang mulai bermonolog dengan dirinya sendiri.

Luhan tampaknya tak bisa berhenti tersenyum melihat So Hyun di depannya. Tapi sayang So Hyun tak mau melihat senyum nan indah milik Luhan saat ini. Tak apa baginya asalkan So Hyun berada didekatnya sekarang.

"Luhan, kenapa hanya diam saja? Bukannya kau mau memeriksa keadaan So Hyun?"

"Oh benar. Aku hampir lupa dengan tugasku." Jawabnya dengan senyumannya yang mampu melelehkan hati para wanita kecuali So Hyun lalu mengambil stetoskop yang menggantung di lehernya.

Ia memeriksanya mulai dari detak jantungnya hingga pada tekanan darahnya. Jujur untuk sekarang So Hyun merasakan detak jantungnya yang berdentum dengan keras dan cepat saat Luhan mulai memeriksanya.

Bukan karena dia gugup melihat Luhan. Tidak sama sekali. Ia hanya tak menyangka Luhan yang ditolaknya mentah-mentah sedang memeriksanya sekarang. Ia merasa tak enak hati.

Setelah selesai Luhan menggantungkan kembali stetoskopnya pada lehernya.

"Kondisimu saat ini sudah membaik. Hanya saja harus istirahat yang cukup dan makan makanan yang sehat agar tenagamu pulih" Ujarnya. So Hyun hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Jadi sekarang dia boleh keluar dari rumah sakit?" Tanya Jung Ae Rin-- ibu So Hyun yang memastikan.

"Ya tentu saja, eommeoni" Senyumnya pada Ae Rin.

Apa?! Eommeoni?! Aku tak salah mendengarnya kan?

Mata So Hyun membulat dengan sempurna seketika. Benar-benar diluar dugaannya. Pria bermarga Xi berhasil membuatnya terkejut. Memanggil ibunya dengan panggilan eommeoni? Ini gila! Melihat ekspresi dari So Hyun, Luhan hanya bisa tertawa kecil.

"Eomma, bisakah tinggalkan kami berdua? Ada yang ingin ku bicarakan dengan dokter ini." Ucap So Hyun melirik Luhan dan dapat anggukan dari ibunya. Lalu pergi bersama Yeri meninggalkan mereka berdua.

"Apa maksudmu?" Tanya So Hyun memecah keheningan. Luhan yang mendengar hal itu hanya bisa mengernyitkan dahinya.

"Mengapa kau ada disini? Apa tujuanmu?"

"Apa aku tak boleh disini sedangkan aku dipindah tugaskan ke Seoul? Apa aku salah?"

"Salah. Karena ada tujuan lain darimu. Sudah kukatakan berapa kali. Aku menolakmu. Mengertilah." Jawab So Hyun memohon. Bukannya terkejut dengan perkataan So Hyun ia membalasnya dengan senyum hangat.

"Baiklah aku mengerti. Tapi apa salahnya kau mencoba untuk mencintaiku?"

"Maaf Luhan gege aku tidak bisa."

"Apa karena pria itu?" So Hyun tak menjawab. Luhan mengusap wajahnya frustasi. Lalu menatap So Hyun lebih dalam lagi.

"Apa dia sangat berarti untukmu?"

"Sangat. Maaf" Jawab So Hyun sambil menundukkan kepalanya.

Luhan mendengus setelah mendengar jawaban dari So Hyun lalu meraih tangannya dan mengangkat dagu So Hyun agar bisa melihatnya.

LAST LOVE (KYUNGSOO STORY)Where stories live. Discover now