9. Sorry

723 86 175
                                    

Pengumuman kelulusan tahun ini adalah sebuah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh Ega. Sesuai perjanjian yang ia sepakati dengan Soraya, tepat di hari pengumuman kelulusan, gadis itu akan memberikan jawaban atas pernyataan cinta Ega padanya.

Begitupun dengan Soraya, pagi ini ia terlihat sangat ceria dan bersemangat, tak henti-henti gadis itu tersenyum dan bersenandung riang sembari melakukan aktifitasnya bersiap berangkat ke sekolah. Sesekali Soraya menyelingi kegiatannya dengan menari dan berputar-putar.

"Bu, Aya berangkat ya, pamit Soraya lantas mencium tangan Sarah dengan takzim.

"Iya Nak, hati-hati di jalan."

"Assalamualaikum," imbuh Soraya sembariberjalan menuju pintu keluar.

"Waalaikumsalam."  Sarah tersenyum sambil memandangi kepergian putrinya.

Soraya melangkah keluar dari rumahnya dengan senyum yang terus mengembang. Entah mengapa hari ini ia merasa sangat bahagia, langkahnya terasa sangat ringan untuk pergi ke sekolah.

"Cieee ... yang senyum-senyum terus, lagi bahagia ya?" goda Ega seraya berdiri menyandarkan tubuhnya pada tiang penyanggah rumah.

Soraya yang terkejut mendengar suara Ega, sontak menoleh kearah sumber suara berasal. Senyumnya kembali mengembang ketika menemukan sang empunya suara.

"Ega! Kamu ngagetin tau," sungut Soraya seraya memasang tampang pura-pura kesalnya.

Ega tersenyum, kemudian berjalan menghampiri Soraya. "Masa sih? Lagian kamu sih asik banget senyum-senyum sendirinya. Mikirin aku ya, Ay?"

Soraya tersipu malu karena merasa dirinya ketahuan sedang memikirkan Ega. "Ihhh, sok tau!! Kepedeaan banget, sih." Soraya menampik, dan langsung mencubit perut Ega bertubi-tubi.

"Aduh, Ampun. Ampun, Ay." Ega mengaduh kesakitan, sedangkan Soraya terkikik kesenengan.

"Makanya jangan suka kepedean," cibir Soraya, lantas tertawa puas.

"Ay, aku mau pamit nih." lima kata yang meluncur dari bibir Ega seketika menghentikan tawa Soraya.

"Pamit kemana?" Soraya bertanya cepat dengan ekspresi yang sedikit terkejut. Ega yang melihat itu terkekeh.

"Tenang aja Ay, aku pasti pulang lagi kok, Takut amat aku tinggalin," ucapnya dan seketika mendapat delikan tajam dari Soraya.

"Mulai ... mau aku cubit lagi?"

Lagi-lagi Ega terkekeh mendengar ancaman Soraya.

"Iya, maaf. Jangan marah donk, nanti cantiknya ilang, lho."

Soraya tersipu.

"Dasar receh!" cibirnya,  membuat Ega hanya bisa tertawa. "Seriusan, kamu mau pamit ke mana?"

"Aku mau pergi ke Jakarta, Ay. Mama ajak aku buat hadirin acara pernikahan salah satu kolega papa. Kebetulan yang merit juga sahabat kecil aku."

Soraya menunduk mendengar penjelasan Ega. Terlihat gurat kekecewaan pada sorot matanya. "Kamu lupa?"

Ega meyentuh dagu Soraya, mengangkat wajah gadis di hadapannya agar sejajar dengannya. "Aku enggak akan mungkin lupa, Ay." Ega menatap lekat mata Soraya tepat di manik matanya yang berwarna coklat, dan seketika Soraya membeku. "Don't worry honey. Aku bakalan balik lagi, kok, sore ini. Dan malamnya aku bisa nemuin kamu." Ega tersenyum dengan hangat, membuat Soraya yang tadi hanya bergeming ikut tertular senyumannya.

"Janji?"

"Janji." Ega mengaitkan jari kelingking mereka dan seketika senyuman secercah mentari pagi kembali terbit di bibir Soraya.

FREAK LOVEWhere stories live. Discover now