4. Lebih dekat lagi

1.3K 129 243
                                    

Semenjak insiden Ega yang sok melindungi Soraya, dan berujung ia terbaring di rumah sakit karena babak belur, membawa hikmah tersendiri bagi Ega.

Mereka semakin dekat, bahkan bisa dibilang sangat dekat. Tapi, kedekatan itu hanya sebatas hubungan sahabat yang berujung Soraya menganggap Ega seperti adiknya sendiri.

Ega tidak tahu kenapa Soraya tidak pernah menangkap sinyal-sinyal cinta yang Ega berikan padanya. Mungkinkah sinyal yang diberikan Ega tidak jelas sehingga tidak bisa tertangkap dengan baik oleh radar yang dimiliki Soraya, atau mungkinkah Soraya tergolong jenis perempuan kurang peka?

Atau Soraya memang belum menyadarinya?

Atau mungkin Soraya memang pura-pura tidak tahu?

Ah, entahlah. Otak Ega seakan hampir pecah memikirkannya.

Gejreng..jreng..jejerengngggg!!

"Kasian deh itu gitar lo pukul-pukul terus, Ga. Kalau dia bisa ngomong pasti udah bilang 'Abang Ega yang ganteng tapi jomlo jangan pukul-pukul eneng terus dong!! Sakiitnya tuh disini ni'," celetuk Cairo sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri.

"Kasian kasian kasian!" timpal Mahesa yang menirukan gaya ngomong Upin Ipin, lalu mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal.

Ega hanya menatap jemu pada kedua sahabatnya, sedikitpun itu tidak lucu baginya.

"Udah puas ketawanya?" ucap Ega sinis, sontak menghentikan tawa keduanya. Mereka saling berpandangan, dan kemudian kembali terbahak.

"Kalau tujuan lo berdua kesini cuma mau ngebully gue, lebih baik sekarang kalian pulang sana!" Cairo dan Mahesa langsung berhenti tertawa saat Ega melemparkan bantal ke arahnya.

"Ah elah, gitu aja ngambek." Esa berjalan menghampiri Ega. "Habis lo unyu sih, menggemaskan," goda Mahesa seraya menepuk-nepuk punggung Ega.

Ega mendengkus. "Gue bukan bayi," sergah Ega sebal.

Cairo hanya terkekeh mendengar ucapan Ega. Ia berjalan menghampiri kedua sahabatnya, lalu duduk diatas ranjang king size milik Ega. "Jadi sekarang hubungan lo sama Soraya gimana?" tanyanya dengan ekspresi yang cukup serius.

Ega menghela napasnya panjang." Ya gitu, datar-datar aja. Soraya cuma nganggep gue adiknya." Ega berucap lirih.

Cairo dan Mahesa merasa iba melihat wajah frustrasi milik Ega.

"Lo pernah bilang ke Soraya tentang perasaan lo, Bro?"

Ega menggeleng membuat kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa ketawa? Emang ada yang lucu?"

"Lucu banget malah, Bro." Mahesa menjawab di sela tawanya.

Ega diam tidak mau menanggapi ucapan Mahesa, antara kesal dan tidak mengerti kenapa mereka menganggapnya lucu.

"Ega, Ega. Gua akuin IQ lo memang di atas rata-rata, tapi kalau nyangkut masalah perasaan, lo memang bego," Cairo tertawa sambil menepuk pundak Ega. "Memang lo pikir Soraya itu HP yang bakalan langsung connect kalau lu kasi sinyal-sinyal doang?"

"HP aja kadang-kadang loadingnya lama kalau nerima sinyal, apa lagi eneng Soraya. Pantes aja eneng Soraya kaga ngeh-ngeh sama cintamu Bang Rega," timpal Mahesa diakhiri dengan cekikikannya dan Cairo.

Ega mencerna apa yang diucapkan ke dua sahabatnya."Terus gue harus gimana?" tanyanya sudah mulai lelah untuk berpikir.

"Kalau menurut gue, lo harus ungkapin perasaan lo ke dia secepatnya. Biar dia tau kalau lo punya harapan lebih sama dia, bukan sekedar dianggap adiknya aja," Cairo mulai berbicara serius pada Ega.

FREAK LOVEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu