2. Berhasil

2.2K 177 208
                                    

Seorang anak laki-laki tanggung berdiri takjub di depan sebuah gerbang sekolah, wajahnya menengadah menatap tulisan besar di atas pintu pagar besi berwarna hitam yang bertuliskan SMAN 1 BOGOR dengan senyuman mengembang di wajahnya.

Akhirnya, gue berhasil selangkah lebih maju untuk mendapatkan apa yang gue inginkan. Thanks God.

Hari ini adalah hari pertama Ega mengikuti masa orientasi di SMA. Jika kebanyakan anak-anak sekolah pada umumnya malas bahkan tak ingin mengikuti kegiatan MOS yang dirasa penuh intimidasi dan bullying, Ega malah sangat antusias dan senang untuk mengikutinya.

Apa lagi kalau alasannya bukan karena Soraya. Gadis cantik bersenyum manis, si pencuri hati Ega sejak dua tahun lalu. Sorayalah yang menjadi motivasi Ega untuk segera meninggalkan bangku SMP, dan berpindah ke bangku SMA dalam waktu yang lebih singkat dari yang seharusnya.

Brukkk!!

Seorang laki-laki berseragam biru putih menabrak tubuh Ega dari belakang.

"Awwwss, "Ega meringis, merasakan punggungnya yang terasa sedikit ngilu. "Santai dong. Grumusuh amat!" ucap Ega kesal.

"Sorry, Bro." sahut anak lelaki itu dengan napas yang tersengal. Punggungnya membungkuk, dan kedua tangannya memegang lutut dengan wajah yang bercucuran keringat.

"Itu ...," ia kembali meneruskan ucapannya yang sempat terhenti seraya  menunjuk pintu pagar sekolah yang akan ditutup oleh security.

Ega menoleh dan terkejut. "Mampus," umpatnya. Sontak, ia berlari menuju gerbang sekolah yang hampir tertutup sempurna diikuti anak laki-laki itu di belakangnya.

"Maaf, Pak. Jangan ditutup dulu!" Ega berteriak membuat security yang bertuliskan Hartono pada nametag-nya menahan laju pagar yang hampir tertutup sempurna.

"Waduh ... gimana sih, baru masuk udah telat aja," cecar Tono. Kepalanya menggeleng sembari menatap kedua siswa di hadapannya dengan seksama.

"Hehehe, maaf Pak. Saya janji besok gak akan telat lagi, Pak," sahut anak laki-laki yang berdiri di samping Ega seraya mengangakat jari telunjuk dan jari tengahnya keudara.

"Iya, Pak. Boleh ya kami masuk?" Ega ikut menimpali dengan wajah memelas andalannya.

Hartono menghela napas. Niat hati ingin menegakan peraturan, namun apalah daya, hatinya yang mudah tersentuh, mendadak iba melihat keadaan dua sisawa yang tampak lelah dan aut-autan. "Yudah, masuk sana! Awas ya kalau besok terlambat lagi!" peringat Tono tegas.

"Kalian langsung kelapangan aja," imbuhnya setelah menggeser pintu gerbang dan mempersilahkan Ega dan anak lelaki itu untuk masuk.

"Makasih ya, Pak," ucap keduanya kompak,  lantas bergegas  lari menuju lapangan.

"Bro, siapa nama lo?" tanya anak laki-laki itu pada Ega.

Sejenak Ega terdiam memerhatikan wajah lelaki di hadapannya. "Gue, Rega," katanya kemudian sembari mengulurkan tangan.  "Lo?"

"Nama Gue, Cairo." Cairo menjabat uluran tangan Ega, yang dibalas dengan senyuman hangat dari lelaki itu.

Belum sempat Ega dan Cairo melepaskan jabatan tangan mereka, tiba-tiba terdengar suara seseorang menginterupsi.

"Woii!  Lo anak baru. Ngapain disitu?!"
Ega dan Cairo terkejut setengah mati melihat seorang senior laki-laki yang berjalan mendekat kearah mereka.

"Ck, hebat ya kalian. Hari pertama udah telat," kata senior itu sinis.

"Maaf, Kak." Ega dan Cairo menjawab serempak. "Kita janji, gak akan terlambat lagi," tambah Ega.

FREAK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang